BAB 3

106 3 0
                                    

Beberapa hari kemudian...

Citra tengah memakirkan motornya di area parkir sekolah. Tiba tiba datang motor yang lain dan parkir di sebelahnya. Citra pun melihat kesampingnya. Adly membuka helmnya. Dia menatap kesebelahnya. Dia terkejut. Citra juga gak kalah terkejut.

"Naik motor juga?" tanya Adly.

"Iya." jawab Citra singkat.

Adly tersenyum. Citra hanya biasa aja.

"Yaudah. Aku mau kekelas dulu ya. Bye." ucap Adly.

Citra menganggukkan kepalanya. Lalu Adly langsung pergi dari parkiran itu. Citra menatap kepergian Adly. Dia menepuk jidatnya. Dia baru ingat belum minta maaf sama cowok itu. Lalu dia bersikap gak peduli lagi.

"Nanti juga ketemu lagi." ucapnya.

Citra langsung pergi dari parkiran itu. Lalu menuju kelasnya.

****

Istirahat...

Mila asyik berbincang bersama teman sebelahnya. Dari arah berlawanan Cantika atau biasa di sapa Tika lewat bersama dua orang temannya. Tiba tiba teman Tika gak sengaja menyenggol Mila. Otomatis minuman yang dipegang Mila jatuh dan air minuman itu kena sepatu Tika.

Tika langsung marah. Mila menatap Tika takut. Dia terkejut dengan kejadian ini.

"Lo...! Lo gak punya mata ya?" ucapnya marah.

"Maaf. Aku gak sengaja." ucap Mila.

Tika yang kesal lalu mendorong Mila. Mila pun terjatuh. Tika langsung menatap Mila tajam.

"Makanya.. Kalau punya mata tuh dipake." ucapnya.

Dari jauh, Citra melihat kejadian itu. Dia terkejut Mila ada di situ. Dia langsung menghampiri mereka.

Sementara itu, Tika langsung mengambil minuman teman Mila dan dia langsung menyiram Mila. Tika tertawa puas bersama teman temannya.

Semua orang melihat itu. Dan mereka pun mengerubungi mereka.

Citra langsung masuk ke area kerubunan itu. Dia menatap Mila.

"Lo gak apa apa?" tanyanya.

Mila mengangguk. Citra menatap Tika dengan pandangan amarahnya. Sedangkan Tika hanya tersenyum miring menatap Citra.

"Wah.. Pahlawan kita datang." ucapnya sambil tertawa.

Citra sudah mengepalkan tangannya kuat.

"Hai... Citra. Lo mau jadi pahlawan ya?" ucap Tika lagi.

"Ya. Kenapa?" tanya Citra.

"Gak apa apa sih." jawab Tika.

Tika langsung memberikan tempat minum tadi ke Citra. Citra bingung. Lalu tiba tiba Tika bersorak..

"Ibu Mey... " panggilnya.

Bu Mey memang sudah di panggil sama salah satu murid yang menonton tadi. Lalu dia cepat cepat menghampiri kerubunan itu.

Sementara itu, Adly dan kedua temennya heran dengan banyaknya anak murid yang berkumpul dan membuat gerombolan. Dia hanya menatap kearah tersebut.

Di tempat itu, Bu Mey langsung melihat kejadian itu. Dia menatap Mila yang sudah basah dan temannya. Lalu kemudian pandangannya ke arah Citra. Dia melihat Citra memegang tempat minuman untuk mengguyur Mila. Dia menatap marah.

"Citra!! Kamu ini ya! Bisa gak sih kamu satu hari ini aja jangan buat onar!" ucapnya marah.

Citra menunduk dan menatap tempat minuman itu. Dia pasrah dengan segala hukuman yang akan diberikan. Bukannya dia takut melawan Tika, dia hanya ingin tak ada pertengkaran lagi. Lebih baik dia mengalah.

"Nak.. bawa Mila ke toilet untuk membersihkan badannya." ucap Bu Mey kepada teman Mila. Mereka berdua langsung pergi.

Bu Mey kembali melihat Citra.

"Citra kamu keruangan saya sekarang!" ucapnya.

Bu Mey langsung berlalu. Citra langsung mengikuti Bu Mey dari belakang. Tak lama gerombolan itu bubar. Tika menatap datar ke arah Citra. Lalu dia berlalu.

Di ruangan BP

Bu Mey menatap Citra marah. Dia sangat marah. Citra hanya bisa diam.

"Kamu ini, kok bisa sih kamu lakuin itu Citra. Dulu kamu gak sampai seperti ini. Kenapa kamu makin parah Citra. Kamu sadar sekarang kamu kelas tiga. Kamu adalah panutan untuk adik adik kelasmu. Lalu kenapa kamu lakuin ini?" ucap Bu Mey lemah.

Citra hanya diam. Dia tak mau melawan Bu Mey.

"Baiklah. Ibu mau tanya, benar kamu lakuin itu, Citra?" tanyanya.

Citra hanya diam. Bu Mey menghela nafasnya.

"Baiklah kalau begitu. Jujur, saya kurang percaya kalau kamu yang lakuin itu. Sebandel bandelnya kamu, kamu gak pernah bully temanmu. Tapi, karena bukti sudah kuat, ibu akan menskors kamu. Besok orang tua kamu harus datang. Saya akan menelponnya. Dan bawalah surat ini." ucapnya sambil menyerahkan surat panggilan orang tua.

Citra menerima itu. Lalu Bu Mey menyuruhnya untuk pergi. Citra pun langsung pergi.

****

Pulang sekolah...

Citra memasukkan bukunya ke dalam tas. Mila melihat Citra. Citra lalu mengunci tasnya. Mila langsung bertanya pada Citra.

"Citra..." panggilnya.

Citra menatap Mila. "Ada apa?" tanyanya to the point.

Mila gugup. "Em... Kamu di beri hukuman apa sama Bu Mey?" tanyanya.

"Di skors." jawab Citra singkat.

Mila terkejut. Dia merasa bersalah.

"Kamu gak apa apa kan?" tanya Citra.

"Udah enggak apa apa kok." ucap Mila.

Lalu Citra langsung berdiri. Dia lalu memakai tasnya.

"Yaudah. Gue cabut dulu ya." ucapnya.

"Tunggu... Citra!" ucap Mila.

Citra berhenti. Lalu menatap Mila.

Mila tersenyum. "Makasih, Citra." ucapnya.

"Ya." jawab Citra.

Citra langsung pergi dari kelasnya. Mila menatap kepergian Citra. Dia merasa lega. Lalu dia juga pergi dari kelasnya.

###

Vote dan comen..

Cinta Untuk CitraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang