1

5.3K 355 130
                                    

Intro : Missing You

>>cerita ini akan memakai alur maju mundur. Alias banyak flashback. Jadi kalo bingung langsung komen yaw. Plus, jika cerita memakai huruf miring berarti itu lagi flashback. Oke? Selamat membaca<<









[Seokjin POV]

Putih. Putih. Dan putih. Semua yang kulihat satu warna. Aku tak bisa melihat warna lain disini. Aku bosan, namun tak ada yang bisa kulakukan. Warna putih ini mengurungku. Apa kalian tau dimana aku berada sekarang? Aku berada disebuah ruangan yang semua orang jauhi. Tak ada yang mau sepertiku. Aku ditempat dimana perkataanku tak akan pernah dihargai.

Rumah.

Sakit.

Jiwa.

Iya, aku berada di tempat terkutuk ini. Aku berada disebuah ruang yang tak akan bisa kutembus. Apa aku gila? Bagaimana menurut kalian? Apa aku terlihat seperti orang gila? Orang diluar sana merasa iba denganku. Kaya, tampan namun gila, buat apa? Mereka membicaranku seperti itu, seolah mereka sudah benar dan tau segalanya.

Aku katakan kepada kalian semua, aku tidak gila. Aku bukan orang gila. Apa kalian akan berpikir, tak ada orang yang akan mengaku gila entah orang itu gila sungguhan atau enggak? Sesungguhnya, aku tak ingin meyakinkan kalian, tapi aku tak tahan untuk diam. Jadi, aku katakan kalau aku tidak gila.

Lalu kenapa aku berada disini?

Untuk pertanyaan itu, apa pantas aku bilang jika aku dijebak? Pantas tak pantas memang begini keadaannya. Aku dijebak oleh orang-orang yang lebih gila lagi.

Asal kalian tau, ini tahun ke tigaku di rumah sakit jiwa. Selama itu? Apa aku menikmatinya? Tentu saja! Hidup itu bukankah untuk dinikmati? Ck.

Jujur, aku stress di awal. Namun aku tak ingin ikutan gila, jadi kuputuskan untuk menikmati hidup ini.

Sebenarnya, rumah sakit serba putih ini bukanlah rumah sakit jiwa yang kutempati sebelumnya. Aku baru dua hari di ruangan ini. Aku rasa ini rumah sakit jiwa yang mahal. Aku tidak tahu apa alasan mereka memindahkanku. Dan aku tak mau peduli.

"Kim Seokjin, ini makan siangmu," suara panggilan dari perawat. Aku menatap malas makanan yang tergeletak dilantai. Makanan itu dimasukkan melalui bagian bawah pintu dimana ada kotak yang bisa dibuka untuk memasukkan makanan. Cih, melihatnya saja aku merasa seperti anj***.

Apa perawat sama gilanya dengan yang dirawat? Kenapa mereka memperlakukan manusia selayaknya hewan? Ini yang tak kusuka dari tempat baruku. Tempat lamaku memang tak luas tapi setidaknya mereka masih menghargaiku sebagai manusia. Tapi disini? Mereka terlalu jaga jarak. Tak seharusnya mereka menjaga jarak. Toh, mereka masuk aku juga tak akan menjambak atau mencakar mereka. Dasar, kerja di rumah sakit jiwa tapi takut dengan orang gila.

Aku melanjutkan kegiatan melamunku. Tak ada yang bisa kulakukan di tempat baru ini. Sebenarnya aku ingin meminta mereka untuk menyiapkan rak kecil beserta buku-bukunya. Tapi aku tak tahu harus bicara dengan siapa. Mereka tak ada yang mau mendekat. Bahkan dokterpun belum memeriksaku. Bagaimana bisa mereka mengetahui perkembangan pasiennya jika mereka tak menyentuh pasiennya sama sekali? Lagi-lagi aku mengkritik rumah sakit baruku ini. Tapi aku hanya meyuarakannya dipikiranku saja.

WHO YOU ARE [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang