13

1.2K 166 194
                                    

Fakta Yang Lain





[Irene POV]

Aku mendapat telepon dari Chaeyong. Lagi-lagi dia terbangun. Aku kagum sekaligus kesal dengan Joohyun. Aku kagum karena dia masih ingin bangun. Tapi aku kesal. Aku tak bisa membunuhnya, tapi jika dia terus menerus berusaha bangun, bisa hancur semua yang ku rencanakan. Aku tak boleh membiarkan dia terbangun dan merusak kehidupanku yang sudah sempurna ini. Sudah cukup aku dulu mengalah karena dunia hanya melihat kearahnya. Tapi sekarang tak lagi. Aku tak boleh membiarkannya.

Aku sekarang memberikan tugas baru untuk laboran-laboranku. Tugas untuk membuat vaksin yang lumayan keras. Bisa membuat saraf motorik lumpuh. Mungkin itu satu-satunya cara agar aku bisa membuat Joohyun terdiam selamanya.

Aku sedang berjalan menuju rumah sakit. Kakiku berpijak pada halaman depan yang sesungguhnya tak begitu luas ini. Aku tak pernah tersenyum ketika memasuki rumah sakit ini. semua sudah tau aku adalah orang yang selalu memasang wajah angkuh jika berada di rumah sakit. Dan aku tak peduli jika imageku jelek dihadapan perawat-perawat yang bekerja disini.

Baru beberapa langkah, aku mendengar ada seseorang memanggilku. Tidak, dia tak memanggil nama Irene. Tapi nama yang lain.

"Bae Soohyun," aku mendengarnya lagi. Aku tidak sedang bermimpi. Aku benar-benar mendengarnya. Perlahan, dengan mengatur mimik datar andalanku , aku mencoba melihat siapa dia.

"Aku tau, kau Bae Soohyun. Aku tak pernah salah mengenali putriku," dia lagi. Jujur, aku tak menyukai kehadirannya. Dan bagaimana bisa dia berada disini?

"Ayah tau, kau membenci ayah. Tapi ayah mohon, pulanglah... Dan mari kita cari Joohyun bersama. Ayah selama ini kesepian," aku masih diam. Aku hanya menatapnya dengan tajam. Apa dia bilang tadi? Mencari Joohyun? Bahkan mencari ke ujung duniapun kau tak akan bisa menemukannya, karena Joohyun ada bersamaku sekarang.

"Kenapa kau diam saja?.. uhuk.. uhuk," dia berjalan mendekat. Aku acuh. Sama sekali tak peduli.

"Ayah ingin memelukmu sejenak... Bolehkah?" dia berjalan dengan kedua kaki lemahnya itu ke arahku. Mendekat kearahku. Aku tak peduli dengan drama ini lagi. Lebih baik aku pergi dari sini.

Aku tak bisa pergi. Langkahku tertahan ketika aku akan meninggalkan tempatku berdiri. Dia memegang tanganku.

"Lepas.."

"Tidak sebelum kau membalas pelukan ayah.."

"Jangan bikin malu dirimu sendiri. Lepas."

Dia masih bersikeras. Aku sungguh benci drama seperti ini. Kutarik paksa tanganku hingga dia terjatuh. Aku tak peduli. Aku hanya ingin terus melangkah masuk ke dalam gedung rumah sakit ini. Bagaimana dengan karyawan atau perawat yang melihat kejadian tadi? Mereka berpura-pura bekerja. Mereka takut jika aku memergoki mereka yang menonton gratis adegan tadi. Dasar bodoh. Aku tau kalian semua menyaksikannya. Tapi aku sedang tak ingin mempermasalahkannya.

*

[Author POV]

Yeri berlari menghampiri Woohyun. Dia membantu lelaki tua yang rapuh itu berdiri. Dia sama sekali tak menyangka jika Irene tega melakukan hal kasar pada orang tua. Dalam hati dia mengutuk perbuatan Irene.

WHO YOU ARE [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang