6

1.4K 195 95
                                    

I'm Not Her



[Author POV]

Pagi-pagi sekali, Irene mendatangi rumah sakit milik kekasihnya. Dia dengan santainya memasuki gedung besar itu tanpa merasa ngeri sedikitpun. Karena keadaan disekitar masih gelap, dan wanita itu tanpa rasa takut memasukinya. Lorong gelap menambah kesan menakutkan dari sebuah rumah sakit. Tapi hal tersebut tak membuatnya mengurungkan niat untuk memasuki gedung rumah sakit jiwa itu.

Dia berjalan langsung menuju ke laboratorium. Memang seperti inilah kebiasaan aneh wanita ini. mendatangi laboratorium rumah sakit di pagi buta untuk meminta beberapa vaksin.

"Aku mendengar sedikit kecerobohan kemarin," kata Irene. Dia kini duduk di sofa yang ada di dalam laboratorium itu. Dengan menyilangkan kakinya, dan tatapan dingin yang mengintimidasi membuat seseorang didepannya hanya bisa menunduk.

"Maaf, dokter. Kami sedikit mengalami kesalahan saat pengiriman paket itu. Tapi saya sudah bisa mengatasinya."

"Untung ada dirimu, Chae. Aku tak perlu khawatir lagi dengan apa yang aku perintahkan selama ada kau. Selain itu tak ada masalah, kan?"

"Em.. tidak, dokter. Tak ada masalah apapun. Semua baik-baik saja."

"Baguslah, berikan aku seperti biasanya."

Mendengar permintaan sang Dokter atau lebih tepatnya, atasannya membuat Chaeyong bergegas mengambil apa yang dibutuhkan. Tiga botol cairan bening yang dimasukkan kedalam botol kecil dan tiga buah jarum suntik.

"Apa perlu oksigen, dok?"

"Stok masih ada. Aku hanya butuh cairannya saja."

Chaeyong mengangguk. Dia segera memasukkan apa yang diambilnya kedalam sebuah tas kecil. Sedikit berlari karena tak ingin membuat Irene menunggu. Apa yang Chaeyong lakukan membuat Irene tersenyum puas. Dia sangat bangga dengan tangan kanannya yang sangat setia kepadanya.

"Kerja bagus. Aku pergi dulu," Irene segera meninggalkan Chaeyong. Seolah terbebas dari belenggu, membuat Chaeyong bahagia saat Irene keluar dari laboratorium itu.

"Untung... Aku harus bisa menutupi kejadian semalam. Aku akan melaporkannya saat aku tau kejelasan identitas Yeri," gumam Chaeyong.

Sementara itu, Irene meneruskan langkahnya menuju lift yang berada di ujung koridor VIP. Lift itu membawanya ke tempat yang tak pernah dipikirkan oleh manusia. Ruang rahasia yang berada di bawah tanah. Irene menekan tombol bintang, seketika lift bergerak turun. Memang hanya Irene dan Namjoon lah yang boleh menggunakan lift itu. Staff dan yang lainnya menggunakan lift lain yang telah disediakan.

Lift terbuka menampilkan lorong khas bawah tanah yang gelap. Irene mampu berjalan dengan lancar, tanpa tersandung atau ketakutan. Dia sudah biasa melewatinya. Hingga di ujung lorong gelap itu, dia membuka pintunya. Ruangan dibalik pintu sangat terang. Berbanding terbalik dengan lorong diluarnya yang sangat gelap. Ruangan yang sama dengan ruangan tempat pertemuannya dengan Namjoon tempo hari yang lalu.

Dia segera memasuki sebuah ruang yang bertuliskan 'Bae's Room'. Senyum miring muncul ketika pintu ruangan itu tertutup. Wanita yang mengenakan softlens abu-abu sebagai ciri khasnya itu segera mengeluarkan apa yang dia bawa. Dia akan memulai rutinitas mingguannya sekarang.

WHO YOU ARE [JINRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang