The Last
isualisasi Irene
Joohyun menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sesuai permintaan Myungsoo, Joohyun dan ayahnya pindah kerumah. Dan kamar milik Yeri ditempati Joohyun sementara waktu, karena Joohyun nantinya pasti akan ikut tinggal dirumah Seokjin.
Taehyung masih sering merasa canggung pada keluarga kandungnya, tapi tiap kali mengingat Yeri, dia berusaha untuk bersikap biasa dan alami. Myungsoo masih mengambil cuti karena dia sendiri belum siap kembali bekerja. Bayang-bayang Yeri masih menghantuinya. Sementara Taehyung, mau tak mau dia sudah harus kembali bekerja.
"Kau sudah siap?" Joohyun menyapa adiknya. Demi melihat senyum Joohyun dan kesembuhan total dari traumanya, Taehyung menerima jika dia dipanggil Joohyuk.
Taehyung hanya mengangguk. Suasana canggung. Tapi Joohyun berusaha tersenyum dan mencairkan suasana kembali.
"Sarapanlah. Aku akan siapkan bekal untukmu," kata Joohyun.
"Aku akan sarapan bersama dengan papa dan ayah."
Jawaban Taehyung membuat Joohyun tersenyum. "Baiklah. Aku akan menyiapkan bekal untukmu."
"Tak perlu, kak. Aku tak biasa bawa bekal."
Joohyun menggelengkan kepalanya. "Kau harus membawa bekal. Aku tak menerima penolakan."
Suara bel berbunyi. Joohyun baru saja akan bergerak untuk kedepan membukakan pintu, tapi Taehyung melarangnya.
"Kakak sedang dalam masa pemulihan. Jangan terlalu banyak berlarian seperti itu. biar aku saja."
Tak berapa lama, muncul Seokjin dan Taehyung bersamaan. Seokjin memang rutin melihat keadaan Joohyun sebelum pergi ke kantornya. Begitu juga ketika pulang dari kantor. Jika ada jadwal check-up, Seokjin yang paling rajin untuk mengantar sang kekasih.
"Kau datang? Aku sudah siapkan sarapan juga untukmu."
Seokjin tersenyum bahagia melihat Joohyun sudah tersenyum dengan lebar. Masih ada duka memang di keluarga itu, tapi bukan berarti mereka harus selalu murung.
"Aku akan bawa bekal yang sudah kakak siapkan. Aku akan sarapan di kantor. Inspektur Min sudah menerorku," kata Taehyung. Dia segera pamit dan membiarkan keluarganya sarapan.
Suasana sarapan sangat bersahabat. Myungsoo berusaha membangun suasana agar hidup. Seokjin turut membantu. Dia berusaha membuat Woohyun tersenyum kembali. Dan itu berhasil.
Sarapan usai, Seokjin mulai pamit. Joohyun, sebagai calon istri yang baik mengantarkan Seokjin hingga ke pintu utama rumah itu.
"Apa itu?" Joohyun menunjuk pada sebuah botol kaca yang didalamnya ada sebuah kertas. Seokjin mengambil benda aneh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO YOU ARE [JINRENE]
Fiksi PenggemarI know U, but I don't know U... I'm alive, but I'm dead... I live for my ambition... --- This is my first story about Jinrene. Semoga suka, bahasa berusaha untuk memakai tata bahasa baku dengan benar. . ~Lily~ ~ cover by Kak Dian @Dlestari365 ~