Advice #8

2K 295 68
                                    

Taeyeon dan Seulgi menggunakan kereta menuju Busan.

Sepanjang perjalanan Taeyeon terus saja bungkam. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

TAEYEON POV

Stephanie Hwang, Tiffany. Bagaimana bisa gadis itu bisa selalu mengingat kejadian-kejadian sebelumnya? Padahal aku sudah sering menatap matanya.

Selama ini hanya Seulgi yang bisa melakukan hal itu, itu pun karena Seulgi bukan sekedar manusia biasa.

Apa mungkin dia juga seperti Seulgi, atau dia sama sepertiku? Tapi aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa dari dirinya, atau apa mungkin belum?

" aarrgghh...kenapa wajahnya terus memenuhi otakku?!! "

" Yeonie? Gwenchana? "

" ah, aku gak apa-apa, Ddeul. Mian "

Kenapa gadis manja ini membuatku gelisah?

Aku harus membicarakan ini pada Paman Jiyong. Beliau pasti tahu apa artinya ini semua.

TAEYEON POV END

••••••°••••••°•••••••°••••••°•••••••°•••••••°

Sekitar lima belas menit kemudian, tibalah mereka di Busan. Taeyeon dan Seulgi menaiki busway menuju rumah paman mereka.

Setengah jam kemudian, setelah berjalan cukup jauh ke arah timur dari halte, sampailah mereka di tepi hutan dengan dua batang pohon besar yang menjulang tinggi.

Taeyeon mendekat ke pohon di sisi kiri, kemudian mengusap menggunakan ibu jarinya. Dalam sekejap, dua batang pohon itu perlahan berubah menjadi sebuah gerbang besar berhiaskan simbol naga emas di seluruh permukaannya.

Dari luar, manusia biasa hanya akan melihat sebuah hutan. Namun berbeda halnya dengan Taeyeon dan Seulgi, yang mereka lihat adalah sebuah rumah megah dengan arsitektur bergaya Eropa kuno.

Taeyeon dan Seulgi pun mulai memasuki halaman rumah tersebut. Rumah itu sangat mewah, namun juga sangat sepi. Itu dikarenakan sang pemilik rumah, Kwon Jiyong dan istrinya belum juga dikarunia seorang anak.

" paman Jiyong... "

Seorang lelaki yang sedang menikmati kopi paginya di ruang tengah itu menoleh perlahan.

" Taeyeon-ah? "

" annyeong, paman Ji "

Seulgi yang bersembunyi di balik punggung Taeyeon memberikan eye smile-nya.

Dengan cepat, Jiyong meletakkan cangkirnya di atas meja, lalu segera menghampiri dua gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu.

" akhirnya kalian datang kesini juga. Kemarilah "

Jiyong merentangkan kedua tangannya. Taeyeon dan Seulgi langsung berhambur ke dalam pelukan paman mereka.

" aigoo...kalian cepat sekali tumbuh besar. Dan kamu Seulgi, paman rasa Unniemu pasti selalu merasa iri denganmu. Bukan begitu? "

" berhentilah mengejekku, paman Jiyong. Aku tahu apa yang paman pikirkan "

Taeyeon menatap datar pamannya lalu membuang mukanya sambil mengerucutkan bibir. Pamannya memang sangat suka meledeknya karena tubuh pendek yang ia miliki.

" hahaha...masih saja seperti anak kecil kamu ini, Taeyeon-ah ...mari paman antar ke kamar kalian. Paman tahu kalian pasti capek "

Taeyeon dan Seulgi mengangguk, lalu mengekor di belakang paman mereka menuju lantai dua.

She's A MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang