Oops! #18

1.8K 315 54
                                    


"kalian harus tinggal bersama. Agar kalian bisa menjaga mereka. Bagaimana pun juga ini sudah aturan dari para leluhur Arc. Jika kalian menolaknya, nyawa kalian juga jadi taruhannya"

"t-tinggal bersama?", Taeyeon bergantian menatap pamannya dan juga Tiffany. Tentu saja Tiffany terlihat senang mendengar hal itu, namun tidak dengan Taeyeon

"apa tidak ada cara lain paman?", Taeyeon mulai gelisah

"tidak ada. Hanya ini satu-satunya cara"

"ah, baiklah"

"tentang akar permasalahan ini, apa kamu sudah menceritakannya pada Tiffany?", Jiyong bertanya pada Taeyeon sambil melihat ke arah Tiffany. Taeyeon menggeleng

"apa perlu aku yang menjelaskannya?"

"tidak perlu paman. Aku sendiri yang akan melakukannya"

"baiklah. Silahkan"

"tapi tidak sekarang. Aku akan berbicara berdua saja"

"ah, oke. Dan kamu Seulgi-ah, bagaimana denganmu?", kini  Jiyong duduk menghadap Seulgi

"aku sudah menjelaskannya paman"

"hmm, baiklah. Kamu tahu sendiri konsekuensinya, paman tidak akan menjelaskannya lagi"

Seulgi mengangguk

"baiklah, aku rasa masalah ini telah selesai. Kalian bisa kembali", ucap Jiyong kemudian kedua pasangan itu bangkit dan membungkuk lalu undur diri dari hadapan sang paman

Seulrene kembali ke kamar Seulgi yang kini sudah menjadi kamar mereka berdua. Sedangkan Taeny masih diam di depan pintu

"kamu mau aku kembali ke kamarku---atau----"

"masuklah. Aku ingin membicarakan hal yang sangat penting denganmu", ucap Taeyeon sambil membukakan pintu untuk Tiffany. Tiffany mengangguk lalu masuk ke dalam kamar Taeyeon

###




"sayang, kenapa akhir-akhir ini kamu pendiam sekali?"

Jessica menatap tangan Yuri yang telah melingkar di perutnya. Tubuhnya yang memang selalu dingin, merasakan kehangatan lewat pelukan yang Yuri berikan

"bukankah dari dulu aku memang tidak banyak bicara"

"bukan itu. Maksudku, kamu sedikit berbeda. Beberapa hari ini bahkan kamu mendiamkanku. Apa aku melakukan sebuah kesalahan?"

Jessica sedikit tertegun mendengar perkataan kekasihnya. Ia membalikkan tubuhnya, melingkarkan tangannya pada leher Yuri

"kamu tidak melakukan apa-apa. Aku hanya----", Jessica menggantungkan ucapannya

"katakan saja"

Jessica menundukkan kepalanya

Apa aku harus menceritakannya? Dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku –Jessica

"aku----"

Yuri mengangkat dagu Jessica, kemudian mengecup bibirnya dengan lembut

"tidak perlu bercerita jika itu akan mengganggu pikiranmu sayang. Aku hanya ingin kamu tahu, aku akan selalu berada disini untuk mendengarkan segala keluhanmu"

Ini---inilah kelemahan Jessica. Sikap hangat dan lembut Yuri yang selalu menggoyahkan benteng hatinya

"Ayah---"

She's A MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang