Second Time #10

1.9K 301 36
                                    

Taeyeon pov

"udah selesai kan makannya?"

Tiffany menegakkan kepalanya menatapku. Aku belum pernah menatap mata manusia selama ini sebelumnya. Yaah, mungkin pernah. Dan itu sudah lama sekali. Di hari ketika orangtuaku-- ah, lupakan

"kenapa?"

"kalau udah selesai, aku mau pulang"

"yaah, bisakah kamu nemenin aku seharian ini? Aku bolos mata kuliah siang ini"

"ngapain kamu bolos?"

"moodku lagi buruk"

Dia jujur. Ada sesuatu yang merusak moodnya hari ini. Haruskah aku menanyakannya? Ah, tapi aku tidak mau terlalu ramah padanya

"ada cewek yang membuatmu kesal tadi pagi"

Tiffany mengangguk

"tunggu dulu, gimana kamu bisa tau?"

"aku cuma nebak"

"hmm...yeah. Moodku jelek sejak tau kamu gak masuk kuliah hari ini, ditambah lagi aku gak sengaja bertabrakan sama cewek yang eeerrgghh-- judes banget. Udah tau dia yang jelas-jelas nabrak aku duluan, tapi dianya gak mau minta maaf lalu berjalan seolah-olah aku gak ada disana. Uugh! Apa semua orang disini harus menyebalkan??"

Menyebalkan? Aku rasa aku telah salah jika harus bersikap ramah pada gadis ini

"aku pulang"

Aku bangkit dari kursi dan bermaksud keluar dari tempat ini secepatnya. Dia membuatku menyesal telah bersikap baik padanya

"eits, kamu mau kemana Tae?"

Tiffany menahan tanganku

"kau bilang semua orang disini menyebalkan bukan?"

"b-bukan gitu maksudku Tae. Maksudku iya- eh, gak....maksudku gak semuanya. Emang sih kamu menyebalkan, awalnya. Tapi cuma kamu temanku Taeyeon-ah"

"sejak kapan kita berteman?"

"sejak awal pertemuan kita"

Otakku memutar kembali kejadian-kejadian hari pertama Tiffany di kampus. Ketika ia selalu menggangguku

"udahlah, aku gak mau punya teman"

Aku melepaskan tangan Tiffany. Lalu ia tiba-tiba berdiri di depanku

"kenapa?? Kenapa kamu gak mau punya teman? Kenapa kamu gak pernah bicara sama orang lain? Dan kenapa aku gak pernah liat kamu ketawa? Ah, jangankan ketawa, senyum aja gak pernah"

"DIAM!!"

Tiffany terdiam

Tiba-tiba ucapan Paman Jiyong terngiang di telingaku. Astaga, apa yang telah aku lakukan?

"m-maksudku bukan..."

Tiffany mundur perlahan, kemudian ia berlari meninggalkanku

Apa dia ketakutan? Ya Tuhan, aku mohon. Jangan sampai hal itu terulang lagi. Kumohon jangan

Tanpa pikir panjang, aku keluar dari toko dan mengejarnya

"Tiffany!! Tunggu!"

Ia terus berlari tanpa menghiraukanku. Tanpa menyerah aku terus mengejarnya hingga pada akhirnya aku berhasil menangkap tangannya

"Fany-ah, kumohon berhentilah"

Tiffany terus menunduk tanpa mau menatapku

"Fany-ah...."

She's A MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang