"ah, maaf unnie"
Seulgi menahan bahu Irene yang semakin mendekatkan tubuhnya. Namun sial, semakin Seulgi memundurkan tubuhnya, Irene juga semakin mendekatkan tubuhnya
"berhentilah unnie"
"kenapa? Apa aku tidak menarik bagimu?"
"bukan begitu"
"apa aku kurang cantik untukmu?"
"tentu saja unnie cantik. Sangat cantik malah------ ups", Seulgi menutup mulutnya yang tak mau bekerja sama dengan otaknya. Sial
Irene tersenyum. Sambil terus menatap mata Seulgi, ia menggenggam jemari Seulgi
"lantas, kenapa kamu terus menolakku Seul? Ayolah, aku sangat menyukaimu", Irene membelai rahang Seulgi dengan tangan halusnya
"jika unnie terus bertingkah seperti ini karena masa lalu unnie, tolong berhentilah. Lagi pula aku tidak suka skinship"
Bagai tersambar petir dewa Zeus, Irene terdiam kaku. Bagaimana bisa Seulgi mengetahui masa lalunya? Dengan wajah shock bercampur sedih dan amarah, Irene mundur perlahan. Kemudian ia terduduk di sudut kaki ranjangnya sambil memeluk kedua lututnya
'apa aku udah keterlaluan ya mengatakan hal itu?' -Seulgi
Seulgi merasa bersalah karena telah mengungkit masa lalu Irene yang mungkin terlalu menyakitkan
Samar-samar, terdengar suara isak tangis
'dia nangis?' -Seulgi
Seulgi melihat bahu Irene yang naik-turun
'ah, sial. Kenapa aku buat dia nangis sih? Aku harus gimana?' -Seulgi
Seulgi perlahan mendekati Irene kemudian duduk di sampingnya
"unnie-"
Tidak ada sahutan. Irene terus menahan suara isaknya
"unnie, maafin aku"
"udahlah Seul. Kamu gak salah.....hiks"
"unnie-", Irene masih terus terisak. Seulgi paling tidak tahan melihat seseorang menangis di hadapannya. Tanpa pikir panjang, Seulgi menarik tubuh Irene lalu memeluknya
Irene cukup terkejut dengan perlakuan Seulgi padanya
"katanya kamu gak suka skinship? Kenapa memelukku?---- hiks"
"untuk sementara, aku bisa lupain itu---- berhentilah menangis"
Irene menyandarkan kepalanya pada leher Seulgi. Berusaha menghentikan tangisnya
"kenapa kamu bisa tahu masa laluku?"
"unnie belum mengenalku"
"jadi, bolehkah aku mengenalmu Seul?", Irene mendongakkan kepalanya. Seulgi sedikit menunduk, namun ketika menyadari Irene sedang melihat ke arahnya, dengan cepat Seulgi kembali memandang lurus
"boleh aja. Asal unnie berhenti menggodaku"
"aku gak bisa janji"
"oh, ayolah unnie", Seulgi berniat menjauhkan tubuh Irene, namun Irene kembali mengeratkan pelukannya pada perut Seulgi
"aku akan berusaha"
"udah gak nangis lagi kan? Tolong lepasin tangannya", Seulgi mendorong pelan bahu Irene
"tunggu bentar", Irene mengeratkan pelukannya sejenak, kemudian melepasnya
"memelukmu membuatku merasa tenang Seulgi-ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
She's A Monster
Fanfiction[ ONGOING ] Ini bukanlah sebuah mukjizat, melainkan sebuah kutukan. Aku bukan malaikat, aku adalah MONSTER. Bila waktu dapat diputar kembali, aku hanya ingin satu hal. Aku tidak ingin dilahirkan ke dunia yang memuakkan ini. Aku ingin menghilang, ta...