11
~Classmate~
"Ia pikir, tak perlu ada yang disembunyikan dari seseorang yang bernama sahabat. Nayatanya? Selalu saja ada hal yang tak bisa dibagi. Sedekat apa pun kita bersahabat."
***
Pagi itu Nayya berjalan dengan wajah sedikit ditekuk. Alasannya? Tepat, karena uang sakunya yang dipotong secara tak manusiawi oleh sang papa.
"Tid!"
Nayya terpekik kaget. Bertepatan dengan seseorang yang menarik tubuhnya ke pinggir.
"Woy! Bisa bawa motor gak sih!? Bawa tuh yang bener!" teriak Kei, orang yang tadi menarik Nayya.
Laki-laki yang tadi hampir menabrak Nayya itu menghentikan motornya, lalu menoleh dan membuka kaca helmnya. "Oh, sorry. Gue nggak lihat," ujarnya tersenyum sinis lalu kembali melajukan motor ke tempat parkir.
"Sinting!" maki Kei pada pria itu. Lalu beralih pada Nayya yang masih memperhatikan Sandi, teman sekelas yang hampirㅡatau mungkin sengajaㅡmau menabraknya.
"Lo nggak papa, kan?" tanya Kei menelisik keadaan sahabatnya itu. Namun Nayya masih bergeming, tampak melamunkan sesuatu.
"Hei, Princess? Are you okay?" Kei menyentuh pundak Nayya dan barulah gadis itu tersadar.
"Nggak papa,"─Nayya menurunkan tangan Kei dari pundaknya sambil tersenyum─"Thanks ya," ucapnya.
"Lagian tu anak kenapa sih? Gue yakin, dia pasti sengaja. Lorong segede gini, ngapain mepet-mepet ke pinggir?" sungut Kei kesal. Beberapa orang yang sedang berjalan menoleh ke arah mereka, beberapa siswa juga sempat melihat kejadian tadi.
Nayya mengedikkan bahu. Ia dan Sandi memang tak pernah akur. Sandi adalah murid yang selalu mencoreng nama baik kelasnya dan juga sekolah. Dia nakal, badung, semaunya sendiri. Nayya tidak suka itu dan hanya dia yang selalu berani menegur laki-laki tersebut.
"Mungkin dia punya dendam kesumat sama gue," ujar Nayya tak acuh.
Kei berdecih. "Lagian lo sih, biarin aja kalo dia buat ulah. Dia gak bakal mempan kalo diomongin doang."
Nayya membuang napas kasar. "Masa gue diem aja ngelihat dia ngerokok di kelas? Nonton bokep di kelas, bolos pelajaran seenak jidat, sok berkuasa banget! Dia itu harus dikasih pelajaran, Kei!" sungut Nayya kesal.
Kei meringis. "Oke, oke, calm down, Princess. Gimana keadaan lo? Lo sakit apa, hm?" tanya Kei mengingat kemarin Nayya tidak masuk sekolah.
Nayya menghela napas kembali teringat uang jajannya yang dipotong dengan mengenaskan. "Sakit hati!" serunya dramatis. Bibirnya ditekuk ke bawah.
Kei menaikkan sebelah alis, heran. "Kok?"
"Masa uang jajan gue dipotong selama dua bulan, Kei? Kejam nggak sih? Apa harus gue lapor ke KPA?" tanya Nayya dramatis dan Kei sukses terbahak.
"Mana ada woy! Kalo yang dipotong bagian tubuh lo, baru tuh lapor! Ada-ada aja sih lo, Nay."
"Ish, ngeri amat dah."
Lalu sepanjang perjalanan ke kelas mereka asyik bercengkerama. Kei mendengarkan Nayya yang berceloteh tentang uang sakunya dan hal lain. Tanpa mereka tahu, seseorang tengah memperhatikan kebersamaan mereka sejak awal dengan tatapan tidak suka.
***
Sadiya tengah tertawa terbahak-bahak mengetahui uang saku Nayya yang dipotong selama dua bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Love (Completed)
Teen FictionSequel of The Dearest (Duhai Pendampingku) . Ainayya Dzahin Rafanda. Gadis cantik dan periang. Awalnya hidupnya baik-baik saja, hingga ia merasakan sebuah rasa yang selayaknya dialami remaja lainnya pada seseorang. Juga sebuah kenyataan hidup yang l...