Asslamu'alaikum..., uhm sebelumnya aku mau intermezzo dulu sebentar. Hee 😆
Begini, jadi soal cerita ini mungkin konfliknya bakal lumayan melebar, jadi nggak fokus di Nayya aja, melainkan berikut teman-temannya. Seperti judulnya Not A Love, aku nggak bakal nyeritain cinta-cintaan. Walau pasti ada. Tapi nggak fokus di sana. Ini teenfic dan aku bakal ngebahas beberapa problematika remaja yang dialamin anak sma gitu. Hee. Walau nggak kentel, cuman beberapa hal kecil aja sih 😆. So, hope u like it. Semoga nggak kecewa dan bisa diambil kebaikannya.
p.s. jangan ditiru kalau ada kata-kata kasar ya. Mohon sikapi dengan bijak.
Lagu School of Tears dari Bangtan Boys, artinya ngena banget. Happy reading!^^
----------------------------------
13
As a Friend
"Aku menganggap mereka semua temanku tapi aku tidak tahu apakah mereka menganggap aku teman mereka." -Hyuga Neji
***
Siang itu, kelas IPS 1 sedang olahraga. Murid pria bermain basket sementara murid perempuan menunggu giliran di pinggir lapang. Nayya sedang berceloteh dengan teman-temannya hingga sebuah bola menghantam kepalanya begitu keras. Ia terjatuh dan memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing tentunya.
"Nay! Lo nggak papa?" Kei langsung menghampiri Nayya yang terduduk kesakitan. Teman-temannya pun menghampirinya, sebagian menoleh pada orang yang melempar bola. Termasuk Kei.
"Sorry, nggak sengaja," ucap Sandi─tidak sungguh-sungguh─dengan wajah tanpa dosanya.
Kei mengepal geram. Ia tahu dan ia melihat dengan jelas laki-laki itu melakukannya dengan sengaja. Semua orang juga tahu, namun tak ada yang berani menegurnya.
"Udahlah, Kei. Gue nggak papa," Nayya mencoba menghentikan Kei yang sudah disulut amarah.
"Tapi, Nay...."
Nayya tersenyum padanya. Memberitahunya kalau ia baik-baik saja. Kei menghela napas kemudian kembali bermain di lapangan. Ia menatap Sandi penuh ancaman. Sandi tak mengindahkan, ia tak peduli tatapan Kei yang seolah ingin membunuhnya. Saat Nayya lengah, Sandi kembali melempar bola itu pada Nayya.
Bugh!
Terdengar pekikan dari Nayya lalu ia kembali terjatuh dan kali ini tak sadarkan diri. Semua teman-temannya menjerit histeris, segera menghampirinya.
"Nayya! Astagfirulloh!" Safira berseru panik. Kei segera berlari menghampiri Nayya, melihat sahabatnya tak sadarkan diri dan hidungnya mengeluarkan darah, ia panik luar biasa. Tanpa pikir panjang ia menggendong Nayya dan membawanya ke UKS secepat ia bisa. Diikuti Sadiya dan Safira.
Setelah Nayya di UKS, ia meninggalkannya bersama Safira. Lalu pergi dengan emosi memuncak. Menghampiri Sandi yang sedang tertawa bersama teman-temannya.
"Monyet!" serunya penuh amarah. Sandi menoleh dan Kei langsung menghajarnya. Ia benar-benar marah, tak hentinya melayangkan tinju, memukuli Sandi habis-habisan seperti orang kesurupan.
"Panggil guru woy!" seru salah satu teman Sandi yang sepertinya khawatir melihat temannya dipukuli tanpa perlawanan. Tepat saat itu, Sadiya datang bersama Pak Deni─guru olahraga mereka, dan langsung menahan Kei.
"Kei! Udah!" seru Sadiya berusaha menahan Kei yang membabi buta.
"Dasar banci lo!" maki Kei lagi pada Sandi. Matanya menatap nyalang Sandi yang sudah terkapar tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Love (Completed)
Fiksi RemajaSequel of The Dearest (Duhai Pendampingku) . Ainayya Dzahin Rafanda. Gadis cantik dan periang. Awalnya hidupnya baik-baik saja, hingga ia merasakan sebuah rasa yang selayaknya dialami remaja lainnya pada seseorang. Juga sebuah kenyataan hidup yang l...