Chapter 7 : I've Found you

28 5 2
                                    

Menyusuri koridor yang sepi dan senggang, Mary berlari ke ruangan Kennett. Ia berniat mendapatkan jawabannya hari ini. Siapa pria yang sering dilihatnya itu. Sesampainya disana Mary mengetuk pintunya beberapa kali, namun tidak ada jawaban dari dalam. Lalu seorang pengurus yang lewat di dekat sana memberitahu Mary.

"Mary, Kamu cari Pak Kennett? Ia baru saja pergi, sepertinya tadi ia bilang ia akan pergi keluar kota hari ini juga. Entah ada urusan apa."

Tubuh Mary kembali melemas. Kini ia harus kembali menunggu untuk mendapatkan jawabannya.

...

Beberapa hari kemudian...

Di bawah terik matahari Mary yang baru saja selesai makan siang pun segera bergegas kembali ke yayasan. Namun matanya menangkap sosok pria yang berapa hari yang lalu ia kejar hingga lahan parkir. Pria itu tengah membeli roti di sebuah toko roti ternama di kota itu. Toko itu teletak tidak jauh dari tempat Mary berpijak saat ini. Mary mulai berjalan mendekat padanya. Langkah Mary terhenti setelah ia sampai di belakang pria itu.

"Alec..." panggil Mary pelan.

Namun pria itu masih sibuk mengatur roti-roti yang dibelinya dalam kantong coklat yang di peluknya.

"Alec..." panggil Mary lagi.

Pria itu masih tidak sadar dan masih saja sibuk.

"Tuan?" panggil Mary.

Barulah ia berbalik dan melihat Mary yang berada di belakangnya.

"Eh iya? Ada apa, Nona?" tanya pria itu.

Air mata menghiasi mata Mary yang menatap pria yang sangat mirip dengan Alec itu dengan tatapan nanar.

"Alec..."

Pria itu menaikkan satu alisnya. Ia tampak bingung di panggil dengan sebutan 'Alec'. Tiba-tiba saja Mary memeluknya dan membuat pria itu terkejut.

"Alec! Akhinya Aku menemukanmu! Kamu tahu bahwa Aku sangat merindukanmu! Sangat-sangat merindukanmu! Tahukah Kamu?"

Pria itu berusaha melepaskan pelukan Mary yang sangat erat. Walau sulit, namun akhirnya terlepas juga.

"Maaf, Nona. Saya bukan pria yang Anda maksud. Anda pasti telah salah orang." tuturnya.

"Tidak mungkin salah! Aku sangat mengenalmu! Dari remaja Aku sudah sangat mengenalmu! Jangan katakan kalau Kamu tidak mengenaliku! Kamu tidak mungkin tidak mengenalku! Ini Aku... Mary... Kamu ingat?" lirih Mary dengan berlerai air mata.

Merasa takut dan menganggap kalau Mary itu gila, pria itu melepaskan diri dengan hati-hati dan berjalan cepat ke arah mobilnya.

"Tunggu! Jangan pergi! Alec jangan pergi! Jangan tinggalkan Aku! Jangan Alec! Jangan!" panggil Mary pada pria itu yang sedikit histeris saat hendak ditinggal pergi oleh pria itu.

Tanpa memedulikan panggilan Mary, pria itu masuk ke dalam mobil. Mary mengetuk kacanya dan memohon agar dirinya keluar dari mobil. Pria itu melihat Mary dari dalam mobil dan memandangnya dengan tatapan bingung, juga kasihan.

"Alec! Kumohon keluarlah! Temui Aku! Jangan pergi! Kamu tidak boleh pergi lagi! Kumohon padamu!"

Dengan hati-hati pria itu melajukan mobilnya agar tidak melukai Mary yang sangat dekat dengan mobilnya. Kemudian ia pergi meninggalkan Mary sendiri disana.

One Love For 10,000 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang