Rindu yang Aneh

616 0 0
                                    

Suasana sunyi, senyap, gelap gulita, tak ada bintang dan bulan yang bersinar. Angin bersemilir begitu kencangnya. Rintik hujan mulai bergemuruh, suasana menjadi dingin. Sangat dingin. Sedingin kota Tegal daerah gunung yang terdapat Tempat Wisata Guci. Perempuan berjilbab panjang itu tak dapat tidur. Tubuhnya menggigil. Bantal, kasur, guling, dan selimut semua terasa dingin. Ia mencoba memejamkan mata indahnya yang terbalut oleh ‘celak’ dan tersembunyi dibalik kacamata minusnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua tepat, ia belum juga tertidur. Dengan terpaksa, perempuan itu beranjak dari ranjang tempat tidurnya. Kepalanya masih terbalut oleh jilbab yang membuat parasnya elok nan cantik. Ia pergi ke belakang dan mengambil air wudlu. Tubuhnya semakin menggigil. Kulit sawo matangnya terlihat agak kebiru-biruan. Ia melaksanakan sholat malam dan berdzikir pada Sang Pencipta. Hingga tak sadar suara adzan shubuh sudah mulai terdengar dan menggema di mana-mana. Semalam suntuk perempuan itu tak tidur, karena dinginnya malam. Ia pun bergegas pergi ke masjid dan sholat shubuh berjamaah. Setelah ia melaksanakan sholat berjamaah, ia membaca al-Qur’an dengan suara yang merdu di dalam kamarnya. Tak terasa, kantuk mulai menyerangnya. Tak lama kemudian, matanya terpejam. Akan tetapi, ia tetap tak bisa tidur nyenyak. Tepat pukul enam, ia terbangun. Walaupun hanya sejenak, ia bersyukur karena bisa memejamkan matanya. Perempuan itu, ya perempuan yang cantik dengan kerudung panjangnya, memiliki kemampuan jurnalistik yang sangat luar biasa. Ia pandai membuat opini, artikel, dan karya-karya sejenisnya. Ia pandai dalam merangkai kata-kata. Ia memiliki kepribadian yang unik, beda dari yang lainnya. Bisa dikatakan agak aneh. Ia tak pernah mau melepaskan kerudungnya. Walaupun itu di dalam kamar. Ia terpaksa harus melepaskan kerudungnya jikalau ia habis keramas. Itupun rambutnya masih tetap ditutup dengan handuk, hanya terlihat sedikit saja ujung rambutnya. Teman-teman di sekitarnya mengatakan bahwa kebiasaannya itu aneh. Bahkan, dengan ayah kandungnya pun ia sangat tertutup. Ia juga merasa malu jika rambutnya terlihat oleh ayahnya.  Perempuan yang unik sekaligus aneh dan jarang ditemukan itu bernama Rindu Purnama. Latar belakang orang tuanya memberikan nama itu pada Rindu, karena saat itu ia lahir tepat di bulan purnama. Pun saat itu kedua orang tuanya berada di luar kota yang jaraknya berjauhan dengan nenek dan kakek Rindu. Oleh karenanya, kedua orang tua Rindu merasakan kerinduan yang amat sangat terhadap keluarga tercinta. Sekian lama tak pernah bertemu. Komunikasi pun sangat jarang, karena alat komunikasi yang langka dan cenderung mahal. Hal itulah yang menyebabkan nama Rindu itu diadakan. Aneh memang, pun sangat tidak logis. Akhirnya dilahirkan seorang putri yang juga aneh bin ajaib. Sangat jauh berbeda seperti biasanya. Walaupun begitu, ia tetap percaya diri dengan pembawaannya. Ia sama sekali tak pernah merasa iri pada teman yang lain. Inilah dia, perempuan aneh dengan segala macam kemampuan dan kecerdasannya yang membuat banyak teman sangat respect dengannya. Tersinggung? Sudah pasti ia rasakan. Hidup di lingkungan dan masyarakat tentu akan mendapat kritik yang pedas. Karena dirinya yang aneh dan berbeda, ia sering mendapati kata-kata teman yang secara langsung maupun tidak langsung membuatnya tersinggung. Akan tetapi, ia masih bersikukuh dengan pendiriannya. Seperti inilah kiranya Rindu. Teman ataupun sahabat, tentu akan menerima apa adanya, dengan sejuta kekurangannya. Sikapnya yang baik dan sopan, semakin membuat teman-temannya tak bisa jauh darinya. Ia selalu terbuka. Bisa dikatakan ia adalah tipikal perempuan pendengar setia. Ia akan senantiasa mendengarkan keluh kesah teman-temannya. Sesekali ia juga unjuk gigi dengan memberikan saran dan atau motivasi. Rindu itu tidak pantas menjadi motivator. Ia lebih pantas menjadi seorang penulis handal dan guru yang patut untuk dijadikan suri teladan bagi siswa-siswinya. Sebagian besar orang yang mengenal Rindu mengatakan bahwa ia itu bukan perempuan normal sebagaimana seyogyanya. Perempuan yang telah ataupun sedang mengalami pubertas, sudah barang tentu akan mengenal apa itu ‘cinta’. Kebanyakan sudah mengenal lawan jenis. Hal itu merupakan sesuatu yang wajar terjadi, karena setiap manusia memiliki perasaan yang bisa merasakan bagaimana indahnya cinta. Berbanding jauh dengan Rindu. Ia sama sekali tak pernah merasakan bagaimana itu cinta, lebih-lebih cinta pada lawan jenis. Sebuah pertanyaan kemudian muncul, apakah perempuan bernama Rindu memiliki perasaan? Sudah barang tentu ia memiliki perasaan, tatapi anehnya perasaan itu tak berfungsi dengan baik pada diri Rindu. Bahkan, Rindu tampak canggung dan takut ketika harus berhadapan dengan lawan jenisnya. Entah mengidam apa ibunya saat masih mengandung Rindu.
Pernah suatu hari, Rindu berkata pada ibunya. “Bu, bagaimana kalau Rindu nantinya tidak usah menikah?” sangat lucu mendengar perkataan itu. Layaknya orang yang tidak normal. Begitulah Rindu, orang paling aneh pada masanya. Unik, dan jarang ditemukan. Akan tetapi, Rindu ini orang yang paling baik, ramah, dan tidak suka marah. Oleh karenanya, tidak jarang kalau teman-teman disekitarnya pada respect, perhatian dan begitu baik dengannya. Ya, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Terkadang, antara kelebihan dan kekurangan itu imbang. Pun tidak jarang antara keduanya ada yang berat sebelah. Artinya, salah satu di antara kelebihan dan kekurangan itu ada yang lebih dominan. Entah itu pada kekurangan ataupun pada kelebihan.

Mutiara dari PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang