Matchmaking - 9

8.1K 306 0
                                    

Suasana pada malam hari dikeluarga Bimantara pun sangatlah sepi. Hanya ada Dirgan dan juga Fayza. Fiano masih belum juga menampakkan batang hidungnya sepulang dari kuliah.

Dirgan menghela nafasnya. Kenapa harus saja seperti ini.

Dirgan memandang langit yang sudah disinari oleh bintang. Dirgan pun juga ber-monolog sendiri. "Kenapa ya gue yang dijodohin?"

"Kenapa gak Fiano aja atau Fayza aja sih?" Gerutunya.

Seorang cewek tiba tiba datang menuju ke kamarnya.

"Kenapa kak? Kok diem aja?"

"Gue kadang mikir, kenapa gue yang dijodohin ya? Padahal kan Fiano yang udah gede begitu."

Terdengar helaan nafas dari Dirgan.

"Gue kenapa sih. Selalu begini."

Fayza menaikkan satu alisnya.
"Why?"

"Gue sih mau aja di jodohin. Tapi kenapa juga ke cewek yang sikapnya sama gitu kayak gue. Kenapa bukan cewek yang baik-baik?"

Fayza tersenyum sinis. Pasalnya dulu kakaknya ini pernah bercerita dengannya jika dia pernah jatuh cinta ke Agatha calon istrinya dalam beberapa minggu ini.

"Kakak itu dulu pernah jatuh cinta kan ke Agatha?"

Dirgan membelalakan matanya dan bangkit dari kursi yang ada di balkonnya.

"Kok lo bisa tau soal masalah yang itu?"

"Lo lupa ya? Dulu lo pernah cerita kan ke gue?"

Dirgan langsung menepuk jidatnya lalu menyegir.

"Iya sih dulu gue pernah jatuh cinta ke Agatha. Tapi setelah gue mikir mikir gue sama dia sama-sama gak bener nya. Makanya gue setelah tau dijodohin sama dia gue jadi pensiunan bad boy kan."

Fayza mengangguk senang.

"Bagus kakak gue gak ada yang brandalan lagi. Kak Ano juga udah gak brandalan lagi."

"Gue ketawa sih. Pas waktu itu Ano berbuat kesalahan yang menurut gue fatal sampai mau di DO dari kuliahnya. Trus dia jadi gak brandalan lagi." Dirgan tertawa kencang.

"Halah lo juga pernah kali. Lo dipanggil sama bokap nya Agatha. Waktu lo godain anak kelas 10."

"Anjir lo,dek."

"Ano belum pulang?" Tanya Dirgan yang memang keadaan di bawah maupun dilantai atas pun sepi

"Belum. Keluyuran biasa lah dia."

👾👾👾
Agatha sangat malas untuk memijakkan kaki menuju sekolah nya. Hari ini Dove datang ke Indonesia itulah yang menyebabkan dirinya malas untuk sekolah.

Sekarang dia sedang melihat pantulan dirinya di depan cermin.

Suara bariton pun membuatnya mengalihkan pandangannya dari cermin dan menoleh.

"Agatha. Kamu bareng papa atau sendiri?" Tawar papanya yang dibalas dengan dengusan Agatha

"Berangkat sendiri."

"Kalo begitu. Papa berangkat dulu ya."

Agatha mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya. Setelah sudah siap dia membawa tas dan sepatu bermerk Nike berwarna pink kebawah.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang