Matchmaking - 17

6.7K 268 0
                                    

Pada pagi hari ini yaitu hari kedua Ujian Nasional. Mata pelajarannya matematika. Seperti biasa Agatha tidak menemui satupun kendala pada soal-soal yang ia kerjakan.

Begitupun juga dengan Dirgan. Dirgan tidak menemui satupun kendala di dalam mengerjakan ujian.

Hanya membutuhkan waktu 40 menit bagi Dirgan dan 30 Menit untuk Agatha.

Dirgan menenggelamkan wajahnya di meja dan memejamkan mata untuk beberapa saat.

👾👾👾
Di hari ketiga hingga hari kelima. Semua berjalan dengan sangat lancar tidak ada kendala apapun. Membuat Agatha dan teman teman yang lainnya menghembuskan nafas lega.

Pada hari terakhir Dirgan dan Agatha dibantu dengan teman teman mereka membagikan undangan Dirgan dan Agatha ke penjuru sekolah. Tetapi yang hanya mereka berdua kenali saja, yang tidak mereka kenali ya tidak mereka beri.

Tapi saat Alissa maupun Aufa memberikan undangan pada Brenda, Wiqy dan juga Pika. Disambut dengan raut muka tak suka oleh Wiqy.

"Undangan apaan nih?" Tanyanya membolak balikan undangan itu

"Pernikahan. Bisa baca kan lo?"
Jawab Aufa dengan ketus

"Maksud gue pernikahan nya siapa? Kalian berdua?" Tanya Wiqy lagi

"Dibaca makanya. Jangan cuma omong doang." Kini gantian Alissa yang menjawab dengan ketus

Wiqy lantas membaca undangan tersebut dan membelalakan matanya tak percaya.

"Apaaaa." Teriaknya

"Why? Wiq?" Tanya Brenda yang baru saja datang

"Dirgan jadi nikah sama Agatha?"

Alissa dan Aufa mengangguk.

"Awas kalo lo ngehancurin semuanya. Gue jamin lo bakal masuk penjara" Ucap Aufa dengan nada dinginnya. Membuat bulu kuduk Wiqy dan lainnya merinding. Setelahnya Aufa dan Alissa pergi.

Kurang lebih satu jam setengah mereka telah selesai menyebar undangan itu kepada orang yang mereka kenal termasuk guru-guru yang mengajar di Elektron School.

Awalnya guru-guru tidak menyangka bahwa Dirgan dan Agatha akan menikah dalam terbilang waktu cukuplah cepat.

Hubungan mereka berdua pun hampir seluruhnya mengetahui kalau Dirgan-Agatha bertunangan. Itu disebabkan Dove yang memberi tau guru-guru yang ia temui. Jadi kabar itu bisa tersebar luas di seantero sekolah

Dan sekarang mereka ber-9 sedang berada disalah satu kafe milik keluarga Bimantara.

"Tinggal liat pengumuman aja nih." Celetuk Arkhan sambil meminum milshake coklat nya

"Iya, gue seneng banget deh udah Ujian Nasional. Gak kerasa gitu." Celetuk Agatha dan dihadiahi dengan semua cibiran dari teman temannya

"Bilang aja lo mau ngebet nikah sama Dirgan kan?" Celetuk Arkhan

Dirgan yang daritadi asyik bermain game pun menoleh merasa namanya disebut. Dia menaikkan satu alisnya.

"Itu calon istri lo. Pengen cepet cepet nikah sama lo." Setelah mengatakan seperti itu Arkhan mendapat hadiah jitakan gratis dari Agatha . Arkhan pun mengaduh kesakitan.

Dirgan yang melihat adegan Agatha yang menjitak Arkhan pun memperingatkan."Gak boleh gitu sayang."

"Yang jones bisa apa ya,no?" Ujar Arkhan sambil memeluk Rino.

Rino melepaskan rangkulan Arkhan dengan risih. "Apaan sih. Gue gak maho. Gue masih normal"

Tawa Alissa, maupun yang lain meledak termasuk Dirgan.

"Makanya jangan aneh,aneh lo." Timpal Aufa.

"Lah kan gue sayang sama abang Rino." Arkhan berusaha memeluk tubuh Rino tapi Rino menghindar alhasil tubu Arkhan terhuyung kedepan dan jatuh dari kursi. Tawa mereka pun meledak melihat Arkhan jatuh dari kursi

Ditengah tengah sedang asyik bercanda benda pipih berwarna hitam milik Dirgan pun berbunyi.

Mama is coming call...

Dirgan segera mengangkatnya. Teman-temannya pun segera diam dan mendengarkan percakapan antara Raissa maupun Dirgan.

"Halo ma?"

"Dirgan besok kamu ke butiknya tante Erika."

"Ngapain ma?"

"Yaallah Dirgan. Kamu lupa ya? Mamanya Agatha kan desainer. Jadi kalian sudah dibikinkan baju untuk pernikahan kalian,besok kalian tinggal coba aja."

"Emang tante Erika tau ukuran aku?"

Dahi Agatha mengeryit, kenapa nama mama nya disebut sebut oleh Dirgan?

"Ya jelas tau lah. Kamu kan pernah bikin baju ke tante Erika, dan tante Erika masih nyimpen ukuran kamu."

Dirgan mengangguk mengerti.

"Oh gitu. Oke,besok aku sama Agatha kesana. Jam berapa?"

Lagi-lagi dahi Agatha membentuk garis bergelombang.

"Jam 9 harus udah sampai di butik. Butiknya yang didaerah senayan."

"Iya ma, aku lagi di kafe sama temen-temen. Udah dulu ya"

"Hati-hati. Pulangin Agatha dengan keadaan yang utuh."

"Iya iya ma."

Dirgan memutuskan sambungan telepon dengan mamanya begitu saja.

Agatha yang disamping Dirgan pun penasaran, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya. "Kenapa? Tante Raissa bilang apa?"

"Besok disuruh cobain baju buat nikahan kita di butik mama kamu."

"Oh. Mama kok gak bilang ya?"

"Mana aku tau." Ujarnya mengangkat bahunya

"Padahal gue besok pengen ajakkin lo jalan gitu,Tha" Ujar Litta dan disusul dengan anggukan Alissa dan juga Ferari

"Bener tuh. Tapi lo sibuk ngurusin pernikahan,lo. Jadi ya kita bertiga aja" Alissa menambahi

Agatha mendengus. Kemudian Dirgan menarik kepala Agatha agar bersandar di dada bidangnya.

"Gapapa. Kita kan bisa jalan berdua." Ucap Dirgan tepat di telinga Agatha

Agatha pun tersenyum.

'Ada aja cara Dirgan biar bikin gue bahagia' batinnya

👾👾👾

Cara Dirgan ngebahagiain Agatha kayak gitu🙈

Kamu cara ngebahagiain aku kayak gimana? Hehe😂

Vomment!.xx

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang