Matchmaking - 12

7.9K 265 2
                                    

Agatha pulang ke rumah mewahnya itu. Keadaannya masih sama 'Sepi' tidak ada anggota keluarganya, hanya ada para pekerja rumah. Dia pun mendesah pelan.

'Gue kayak gini aja kadang gak betah. Apalagi Litta yang bokap nyokap nya mau cerai.'

Agatha melemparkan tasnya ke atas meja yang berada di ruang tamu yang di lantai atas dan dirinya menjatuhkan diatas sofa dan menyalakan televisi untuk mengusir rasa bosan yang sedang melanda dirinya sekarang ini.

Agatha membuka Grup Chat bersama dengan teman-temannya.
CrazyGirl(5)
ViolittaGuina : Gengs. Main kerumah Agatha yuk
AlissaAyraG : Yuk. Mumpung gue dirumah Litta.
Maudhy Ferari : Gue lagi otw kerumah Agatha.
Agathaanf : Ngapain kerumah gue?
Maudhy Ferari : Mau belajar matematika bareng lo
NiveaVC : Sekarang?
Maudhy Ferari : Tahun depan,Nev
NiveaVC : Yauda kalo gitu gue tahun depan kerumah Agatha
Agathaanf : Gue lagi d rmh sndr. Kl mau main gpp
ViolittaGuina : Yess. Gue sama Alissa otw
NiveaVC : Gue otw
Agathaanf : Kalo udah nyampe di gerbang langsung masuk ke atas aja gue ada diruang tamu
NiveaVC : Yoi tha
Maudhy Ferari : gue udah ada didepan
Agathaanf : lo keatas aja gue mager.

"Agathaaaaa"Teriakan cempreng yang membuat Agatha mendengus sebal.

"Apaan sih lo. Lo kira rumah gue hutan apa?"

Ferari menyengir tanpa dosa.
"Ya maaf. Hehe"

👾👾👾
Suasana dirumah Dirgan pun cukup ramai jika dibandingkan dengan suasana rumah Agatha yang sangatlah sepi.

Dirgan berada di tengah jembatan yang dibawahnya ada kolam ikannya. Dia pun duduk disitu dan menghela nafas nya secara perlahan.

Dia kadang berfikir, kenapa sih orang tua nya selalu aja lebih sibuk ke pekerjaannya? Dibandingkan sama anaknya sendiri? Dirgan tau dia udah besar udah bisa sepatutnya dia menjaga diri sendiri tapi kenapa orang tua lebih milih pekerjaannya daripada dirinya,Fayza maupun Fiano.

Fiano yang baru saja pulang dari kuliah nya dia berniat untuk mengasih makan para ikan-ikannya itu tetapi disaat dia melihat adeknya sedang duduk termenung diatas jembatan, Fiano mengurungkan niatnya.

Fiano menghela nafas lalu berjalan mendekati Dirgan yang sedang termenung disitu. "Dek lo kenapa?"

Dirgan menoleh.
"Gue gapapa."

Fiano duduk berada disamping Dirgan. "Beneran gapapa, lo cerita dong ke gue."

"Beneran gue gapapa."

"Yaudah, kalo lo gak mau cerita ke gue. Gue yakin, setiap masalah pasti ada jalannya sendiri-sendiri. Dan setiap masalah pasti bakal selesai entah itu cepat atau lambat."

"Iya gue ngerti. Tapi ini masalahnya nyakitin hati gue."

"Siapa yang nyakitin hati lo? Agatha?"

Dirgan menggeleng.

"Trus?"

"Ah udahlah gue mau ke kamar dulu." Dirgan beranjak dan menuju ke kamarnya.

Fiano menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tak mengerti dengan sikap adeknya yang seperti itu.

👾👾👾
Disaat-saat seperti ini,Litta masih saja bisa bahagia dan tersenyum untuk orang lain padahal yang asli dirinya sangatlah rapuh.

Litta kali ini diam dan akan meneteskan air matanya setelah di telfon oleh Dira,mamanya. Agatha yang mengerti akan perubahan sikap Litta dia pun mendekat kearah Litta dia duduk di kursi yang berada dipinggir kolam renang.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang