05

3.1K 396 7
                                    

Vote dulu guys, bintang berada di pojok kiri bawah.


Masih sama seperti hari-hari sebelumnya, Baekhyun kembali ke rumah ini hanya untuk mengganti baju lalu pergi lagi entah ke mana, tidak lupa juga Nara pun selalu diacuhkan olehnya.

Entah sampai kapan ia harus seperti ini, dan entah sampai kapan pula Nara sanggup menghadapinya, yang jelas ia melakukan ini hanya untuk mencari alasan agar secepatnya bercerai dengan Nara.

Sungguh, ia juga tidak mau menyakiti wanita ini terlalu jauh—ia tidak mencintai Nara. Tapi, dari sikap Nara yang terlihat biasa saja yang membuatnya menjadi semakin membenci dan jijik. Kenapa setiap perlakuan dingin yang ia berikan pada Nara, tak pernah diambil hati olehnya? Terlihat semua baik-baik saja.

"Oppa, kau mau kemana lagi? Ini sudah tengah malam," kata Nara menghampiri Baekhyun yang sibuk memasang sepatu. Padahal Baekhyun baru pulang beberapa jam yang lalu.

"Bukan urusanmu aku mau kemana, yang jelas aku sangat sesak berada satu ruangan denganmu," ucapannya begitu dingin dan tajam menusuk jantung, dan itu seperti tamparan keras untuk kesikian kalinya dari Baekhyun.

"Oppa," panggil Nara sambil menahan lengannya.

Baekhyun melirik lengannya kemudian menatap Nara tajam. "Bukankah sudah kubilang, jangan sentuh aku seinci pun."

Sontak Nara melepaskan genggamannya. "Apa malam ini kau juga tidak akan pulang?" tanyanya hati-hati.

"Tidak!" jawab Baekhyun cepat.

"Oppa! Kita sudah menikah selama dua minggu, dan selama itu pula kau tidak pernah pulang. Kau pulang hanya waktu siang, setelahnya kau pergi lagi setibanya waktu malam. Sebenarnya kau tidur di mana? dan apa saja yang kau lakukan?" tanyanya bertubi-tubi.

"Tidak usah memperdulikanku."

"Aku berhak mencemaskanmu. Aku takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Aku tidak mau menerka-nerka kau berbuat hal yang diluar ekspektasiku. Tapi, kita baru menikah, kita pengantin baru," katanya sendu.

"Lalu?"

"Tidak bisakah kita melakukan hal yang sama seperti halnya pengantin baru lakukan?"

"Huh! Maksudmu menyentuhmu?"

"Bukan—"

"Jangankan menyentuhmu, menatapmu saja aku muak."

Nara hanya bisa menatap sendu ke arah Baekhyun, napasnya seperti tercekat, jantungnya seperti diremas begitu kuat, ngilu menjalar begitu sakit ke ulu hati.

Tidak bisakah pria ini bersikap manis padanya? Tidak, ia tidak menginginkan hal yang romantis seperti diberikan sebuah cincin atau seikat bunga. Ia hanya menginginkan hal kecil, seperti setidaknya bersikap baik ataupun bicara lembut padanya. Hanya itu.

"Tidak bisakah untuk kali ini kau tidak usah pergi? Kali ini saja," katanya memohon.

Baekhyun menghentikan langkahnya. Tanpa menghadap Nara ia berucap,
"Tidak, aku sudah ada janji,"

Nara menghela napas kasar. Baiklah, inilah keputusan yang harus ia ambil.

"Begitu, ya? Kalau begitu aku ikut." ia melangkah menuju mobil Baekhyun lalu masuk tanpa sempat Baekhyun cegah.

Tidak! Ia harus bisa membuat hati Baekhyun luluh dan bisa menerima kehadirannya. Apapun yang akan terjadi, entah Baekhyun akan marah padanya. Intinya menghadapi Baekhyun, Nara harus bersikap keras kepala.

"Keluar!" Baekhyun melotot tidak percaya.

"Tidak."

"Kau pikir kau siapa?!" pekiknya melihat Nara bersikap kekanakan.

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang