06

2.9K 426 18
                                    

Vote dulu guys, bintang di pojok kiri bawah.

Nara begitu terperanjat melihat Baekhyun yang terjatuh di ambang pintu. Tapi, tunggu dulu. Siapa perempuan yang sedang bersamanya ini? Bukankah dia wanita yang ada di klub tadi? Batin Nara.

Ia membantu Baekhyun berdiri, menopang tubuh Baekhyun masuk ke dalam rumah. Menghiraukan Nara yang berdiri di samping mereka.

"Wah—rumahmu besar sekali, Oppa," katanya sambil menyelisik setiap sudut ruangan.

"Kau siapa?" tanya Nara dingin.

Nayeon sontak melihat ke belakang setelah menyadari kalau ada orang lain selain mereka berdua di sini. Ia menatap Nara dari atas sampai bawah, bukankah dia tadi bertemu dengan wanita ini di klub? Lalu kenapa dia ada di sini?

"Kau? Bukankah kau wanita yang di ada klub tadi?" tanyanya masih memeluk Baekhyun yang mabuk.

"Eum." angguk Nara.

"Ah, kita belum kenalan, ya? Perkenalkan aku Kim Nayeon, kekasihnya Baekhyun. Lalu, kau kenapa ada di sini? Apa kau seorang pembantu?" tanya Nayeon yang belum mengetahui sama sekali.

"Bukan," gelengnya. Ia mengulurkan tangan. "Perkenalkan aku Byun Nara, istrinya Byun Baekhyun."

"Ye?"

Kening Nayeon langsung berkerut. Matanya melotot tidak percaya. Apa-apaan ini? Sebuah leluconkah? Atau orang ini sedang tidak waras? Sejak kapan kekasihnya ini menikah?

"Kau—tidak sedang mabuk, kan?" ia tertawa geli mendengar Nara mengaku sebagai istri Baekhyun.

Nara berdecak, apakah wanita ini menganggapnya sedang bercanda?

"Dasar wanita gila. Enyahkan pikiranmu yang bermimpi ingin  menikah dengannya. Dia ini kekasihku, kita sebentar lagi akan menikah." gelaknya lagi yang kembali membawa Baekhyun menuju kamar.

"Justru aku yang harus mengatakan demikian. Kau itu gila. Dia suamiku, dan kami baru menikah dua minggu yang lalu. Tidakkah kau melihat cincin yang tersemat di jarinya?"

Nayeon menghentikan langkah, matanya melirik tangan Baekhyun yang melingkar di bahunya. Benar, di sana tersemat sebuah cincin. Biasanya Baekhyun tidak pernah memakai cincin.

Ia menelan ludahnya kasar, mengontrol emosi agar terlihat biasa-biasa saja. Kemudian nampak berpikir mencari sesuatu apa lagi yang harus diucapkan agar dia menang dari wanita ini.

"Oh, benarkah aku yang gila? Mari kutanya, jika kalian sudah menikah, lalu kenapa dia selalu menemuiku selama dua minggu ini?" sunggingnya senyuman seolah mengejek.

Nara terdiam. Entah kenapa pertanyaan itu tidak terlintas jawaban dibenaknya, dia juga tidak tahu kenapa Baekhyun melakukan itu.

"Tidakkah kau berpikir dia yang gila?" tunjuknya Baekhyun memakai dagu.

Tangan Nara mengepal. "Lepaskan dia."

"Kurasa—hanya kau yang menganggap ini pernikahan." ia menjentikkan jarinya, "sudah jelas, karena dia hanya mencintaiku."

Sorot mata Nara langsung berubah tajam, ternyata wanita ini pandai sekali bicara.

"Sudah selesai bicaranya? Sekarang lepaskan suamiku. Aku yang memiliki dia secara hukum dan agama."

Skakmat!

Nara mengambil alih tubuh Baekhyun dari pelukan Nayeon, kemudian mendorong tubuh Nayeon agar sedikit menjauh.

"Pulanglah, dan jangan lupa tutup pintunya," ucap Nara dingin berlalu pergi membawa Baekhyun.

Nayeon langsung mematung atas ucapan Nara, darahnya mendidih, tangannya mengepal menahan marah. Ia menggertakkan gigi merasa kesal telah diremehkan oleh Nara. "Awas saja kau!" ia pun melangkah pergi dengan kemarahan yang berapi-api.

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang