13

3.1K 374 24
                                    

Baekhyun meraba handphonenya yang berada di atas nakas, ia ingin melihat jam berapa sekarang. Matanya melotot dengan sempurna saat melihat jam telah menunujukkan jam tujuh malam.

Ia buru-buru melepaskan tangan Nayeon yang melingkar di pinggangnya. Lalu, turun dari ranjang dan memakaikan kembali bajunya dengan cepat.

"Oppa ...." panggil Nayeon setengah tersadar dari tidurnya.

"Eum," gumamnya masih fokus memakai baju.

"Kau mau kemana?" tanya Nayeon sambil mengucek matanya.

"Tidurlah, besok aku akan datang lagi." ucapnya sambil mengelus sayang rambut Nayeon, kemudian mengecup sekilas pucuk kepala Nayeon.

Ia pun bergegas pergi. Ia lupa kalau ia tengah meninggalkan Nara sendirian di rumah.

Setengah jam kemudian ia telah sampai di rumah. Ia dengan cepat masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi kemudian langsung menuju kamar yang di tempati Nara.

Ia membuka pintunya dengan kasar tetapi tidak terdapat Nara di dalam sana. Kamana dia? Pikir Baekhyun.

Lalu, ia melangkah menuju kamar mandi, tetapi juga tidak terdapat Nara di dalam sana.

Ia mulai panik. Ia kemudian juga melangkah menuju dapur, siapa tahu Nara ada di sana, tetapi juga tidak ada. Kemana wanita itu? Baekhyun mengepal kedua tangannya.

Ia kembali melangkah menuju kamar yang di tempati Nara, ia melihat bubur yang ia buat tadi pagi untuk Nara masih terdapat di atas nakas dan tidak menyusut ataupun bergerak sedikitpun dari tempatnya.

Ia menggeram dengan rahang yang mengeras. Lalu, berdecak untuk dirinya sendiri. Kenapa ia dengan bodohnya membuat bubur untuk Nara tadi pagi kalau tahu akan seperti ini? Ia mendongak sambil berdecak pinnggang.

Tak lama terdengarlah suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ia melangkah untuk melihat di sisi jendela. Apakah itu Nara? Ia menyeringai. Benar, itu adalah Nara dan Chanyeol.

Chanyeol mengeluarkan kursi roda Nara dari dalam bagasi, kemudian mambantu Nara untuk menaikinya. Ia kemudian mendorong Nara ke dalam rumah.

"Terima kasih untuk hari ini, Oppa."

Chanyeol mengacak rambut Nara. "Iya, sama-sama. Besok lagi kita lanjutkan." Nara mengangguk semangat.

"Kalau begitu, aku pulang dulu. Tidurlah yang nyenyak, dan mimpikan Oppa." gombal Chanyeol.

Nara tersenyum mengangguk sambil menahan tawa. "Kau juga, jangan lupa mimpikan aku." goda Nara.

"Hei ... aku selalu memimpikan mu." Chanyeol mencubit sekilas pipi Nara.

Setelah kepergian Chanyeol, Nara pun kembali mendorong kursi rodanya dengan susah payah menuju kamar. Saat pintu terbuka terlihatlah sosok yang sedang menunggunya sedari tadi.

"Bersenang-senang?" tanyanya sambil menatap Nara yang mematung di antara pintu.

Nara menelan salivanya kasar, kemudian mencoba mengendalikan dirinya agar terlihat tenang dan biasa saja. Kenapa ia ada di sini? pikir Nara.

"Eo, kau sudah pulang?" tanya Nara datar.

Baekhyun berdecak melihat ekspresi Nara yang biasa saja.
"Justru aku yang menanyakan demikian." tatap Baekhyun tajam.

"Ya, aku baru saja sampai." jawab Nara dingin dan santai.

Emosi Baekhyun tersulut, ia mengeraskan rahangnya dengan nafas naik turun menatap Nara. Ia mengambil bubur yang berada di atas nakas, kemudian melemparnya kasar tepat ke arah samping Nara.

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang