25

3.1K 431 90
                                    

Vote dulu guys, bintang berada di pojok kiri bawah.

Setelah dari kediaman Nayeon, Baekhyun langsung kembali menuju rumah sakit. Ia teringat bahwa ia telah cukup lama meninggalkan Nara sendirian di sana.

Sebelum benar-benar turun dari mobil, ia sempat termenung sejenak. Pikirannya melayang, apa yang harus ia lakukan agar Nara bisa memaafkannya? Dengan perbuatan Nayeon tadi pagi akan membuat Nara semakin membencinya.

Ia menghela napas sambil menunduk, menyandarkan kepala ke setir mobil, memejamkan mata mencoba menghilangkan pikiran yang melelahkan ini.

Cukup lama, akhirnya ia turun memasuki rumah sakit. Sesampainya di depan ruangan Nara, ia kembali menghela napas sedikit kasar. Mencoba menyemangati diri sendiri agar mampu melelehkan hati dingin sang istri.

Ia membuka pintu perlahan, melangkah masuk kemudian melirik ke arah ranjang. Ia mengernyit, setelahnya matanya terbelalak kaget mendapati ranjang yang ditempati Nara kosong. Kemana dia? Ia langsung berlari keluar menyelusuri sepanjang koridor hingga menuju taman rumah sakit. Berlari ke sana-sini, tak kunjung jua menemukan Nara, akhirnya ia menanyakan ke resepsionis.

"Pasien yang di ruangan 112 atas Ibu Byun Nara, dia tidak berada di sana. Kemana dia?" tanya Baekhyun dengan napas terengah-engah.

"Tunggu sebentar."

Mereka pun dengan segera mengecek data pasien di komputer.

"Ibu Nara sudah pulang beberapa jam yang lalu, Pak. Biayanya pun sudah dibayar."

"Apa?"

Tangan Baekhyun langsung mengepal, buku tangannya memutih, pikirannya langsung kacau. Ia bergegas pergi meninggalkan rumah sakit. Tujuannya satu, rumah Nara.

Dalam perjalanan ia tak henti-hentinya memukul setir mobil melampiaskan kemarahannya. Mengerang frustasi, kenapa Nara bertindak senekat itu? Dia belum sembuh, bagaimana kalau terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada kandungannya nanti.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, malam pun menjelang. Kini ia telah berhenti tepat di depan rumah Nara. Ia turun dengan cepat, kemudian mencoba membuka pintu gerbang rumah Nara dengan segera. Tapi sayang, pintu gerbang dikunci. Ia menggoyang-goyangkan gerbang tersebut sehingga menimbulkan suara gemuruh yang membisingkan.

"Nara! Nara, buka pintunya!" Tak ada balasan atas panggilannya.

"Nara! Aku tahu, kau pasti mendengarkanku!"

Masih tak mendapat respon membuat Baekhyun semakin gencar menggoyangkan pintu gerbang tersebut.

Di sisi lain, seseorang tengah menatapnya dicelah gorden. Ia hanya menatap lurus ke arah Baekhyun tanpa berniat membukakan pintu.

"Kau memang keras kepala," gumamnya.

Tak mau ambil pusing, ia kembali merebahkan diri ke atas ranjang, menarik selimut lalu memejamkan mata mencoba masuk ke alam mimpi melupakan apa yang tengah terjadi di luar sana.

Baekhyun menghela napas kasar, ditendangnya pintu gerbang tersebut sehingga menimbulkan dentuman keras.

"Aku tidak akan pernah pergi dari sini sampai kau membukakan pintunya untukku!" ditatapnya ke atas letak kamar Nara.

Ia meringsut ke bawah sehingga punggungnya menyandar di pintu gerbang. Lalu mendongak dengan mata terpejam, ditariknya rambut sambil meringis.

"Di saat aku kembali, kenapa kau yang malah ingin pergi?"

Ia membenamkan wajahnya di antara kedua lutut. Sungguh ini melelahkan, kenapa Tuhan seperti mempermainkan kehidupannya.

....

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang