20

3.6K 373 58
                                    

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Baekhyun. Baekhyun hanya diam, tidak melawan sedikitpun.

"Inikan yang kau mau? Ya! Silakan hidup bersama kekasihmu itu. Appa menyetujui perceraianmu." marah Tn. Byun sambil berdecak pinggang.

Baekhyun menunduk, tidak berkutik sama sekali.

"Kau memang tak pernah mau mendengarkan perkataan kami, kau mau hidup dengan caramu sendiri. Kau memang orang yang keras kepala." napas Tn. Byun naik turun menahan emosi.

"Sekarang terserah padamu! Kami tidak mau peduli lagi. Kau mau hidup susah, mau hidup senang, ataupun mau mati, semuanya terserah padamu!" lanjutnya lagi. Sedangkan Ny. Byun hanya diam melihat.

"Sekarang apalagi? Keluar dari rumahku! Jangan pernah kau menginjakkan kakimu lagi di sini."

Baekhyun menatap nanar wajah Tn. Byun. Semarah itukah Ayahnya? Ia pun juga tidak mau bercerai. Tidak bisakah mereka membantu atau setidaknya memberi solusi? Dengan kerapuhan hati, akhirnya ia melangkah pergi dengan langkah gontai.

.....

Nara kini tengah berada di dapur, memasak makanan paginya. Ia meletakkan makanan tadi ke atas meja, kemudian duduk di kursi.

Ia menatap lama kursi kosong yang berada di depannya. Ada tersirat sebuah kerinduan saat melihat kosongnya kusri tersebut. Di manakah dia? Itupun sempat terlintas di benak Nara.

Tapi, keputusannya sudah bulat. Biarlah Baekhyun hidup dengan bahagia bersama Nayeon. Dari awal, memang dia yang merebut Baekhyun dari Nayeon.

Ia pun memulai makannya. Setelah beberapa menit kemudian handphonenya berbunyi. Terteralah nama seseorang yang membuat senyumannya menyungging.

"Yeobseyo?"

"Kau sedang apa?" tanya orang dari seberang sana.

"Aku sedang makan."

"Hentikan makanmu. Ayo, temani aku makan di luar."

"Inikan masih pagi." kesal Nara.

"Tidak ada penolakan."

"Tapi—" belum sempat Nara melayangkan protes, panggilan itu sudah terputus.

Nara menggerutu kesal. Ia pun melangkah pergi menuju kamar hendak menggantikan baju.

....

Nara buru-buru keluar rumah saat mendengar ada suara mobil berhenti di depan rumahnya.

Saat ia hendak membuka gerbang, bertepatan pula dengan orang tersebut juga hendak membuka gerbang.

Nara terlonjak kaget melihat sosok tersebut. Kemudian berusaha keras untuk menutup gerbangnya kembali.

Brakk!

Gerbangnya didorong kuat oleh orang tersebut, sehingga membuat Nara akhirnya mengalah.

Nara melangkah mundur, ia berbalik dengan cepat hendak memasuki rumah kembali. Tetapi, ia kembali kalah cepat. Tangannya dengan segera digapai orang tersebut, kemudian menariknya untuk mendekat.

"Ini sudah satu minggu kau menghindariku." tegasnya.

"Lalu?" Nara memalingkan wajahnya tidak mau ambil pusing.

"Jangan mendiami ku seperti ini." lirinya.

"Katakan, apa yang ingin kau katakan? Kuberi kau waktu lima menit." sanggah Nara cepat.

"Itu terlalu cepat, ada banyak hal yang ingin aku katakan."

"Kalau begitu anda bisa pergi, Tuan Byun Baekhyun." Nara menarik paksa tangannya.

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang