21

3.5K 428 66
                                    

Vote dulu guys, bintang ⭐berada di pojok kiri bawah. ↙

Hari ini Nara mendapat ajakan untuk bertemu dari seseorang di sebuah cafe, dan ia mengiyakan ajakan tersebut.

"Sudah lama menunggu?" tanyanya angkuh.

"Tidak juga." jawab Nara datar.

"Kenapa tidak memesan sesuatu?" tanyanya lagi saat tidak menemukan minuman ataupun makanan di atas meja.

"Tidak perlu, terima kasih."

"Tidak perlu sungkan-sungkan. Pelayan!" panggilnya.

Pelayan di cafe tersebut pun datang menghampiri mereka.
"Iya, anda ingin memesan apa?"

"Beri kami makanan terenak dan termahal di sini." ucapnya sambil menyungging senyum ke arah Nara.

"Baiklah, harap tunggu sebentar." ujar Pelayan tersebut.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya setelah pelayan tersebut pergi.

Nara menyunging senyuman remeh.
"Berani sekali kau mengajakku bertemu."

"Kenapa memangnya? Apa aku pernah mengatakan kalau aku takut padamu?" gelaknya karena merasa lucu.

Nara terdiam, kemudian kembali berucap. "Apa tujuan kau mengajakku ke sini?"

"Sabar ... kenapa kau ingin langsung ke inti? Sebaiknya kita habiskan waktu sedikit lama."

"Kalau begitu aku permisi dulu, masih banyak hal penting yang ingin kulakukan daripada ini." ucap Nara sambil berdiri.

"Kau yakin ini tidak penting?" ditatapnya Nara menggoda.

Nara menghentikan pergerakannya, ditatapnya orang tersebut lekat kemudian kembali duduk.

Ia kembali tersenyum mengejek melihat tingkah bodoh Nara.

Tak lama kemudian datanglah pelayan yang membawa pesanan mereka.
"Ini semua pesanan anda, silakan dimakan." orang tersebut mengangguk tersenyum.

"Silakan dimakan, kuharap kau suka." dipersilakannya Nara untuk mencoba makanan tersebut.

Nara bergeming, tidak menyentuh makanan tersebut. Dan hanya menatap ke arahnya.

"Kenapa tidak dimakan?" tanyanya melihat Nara hanya diam.

"Kalau ingin membunuhku tidak seperti ini caranya, kau mencoba meracuniku dengan semua makanan ini?"

Orang tersebut mendelik mata sambil berdecak remeh.
"Aku punya senjata lebih kuat dari ini untuk membunuhmu, dan bisa membuatmu benar-benar menghilang dari muka bumi ini."

Nara mengernyit bingung tidak mengerti apa yang dimaksud orang ini.

"Ah, sebaiknya aku katakan saja. Sepertinya kau semakin memanas." lanjutnya lagi.

Nara mencoba memasangkan pendengarannya dengan jelas. Menatap orang tersebut sangat serius.

"Cepat layangkan surat ceraimu untuk Baekhyun, aku ingin menikah dengannya secepat mungkin. Karena aku tidak mau anakku lahir nanti tidak mempunyai seorang ayah." ujar Nayeon tidak tahu malu.

Nara mengernyit bingung. 'Anak? Jadi, ia sedang mengandung anak Baekhyun?'

Apa penderitaannya selama ini masih belum berakhir? Apakah masih belum cukup semua ini? Apa salah Nara terhadap mereka, sehingga mereka bisa sejahat ini padanya?

"Ternyata kau mempunyai seribu cara untuk merebut Baekhyun dariku." gelak Nara mencoba menutupi kesakitannya.

"Karena aku berpegang teguh pada niat awalku, dan aku tidak suka milikku diambil seenakknya saja." tungkas Nayeon cepat.

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang