01

7.4K 670 36
                                    

Vote dulu guys, bintang ⭐ berada dipojok kiri bawah ↙


Saat ini Nara berada di ruang tengah. Televisi menyala saja sedari tadi, ia hanya mengunyah cemilan dan tidak fokus sama sekali terhadap acara tersebut.

"Ah, aku bosan," gumamnya.
Ia merogoh handphone di saku celana.

"Halo?" jawab orang di seberang sana.

"Ibu, kapan kalian pulang dari Thailand?" rengeknya dengan nada dibuat manja.

"Besok, Ibu dan Ayah akan pulang besok," jawab Ny. Shin.

"Benarkah?"

"Eum."

"Aku menunggu, Bu. Aku sudah bosan sendirian di rumah. Setiap hari aku hanya bisa memasak ramen dan telur gulung."

"Kau ini, padahal Ibu dan Ayah baru pergi seminggu, dan kau sudah seperti tidak bertemu satu tahun. Dasar cengeng, bagaimana kalau kami pergi selamanya?" tanya Ny. Shin sambil terkekeh kecil.

"Ya, Bu. Jangan bicara seperti itu. Jika kalian pergi aku juga ikut, aku tidak mau hidup sendirian." kesal Nara.

"Kau tak akan sendirian, sayang. Kau mau hadiah apa?"

"Tidak, aku tidak mau apa-apa. Aku hanya ingin Ibu dan Ayah pulang dengan cepat dan selamat."

"Iya, kau tunggu saja di bandara bersama calon mertuamu."

"Ca—calon mertua?" Nara mengernyit bingung.

"Iya, kami telah menjodohkanmu dengan anak Tn. Byun. Kau akan segera tahu siapa anaknya nanti?"

"Kenapa mendadak seperti ini?"

"Maaf, kami belum sempat mengatakannya. Ibu harap kau mau menerima karena ini permintaan terakhir Ibu padamu."

"Ibu, jangan bicara seperti itu. Seperti akan terjadi suatu hal saja. Sudahlah kututup telponnya."

.....

"Apa besok kau sibuk?" tanya Tn. Byun. Kini mereka berada di ruang tengah.

"Tidak, kenapa?" jawab Baekhyun.

"Kita akan menjemput calon mertuamu di bandara besok."

"Maksud, Ayah?"

"Kami dengan Tn. Shin telah sepakat untuk menjodohkanmu dengan anak perempuannya." timpal Ny. Byun yang berada di depannya

"Apa? Kenapa tiba-tiba seperti ini?"

"Ini tidak secara tiba-tiba, kami sudah merencanakannya sejak lama," lanjut lagi Ny. Byun.

"Lama? Aku bahkan tidak tahu dia siapa, dan kalian seenaknya saja menjodohkanku."

"Kau akan menyukainya." kali ini Tn. Byun yang menjawab.

Baekhyun menghela napas. "Tidak, aku tidak mau. Aku sudah dewasa, aku bisa menentukan pilihanku sendiri."

"Kalau kau tidak mau, maka tidak sepersen pun hartaku akan kau miliki."

Tangan Baekhyun mengepal mendengar ayahnya berucap demikian. Jadi itu sebuah ancaman?

"Kau turuti saja," sambung Ny. Byun.

"Aku bukan anak kecil lagi yang seenaknya kalian atur, Bu. Aku yang menjalani hidup, tentu aku tahu mana yang terbaik untukku."

"Maksudmu, Nayeon?" Ny. Byun langsung menatapnya marah.

"Jadi, Ibu sudah mengetahuinya? Kalau begitu aku tidak perlu repot-repot lagi memperkenalkannya kepada kalian."

"Lupakan dia, tidak pantas wanita itu hadir dalam keluarga ini."

This Painful | Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang