(20) PEMASTIAN

1.3K 47 0
                                    

Malam minggu memang hari favorit bagi para remaja. Mereka lebih memilih menghabiskan waktunya diluar rumah. Bagi para jomblo sekedar untuk kumpul bersama temen atau sahabatnya. Bagi yang sudah berpasangan mereka pergi berdua. Memang mengenaskan bagi si jomblo. Tapi ketahuilah, kumpul bersama banyak sahabat lebih asyik daripada pacaran yang sama satu orang. Hahaha

Malam minggu ini rumah Giel di datangi empat tamu reseh. Siapa lagi kalau bukan mereka (Pandu, Roni, Candra, Daniel). Rencananya mereka ingin bermain playstation.

Dua stick playstation sudah di genggaman Pandu dan Roni. Mereka bermain secara bergantian. Siapa yang menang, ia akan melawan yang lain. Seperti biasanya mereka bermain.

Candra, Giel, dan Daniel sementara menjadi suporter. Menambah ketegangan bagi si pemain.

Giel melihat adiknya memakai celana training panjang dan jaket berwarna pink. Tampaknya ia ingin pergi.

"Dek, mau kemana?"

"Ke indomaret bentar."

"Pas banget. Kakak titip makanan sama minuman porsi lima orang ya?"

"Oke kak."

"Lo pergi sama siapa?"

"Sendirilah. Sama siapa lagi. Pak tejonya aja udah pulang."

"Ohh."

"Gue anterin deh." modus Candra

"Wahh, Candra mencari kesempatan dalam kesempatan tuh." sindir Pandu dengan suara keras

"Kesempatan dalam kesempitan keles." Daniel membenarkan

"Kan enggak sempit." jawab Pandu

Candra mengabaikan celotehan teman-temannya. Ia beneran ada niat untuk mengantar Tiara ke indomaret. Dia juga masih nganggur menunggu giliran bermain. Kalaupun sedang bermain pasti juga langsung ditinggalin gitu aja. Demi Tiara. Haha

Tiara dan Candra pergi meninggalkan yang lain.

Diperjalanan mereka hanya saling diam. Tidak ada bahan yang ingin dibicarakan. Mereka kaku dengan hatinya masing-masing.

Setibanya di indomaret, Tiara langsung membeli apa yang ingin di belinya dan apa yang dipesan kakaknya. Hanya butuh waktu limabelas menit ia selesai. Tidak seperti kebanyakan cewek, satu jam aja nggak cukup untuk belanja. Candra pun mengherankan itu. Mereka berdua langsung kembali ke rumah.

"Kok cepet banget?" tanya Candra diperjalanan yang memang tadi dirinya hanya menunggu di luar.

"Cuma beli cemilan doang kak."

"Tapi cewek yang lain enggak. Walaupun makanan doang yang di beli."

"Kan tiap orang beda-beda kak."

Tak lama kemudian mereka tiba di rumah.

"Makasih kak."

"Oke."

Candra langsung menuju ke teman-temannya yang sudah tidak dengan playstationnya. Sedangkan Tiara menuju ke dapur.

"Ngapain aja lo?" tanya Roni

"Nikah."

"Ha?" mereka kompak mengatakan itu dan pandangannya menuju ke Candra semua

"Iya tadi gue nikah sama adiknya Giel."

"Main-main lo ndra." ~Giel

"Nikah apaan 20menit doang." ~Daniel

"Lo di indomaret mimpi?" ~Pandu

Mereka semua menyatakan hal tidak percaya. Jelas saja, masa iya nikah.

"Ya ke indomaret lah nganterin belanja, pake ditanya ngapain lagi. Think (pikir) dong." sambil menunjuk lututnya

"Lo kira otak gue dilutut!" sanggah Roni

Kali ini Candra ingin mendiskusikan hal yang serius. Mumpung kumpul sama temen-temennya. Barangkali ada yang bisa membantunya. Cowok juga bisa setia sama temennya yang lain, enggak cuma cewek.

"Gi..lo bisa bantuin gue nggak?" tanya Candra serius

"Bantuin apa?"

Candra menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia mengumpulkan kata-kata yang menjadi tujuan pembicaraannya.

"Tanyain ke adek lo dong, dia suka nggak sama gue?"

"Kenapa nggak nanya sendiri aja?"

"Dia malu sama gue." Candra membuat alasan.

"Oke. Besok ya."

"Kok besok sih, sekarang lah."

"Lo itu udah dikasih hati masih minta jantung."

"Ayolah Gi. Pleasse."

"Udah Gi, tanyain aja sekarang. Kasian tuh mohon-mohon terus." sambung Daniel.

"Iyaiya."

Giel berjalan menuju dapur. Ia tahu adiknya sedang menyiapkan makanan dan minuman untuk temen-temennya.

"Dik?"

"Ya kak?"

"Gue mau nanya."

"Nanya apa?"

"Lo suka nggak sama Candra?" Giel langsung menuju ke arah pembicaraannya tanpa basa-basi

"Kok tiba-tiba kakak nanya gitu?" Tiara menghentikan kerjaannya, ia berbalik menghadap Giel

"Jawab aja. Nggak baik loh nyimpen perasaan lama-lama. Keburu di ambil orang."

"Ya emang kenapa kak kalo aku suka sama kak Candra?"

"Nah itu udah njawab."

"Ihhh. Aku nanya kak bukannya njawab."

Namun Giel sudah keburu pergi meninggalkan dapur

"Ahh kak giel nyebelin." Tiara kembali dengan minuman yang dibuatnya

"Emang kenapa kalo aku suka sama kak Candra?" Tiara mengulang kembali pertanyaannya di dalam hati. Lama-lama ia menyadari kata-katanya. Iya juga sih ya. Aduhh salah kalimat tanya nih.

"Gimana gi?" wajah Candra tampak kepo menunggu jawaban Giel

"Suka."

"Yakin?lo bohong kan?"

"Kalo nggak percaya tanya sendiri aja sana."

"Yes." ekspresinya langsung berubah jadi senang

"Habis ini pokoknya PJPJ (pajak jadian)." ucap Pandu.

"Itu gampang." balas Candra serasa yakin diterima oleh Tiara.

Saat sedang asik-asik mengobrol, Tiara datang dengan membawa makanan dan minuman.

"Ini kak." sambil menaruhnya di atas meja. Ia tidak menyadari apa yang sedang menjadi bahan pembicaraan mereka

"Ehemm." goda temen-temen Candra

Namun Tiara tak menghiraukan mereka. Ia langsung pergi begitu makanannya ia taruh di meja.

"Pokoknya habis ini kalian harus bantu gue."

"Bantu apa?" jawab Daniel

Candra menjelaskan strategi-strategi yang telah dibuatnya. Sepertinya ia ingin merencanakan sesuatu untuk Tiara. Untung saja teman-temannya mendukung Candra, jadi ia tak kesusahan memohon kemereka.

"Siap deh." teman-temannya menyetujui

~~~~~

CINTA SMEA vs STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang