(27) MENYIKSA BATIN

1.1K 43 0
                                    

Gadis itu merenungkan dirinya dipinggir kolam renang. Kakinya ia celupkan ke air dan diayun-ayunkannya. Sepertinya ia sedang tidak mood melakukan apapun. Pandangannya kosong melesat jauh kedalam air. Kantung matanya lebih besar dari hari kemarin. Ia terlihat seperti orang yang lagi stress permasalahan.

Pikirannya melayang bersama hembusan angin. Menembus awan-awan gelap yang siap menumpahkan isinya. Semakin tinggi, ia semakin tidak tahu kemana pikirannya melayang. Ia tak dapat mengemudikannya. Tiba-tiba disekelilingnya muncul gelembung-gelembung balon, dan isinya adalah wajah Candra. Semuanya.

Tiara terkaget dengan lamunannya. Kenapa lagi dengan cowok STM itu! Mengganggu suasana!

Tiara memukul-mukul kepalanya untuk menghancurkan sosok itu.
Arghh!kenapa sih lo nggak pergi-pergi.

Semakin lama akhirnya ia menyerah. Pikirannya tetap bergelantung dengan sosok Candra. Seberapa takutnya ia dengan perkelahian? Sampai-sampai cinta pun ia korbankan. Bukannya seorang cowok memang harus memiliki sikap yang tegas? Bukannya seorang cowok memang harus bisa melindungi dirinya? Lalu kenapa ia sangat mempersoalkan itu?

Mungkin baginya perkelahian itu adalah hal yang terlalu bodoh untuk dilakukan. Kenapa bisa? Karena mereka hanya saling menyakiti.

Tapi bukankah kemarin Candra melindungi kakaknya?

Sialan! Sampai kapan gue harus kaya gini. Menyiksa diri. Ihh bego banget sih gue. Pengen banget marah sama dia, tapi guenya malah sayang. Njirrr!

Kenapa juga gue nggak tanya ke dia apa permasalahannya. Toh dia belum tentu salah di kejadian kemarin. Bener pun juga belum tentu. Kayanya gue terlalu egois jadi cewek.

-----

Di sisi lain, Candra sedang duduk dibangku depan rumahnya. Memandangi bulan yang berbentuk sabit. Jika sedang seperti ini, pasti ada hal yang ingin ia sampaikan ke bulan.

Gerimis mulai datang, mengundang suasana yang semakin miris. Untung saja bangku itu beratap, jadi ia tak perlu pindah ke tempat lain.

Kalo kaya gini caranya sama aja cinta gue di injek-injek. Percuma gue kasih ke dia. Kenapa susah banget sih ndengerin gue? Lo bener-bener egois Ra. Mentingin perasaan lo sendiri.

Kalo emang lo nggak suka sama gue, kenapa lo nggak minta putus aja. Kasian gue mau mutusin elo, cewek selalu minder jika diputusin. Gimana gue mau mutusin dia? Hatinya aja masih gue simpen. Ahhsialan!!

Hujan semakin deras bersamaan dengan angin yang bertiup pelan membawa pedih-pedih perasaannya. Bulan tidak lagi terlihat hanya karna ditenggelamkan hujan. Sama seperti hatinya, ditenggelamkan benci orang lain.

Kalo lama-lama seperti ini nggak bakalan berujung baik. Mungkin gue akan coba sekali lagi. Dan jika ia masih saja ngehindar dari gue. Gue akan putuskan mengakhiri hubungan ini. Benar kan? Perkenalan yang singkat, menyingkatkan pula hubungan.

Ah..tapi hubungan gue belum berakhir.

-----

Tiara dan Candra masuk kedalam rumah dalam waktu yang bersamaan. Mereka memang tidak tahu, tapi waktu telah menjadi saksinya. Apakah jodoh dipertandangan juga dengan hal ini? Haha itu pikiran yang terlalu bodoh.

Tiara menarik selimut dan menyampirkan ke tubuhnya. Ia ingin tidur. Namun pikirannya masih saja menggangu. Ia merubah tidurnya dalam posisi apapun tetap saja, tak dapat menghentikan pikirannya. Candra, Candra, dan Candra.

Tuhan aku udah nggak bisa seperti ini terus. Aku nggak bisa menutupi hatiku yang ternyata memang menyukainya. Aku merindukannya. Aku memang salah dalam hubungan ini. Ya..memang aku.

Yang namanya cinta memang harus bisa menerima apapun keadaan pasangannya. Baik dan buruk. Kenapa cinta harus ditakdirkan seperti ini?

Karena cinta tidak diciptakan dari debu dan tanah ataupun tulang rusuk. Melainkan dengan dua roh yang dinamakan sejati.

Cinta tidak di ciptakan bernafas dengan insang ataupun paru-paru. Melainkan dengan dua roh yang dinamakan kepercayaan.

Ya..kepercayaan. Gue percaya dia akan memberikan oksigen lagi untuk hubungan ini. Hubungan yang telah sesak ini.

Tiara mengambil handphone di atas lemari belajarnya. Kemudian ia mengambil nafas dan menghembuskan dengan pelan. Jemarinya bergerak-gerak diatas layar HP. Kemudian ia tersenyum...

To : Candra
20:49

Gue maafin lo. Dan...

Gue juga minta maaf

-----

Candra yang hendak naik diatas ranjangnya mendengar suara pesan masuk dari HPnya. Matanya melebar ketika dirinya membaca pesan itu.

Dia maafin gue?

Suasana pilu dipikirannya sedetik lenyap. Garis bibirnya terangkat ke atas. Ini terlalu mustahil baginya. Setengah perasaannya telah ia putuskan untuk merelakannya pergi. Namun ternyata tidak diijinkan. Perasaan itu utuh kembali.

Aku yakin kamu masih mencintaiku:)

~~~~~

CINTA SMEA vs STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang