(26) MENGHINDAR

1K 44 0
                                    

Hari ini Candra sengaja mengajak teman-temannya main ke rumah Giel. Sebenarnya mereka tidak tahu masalah yang sedang terjadi oleh Candra, sehingga mereka fine-fine aja.

Candra menatap seluruh isi rumah Giel. Berharap menemukan sesuatu yang menjadi tujuannya kesini. Namun nihil, matanya tak menangkap tujuan itu.

"Giliran lo ni Ndra." Daniel menyodorkan stick PS kepada Candra.

"Oke pemirsa sekarang lawan saya adalah Candra, si cowok keren yang pandai memikat hati para cabe-cabean." Pandu berbicara seperti reporter dengan berpura-pura membawa mic ditangannya.

"Alay lo." sahut Candra

Candra dan Pandu beradu skill dalam permainan gitar hero sementara teman-temannya beradu mulut mendukung mereka.

"Hajar terus Ndu."

"Sikat Ndra, kalahin Pandu."

"terus..terus. Yang kalah pushup 100 kali."

"Anjirr lo, dari awal nggak ada ketentuan kaya gitu bego." sahut Pandu

"Tuh kan kalahh. Gara-gara lo Ron. Sialan." Pandu mendengus kesal

"Gi, gue kebelet nih. Numpang kamar mandi dong."

"Ya sana."

Candra buru-buru melesat ke kamar mandi. Sepertinya ia sudah lama menahan kencing semenjak ia bermain PS.

Ekspresi lega terlihat dari raut muka Candra saat ia keluar dari kamar mandi. Ia kembali berjalan ke arah teman-temannya.

Langkahnya terhenti ketika ia melewati kamar dengan pintu yang terbuka setangah. Ia melihat seseorang didalam. Duduk membelakangi pintu. Dia sedang melukis.

Tiara, ternyata elo disini.

Candra terus berdiri di ambang pintu dan matanya terus memandangi gadis itu. Ia ingin masuk kedalam, namun ia sadar ini bukan rumahnya.

Sepertinya Tiara menyadari kehadiran seseorang. Ia menoleh kebelakang dan dikejutkan oleh adanya Candra di situ. Tiara segera memutar kepalanya lagi.

"Gue minta maaf."

Hening. Tak ada kalimat yang diutarakan Tiara.

"Gue harus ngomong maaf sampai berapa kali? 128 pesan gue nggak lo bales. 63 panggilan gue nggak lo angkat. Sekarang? Gue disini juga lo hindari. Gue kangen elo Ra."

Gue juga kangen elo. Sebenernya

Tiara mencoba menahan dirinya agar ia tak menangis di hadapan Candra.

5 detik. Ia mampu menahan

9 detik. Hatinya mulai sesak

12 detik. Matanya berair

Dan....tangisnya kini mulai meluap. Isakannya terdengar sampai ke telinga Candra. Membuat Candra tak bisa menahan diri di ambang pintu. Ia masuk, dan langsung memeluk Tiara dari belakang. Namun Tiara menepisnya.

"Lo apa-apaan sih? Siapa yang suruh lo dateng kesini? Siapa yang suruh lo masuk kamar gue? Siapa yang suruh lo meluk gue?" masih dengan tangisnya.

"Ra..please maafin gue. Gue mau lo ndengerin gue. Gue mau njelasin sesuatu sama lo."

"Nggak." Tiara pergi meninggalkan Candra sendiri di dalam kamarnya. Ia tak akan kuat berlama-lama dengannya. Yang ada sakitnya semakin berdarah. Semakin menyayat tajam kulit hatinya.

Candra memutuskan untuk bergabung kembali dengan teman-temannya. Ada rasa emosi di dalam hatinya.

Njirr Ndu, gue pengen banget nabok muka lo. Candra bergumam didalam hati melihat Pandu yang sebenarnya tak membuat masalah dengannya.

"Kenapa lo habis dari kamar mandi mukanya kaya kulit singkong gitu?" tanya Giel

"Gapapa! Gue pengen cabut duluan. Ada acara." Candra menyambar jaket dan pergi dengan langkah cepat.

"Tu anak aneh."

Candra berjalan keluar untuk mengambil motor yang ia parkirkan di depan garasi rumah Giel. Pandangannya seketika berubah. Ia melihat Tiara terduduk di ayunan taman depan rumahnya yang kebetulan menghadap ke arah Candra. Langkah Candra terhenti. Sedetik kemudian mereka saling melihat. Namun lagi dan lagi, Tiara menghindarinya. Tiara pergi begitu saja dan menghilang dari pandangan Candra.

"Sialann" batin Candra

~~~~~

CINTA SMEA vs STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang