(13) APA IYA GUE SUKA?

1.4K 57 0
                                    

Suasana kelas Candra sangat tenang. Bagaimana tidak.Pak Wadi, guru matematika yang galaknya minta ampun sedang mengajar saat ini. Begitu melihat ada siswanya yang tak memperhatikan pelajarannya, beliau tak segan-segan melemparkan batang penghapus ke siswa tersebut. Bahkan kalo beliau benar-benar marah, beliau langsung menyuruh siswa tersebut keluar meninggalkan pelajarannya. Tapi bagi anak STM, hukuman itu malah mendatangkan keberuntungan. Karna dengan dikeluarkan dari kelas, semua kegiatan akan bisa bebas dilakukan. Bahkan membolos pun bisa. Namun Pak Wadi tipe guru yang tak main-main. Beliau akan memberikan nilai merah bagi siapapun yang dianggapnya telah melanggar aturan pembelajaran miliknya.

Tampaknya Candra sedang tidak memperhatikan Pak Wadi. Dia melamun sambil memainkan bolpen ditangannya. Tak biasa dia melamun seperti ini. Apa yang sedang dipikirkannya?

Ternyata dia sedang memikirkan kejadian tadi pagi. Saat dirinya didekap oleh seorang perempuan dari belakang. Entah apa yang membuatnya tak bisa lupa dengan kejadian itu. Dia selalu teringat dengan nama gadis itu. Tiara.

Kenapa gue mikirin dia mulu? Bahkan kenalpun hanya sebatas nama. Sejak gue ketemu dia untuk pertama kalinya, di otak gue selalu terlintas gambar wajahnya saat dia sedang serius menyelesaikan gambaran gue. Manis. Sedikit mirip dengan Giel. Namun saat itu perasaan gue biasa saja. Namun sekarang...kenapa jadi aneh begini?

Jujur, ini bukan kali pertama gue dipeluk cewek. Tapi pelukan yang satu ini sungguh ngebuat gue gelisah. Hati gue rasanya aneh. Pikiran gue jauh dari konsentrasi. Gue nggak bisa mikirin hal yang lain. Argggh!Gue kenapa sih?

Nggak mungkin gue suka sama dia secepat ini. Nggak mungkin gue jatuh hati sama cewek sekilas ini. Sesuka-sukanya gue sama cewe, gue baru akan ngedeketin dia saat gue udah bener-bener kenal dia. Sedangkan yang ini?kenal aja belum.
Enggak..enggak..gue nggak suka sama tuh cewek (Candra menggelengkan kepalanya).

Ishhh!!bodoh banget sih gue. Tadi itukan cuma gara-gara kucing lewat. Ngapain juga gue mbaperin pelukannya dia. Toh itu bukan di-se-nga-ja (Candra mengeja kata disengaja)

Suara bel pulang sekolah tiba-tiba berdering. Memecahkan lamunan Candra yang nggak ada habisnya. Dia memberesi buku dan alat tulisnya dan memasukkannya asal ke dalam tas. Hari ini dia ingin segera pulang kerumah, padahal sebenarnya dia ada kelas ngeband. Entah apa yang membuatnya pengen cepat sampai rumah.

"Gi, gue duluan ya" menepuk pundak Giel

"Ehh, elo kan ada kelas ngeband." teriak Giel

"Males ah, gue ijin."

"Sialan lo!"

Candra mulai menelusuri koredor sekolahnya menuju tempat parkir yang berada di belakang sekolah. Sesampainya di turunan tangga yang terakhir, terlihat tali sepatunya lepas. Ia segera mengikatnya kembali.

Dari sudut matanya tertangkap sepasang kaki dengan sepatu nike berwarna hitam. Sepertinya ia tahu siapa yang datang.

"Ndra, anterin gue pulang dong." ungkap seorang cewek yang saat ini sedang berada dihadapannya. Salah satu cewek dari ketiga belas cewek yang ada di STM ini. Ramputnya panjang dengan gelombang dibagian ujung. Kulitnya lumayan putih dengan balutan tipis lipstik di bibirnya. Cantik sihh..idaman pula. Tapi sayangnya playgirl. Mentang-mentang sekolahnya di STM seenaknya mainin cowok sana sini.

Tapi Candra tidak tergoda dengan kecantikan Viela, nama cewek itu. Justru dia agak ilfeel dengan cewek ini. Masa sekolah dandan.

Sudah satu bulanan ini Viela berusaha ngedeketin Candra. Entah apa yang membuatnya suka, padahal ada banyak cowok lain yang lebih tampan. Candra memang biasa, tapi dia berbeda. Wajahnya lebih ke manis. Bentuk badannya nggak kurus nggak gemuk, cenderung ideal. Penampilannya selalu saja terlihat staylist. Apapun yang dia pakai selalu terlihat cocok, membuat dirinya terlihat cool.

"Emang motor lo kemana?" tanya Candra tanpa menoleh sedikitpun ke arah viela.

"Motor gue dibengkel dari kemaren sore."

"Terus tadi lo berangkat sama siapa?" kini candra mulai melihatnya sekilas

"Sama Roni."

Roni adalah salah satu fans dari Viela

"Ya kenapa nggak minta nganterin Roni aja."

"Gue maunya sama elo."

"Kalo guenya nggak mau?"

"Ya harus mau dong. Ayolah ndra, pleasseee" sambil menarik-narik tangan Candra

"Yaudadeh, sekali aja." jawab Candra malas.

Candra pun memutuskan untuk menerima permintaan Viela. Mereka mulai berjalan menuju area parkir. Setelah menemukan motornya, mereka berdua langsung meninggalkan area sekolah.

Jalanan cukup macet karna ini sudah jamnya orang pulang bekerja. Sesampainya di pertigaan yang baru beberapa puluh meter dari STM, Candra ingat sesuatu. Astaga, gue kan ada janji njemput Tiara. Sontak ia memelankan laju motornya dan berhenti di pinggir jalan.

"Loh, kok berhenti?"

"Maaf gue cuma bisa nganter lo sampai sini."

"Rumah gue kan masih jauh ndra, kok nuruninnya disini?"

"Gue lupa, gue ada janji."

"Ihh ngeselin banget sih lo ndra, kenapa nggak bilang dari tadi. Kalo tau gini mending tadi gue nerima tawarannya Roni aja." wajahnya sudah menunjukkan wajah marah

"Kan tadi gue udah bilang, kenapa nggak bareng Roni aja."

"Ka--"

"Udah ya. Bye."

Tanpa rasa bersalah Candra langsung meninggalkan Viela sendiri di pinggir jalan. Kini ia menuju ke SMEA untuk menjemput Tiara. Tak sampai sepuluh menit, ia tiba.

"Udah nunggu dari tadi ya?"

"Enggak kok, gue barusan keluar."

"Yaudah, cepet naik."

Tiara langsung naik di boncengan motor milik Candra. Ia menyisakan jarak yang cukup banyak antara ia duduk dengan Candra. Takut kejadian yang tadi pagi terulang lagi.

"Kok duduknya munduran gitu?"
Sepertinya Candra mengetahui niat Tiara.

"Hehe, enggakpapa kak."

"Takut yang tadi pagi terulang lagi?"

Ahh sialan. Kok dia tahu pikiran gue sih.

"Pegangan aja." sambil mencari-cari tangan kiri Tiara dan menempelkannya di pinggang miliknya.

Tiara sedikit terkejut. Namun entah apa yang membuatnya nurut melakukan hal tersebut. Kini kedua tangannya berpegangan erat di punggung Candra.

Candra tersenyum:)

~~~~~

CINTA SMEA vs STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang