(25) HANCUR

1.1K 46 0
                                    

Tiara terduduk lemas dibangkunya. Penampilannya lusuh. Rambutnya dikucir asal. Matanya sembab. Ia masih tidak bisa berhenti memikirkan kejadian kemarin.

Pikirannya semakin terhempas jauh dalam perkelahian. Namun tokoh yang ada dipandangannya berubah menjadi Candra.

Kalo tau ternyata lo itu berandal, gue nggak akan terima lo kemarin.

"Arghh!!" Ia memukul keras meja dihadapannya. Air matanya mulai mengalir melewati kantung mata hitam miliknya.

"Tiara?" Franda masuk kedalam kelas dan melihat Tiara yang sudah tidak berbentuk.

"Lo kenapa?" Franda mengangkat bahu Tiara yang sedang ia tenggelamkan diatas meja.

"Astaga Tiara. Lo nangis?" Franda mengambil tissue miliknya didalam tas lalu menyeka air mata Tiara.

"Fra, gue hancur. Hati gue bener-bener sakit. Lo tau kan betapa nggak sukanya gue sama cowok yang suka berkelahi?Kenapa nggak dari awal aja gue tahu kalo ternyata dia kaya gini?"

Franda bingung mau berkata apa. Ia hanya membiarkan Tiara mengeluarkan semua perasaan hatinya saat ini.

"Gue harus gimana Fra? Jujur, gue udah sayang sama dia. Tapi gue nggak bisa ngebiarin hal yang gue benci ada di sekeliling gue."

"Iya Ra, gue ngerti. Tapi jawabannya cuma ada di elo. Lo mau tetep bertahan mengorbankan segala ketidaksukaan lo tentang perkelahian demi orang yang lo sayang, ato lo ngorbanin orang yang lo sayang demi hal yang lo benci?"

Tiara terdiam. Ia mencoba mencerna kata-kata yang barusan terucap dari mulut Franda.

"Fra... Gue sayang."

Mereka terdiam

"....Sekaligus benci." Tiara menambahkan

"Terus lo mau gimana?"

Tiara mengusap mukanya sendiri lalu menarik rambutnya. Kemudian ia menatap Franda. Dan Franda membalas tatapan Tiara.Namun Tiara memalingkan kembali wajahnya.

"Ihh kok malah nangis lagi sih."

"Tiara.." Franda mengucang-guncangkan pundak Tiara

"Lo nggak malu apa dilihat temen sekelas?"

Namun Tiara semakin mengencangkan suara tangisannya. Membuat temen satu kelas menoleh kearahnya dan tak sedikit dari mereka yang datang menghampiri.

"Tiara kenapa Fra?"

"Patah hati."

"Bukannya baru jadian dua hari yang lalu?"

"Di--"

"AAA GUE NGGAK BISA...GUE NGGAK MAU...ENGGAK POKOKNYA ENGGAK."
Tiara berteriak tiba-tiba membuat temen-temen yang ada di dekatnya kaget.

"Tiara lo kenapa sih? Udah deh jangan bawa pikiran lo kemana-mana." Franda berusaha mengatur volume suaranya agar lebih tinggi dari suara tangisan Tiara.

"GUE UDAH SALAH. GUE BENER BENER SALAH. GUE SALAH FRA, GUE SALAH. HARUSNYA NGGAK KAYA GINI. HARUSNYA HARI INI GUE TENANG-TENANG AJA. HARUSNYA GUE NGGAK KENAL DIA. HARUSNYA GUE NGGAK DEKET SAMA DIA. HARUSNYA GUE NGGAK ADA HUBUNGAN SAMA DIA. HARUSNYA SEMUA NGGA JADI KAYA GINI FRA."
Tiara masih tetap dalam volume yang tinggi. Air matanya tak berhenti mengalir. Nafasnya mulai terengah-engah.

Franda memeluk teman bangkunya itu. Tangan Franda menepuk pelan punggung Tiara, mencoba menenangkan.

"Udah Ra. Please lo jangan pikirin hal itu lagi. Lo anggep kemarin lo cuma nonton film action. Mereka cuma drama."

Tiara mulai mengatur nafasnya. Isak tangisnya sudah mulai menenang. Pundak Franda basah oleh air mata Tiara. Demi sahabatnya ini, dia ngerelain apa saja asal itu yang terbaik.

~~~~~


CINTA SMEA vs STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang