Oneshot (Jennie Kim X Boy Group)

Puppy Love - 2 (Jennie X Wonwoo)

Didn't know i could fall in love this way
Didn't know that you take all my fears away
Didn't know you'll be the man of my dreams
Didn't know and, now i know, now i know
Know that it's real

(Arden Cho – Didn’t Know)

Cast:

Jennie Kim (Jennie BLACKPINK)

Jeon Wonwoo (Wonwoo Seventeen)

“Wonwoo─ya, jangan lupa sore ini kamu ada janji dengan Tuan Park.” Jennie melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kerja Wonwoo sembari membawa beberapa lembar berkas yang harus ditandatangani oleh Wonwoo.

“Kemudian, kamu harus menandatangani berkas-berkas ini segera, Wonwoo─ya. Jangan menunda-nunda lagi,” lanjut Jennie.

Wonwoo tidak menjawab. Lelaki itu hanya menatap Jennie dengan intens.

Ditatap seperti itu oleh si lelaki bermata rubah, tentu saja membuat Jennie salah tingkah. “Ada apa?” tanya wanita itu dengan gugup.

“Sini,” pinta Wonwoo, menyuruh Jennie untuk menghampirinya.

Jennie menggigit bibir bawahnya. Ia berjalan pelan mendekati Wonwoo. Ketika wanita itu sudah berada di depan Wonwoo yang masih terduduk di kursinya, lelaki itu menarik lengan Jennie hingga Jennie jatuh terduduk di pangkuan Wonwoo.

“Ya! Jeon Wonwoo! Apa-apaan ini?” protes Jennie. Ia mencoba untuk bangkit dari duduknya, namun Wonwoo memeluk tubuhnya dengan erat.

Jennie merasa jantungnya berdebar dengan kencang. Ia merasa pipinya memanas dan semburat kemerahan pasti sudah terlihat di pipinya. “Wonwoo─ya, lepaskan aku,” pinta Jennie.

Namun, Wonwoo justru mengeratkan pelukannya. Ia mengecup tengkuk Jennie, membuat bulu kuduk Jennie berdiri. “Sudah kubilang kan, jika sedang di kantor panggil aku ‘Tuan Jeon.’ Mengapa tidak menurut juga?” bisik Wonwoo di telinga Jennie.

“Maaf, Tuan Jeon,” gumam Jennie. Ia merasa jantungnya sudah mau meledak. Ia ingin segera terlepas dari pelukan Wonwoo.

“Maaf saja tidak cukup. Aku harus memberi hukuman pada karyawanku yang tidak tahu sopan santun.” Wonwoo kembali membisiki Jennie sembari menggigit kecil telinga Jennie, membuat wanita itu meringis karena merasa geli.

“Kita…..sedang di kantor. Hentikan permainan konyolmu itu,” ucap Jennie dengan susah payah.

“Permainan konyol?” Nada suara Wonwoo menyiratkan perasaan tersinggung. “Aku sedang tidak bermain-main, Nona Kim. Aku sangat tidak suka jika ada karyawanku yang tidak sopan padaku. Karena itu Nona Kim, kurasa kamu harus dihukum.”

Wonwoo membalikkan tubuh Jennie hingga menghadap lelaki itu dengan posisi Jennie yang masih berada di pangkuan Wonwoo. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie, membuat wanita itu menahan napas dan secara otomatis memejamkan matanya. Wonwoo tersenyum tipis melihatnya. Sejurus kemudian, ia mendaratkan bibirnya di bibir Jennie.

Wonwoo menghisap bibir bawah Jennie dan sesekali menggigitnya, membuat Jennie melenguh. Wonwoo mengusap punggung Jennie, sementara Jennie meremas rambut Wonwoo dengan lembut. Suara kecapan yang berisik terdengar di ruangan kerja Wonwoo dipadu dengan deru napas mereka berdua.

Selama lima belas menit, mereka terus memagut bibir satu sama lain, seolah tidak ada hari esok. Sesekali, Wonwoo melesakkan lidahnya ke mulut Jennie, menggelitik setiap bagian di dalam mulut Jennie atau membiarkan lidahnya menari bersama lidah Jennie.