32.

685 71 1
                                    

Jangan lupa
baca note dibawah yaa ❣

★★★

"Hyung ini makan dulu" canu sedari tadi memaksa yoyo untuk makan.

Beberapa jam yang lalu yoyo sudah menjalani pemeriksaan dan hasilnya sangat memuaskan.

"Gak nafsu can.." ucap yoyo lemah lembut.

Akhirnya canu menyerah, dia meletakkan mangkuk yang berisi bubur itu ke meja samping tempat tidur yoyo.

"Kalo lo gak makan nanti sembuhnya lama" ucap hanbin.

"Gue sekarang gak percaya sama omongan dokter" kata yoyo datar.

"Loh kok lo ngomongnya gitu?" tanya Jinan sekaligus terkejut.

"Dari kemarin-kemarin dokter selalu bilang gue udah pulih lah dikit lagi sembuh lah.. Apanya yang sembuh yang ada malah tambah parah, iya kan?" kata yoyo dengan sedikit emosi.

"Bukan gitu yo" hanbin berusaha menenangkan yoyo.

"Kalian semua sebenernya tau kan kalo penyakit gue ini tambah parah.. Tapi kalian semua gak ngasih tau gue, Kenapa? Demi kebaikan gue? Menurut gue itu hal yang paling jahat yang kalian lakuin ke gue" tanpa disadari air mata yoyo sudah menetes ke pipinya.

Semuanya hanya terdiam. Semua yang dikatakan yoyo memang benar sehingga mereka tidak tahu harus menjawab apa.

"Kenapa diem? Kalian kaget kan?" lanjut yoyo.

June keluar dari ruangan itu, dia tidak mau ikut dalam suasana seperti itu.

Dia duduk di kursi depan kamar yoyo.  Dia menggenggam tangannya dan dijadikan tumpuan untuk dahinya.

June terus menarik nafas kasar dan mengerutkan dahinya.

Bobby yang datang dari arah masuk rumah sakit melihat june yang terlihat sangat kacau.

Bobby menghampiri june "kenapa lo jun?"

June hanya diam.

Bobby yang mengetahui bahwa pasti terjadi sesuatu di dalam ruangan yoyo. Dia segera masuk ke ruangan itu.

Dia membuka pintu kamar yoyo dan terlihat suasana sangat hening dan bobby tidak suka dengan suasana itu. Sama seperti june.

Bobby langsung menutup pintu kamar yoyo dan duduk di kursi sebelah june sambil mengacak-acak rambutnya.

"Ada apa lagi sih?" tanya bobby frustasi.

★★★

"Kak bangun dong masa iya sih aku sendirian terus" ucap sera sambil mengguncangkan tubuh soora yang tidak berdaya.

Sera menaruh kepalanya di sisi ranjang sambil mengenggam tangan kakak kesayangannya itu.

Dia terus memohon supaya soora segera sadar dari komanya. Sera sangat rindu dengan kakaknya yang riang. Air mata mulai menetes ke sela wajahnya. Entah kenapa sesak rasanya.

Tiba-tiba pintu kamar ruang VIP dimana soora dirawat terbuka.

Suster dengan segudang peralatannya masuk ke kamar itu.

"Permisi.. Waktunya pemeriksaan" sapa suster.

Sera bangkit dari kursinya dan mempersilahkan suster memeriksanya "Iya sus silahkan"

Sambil menunggu kakaknya di periksa dia keluar dari ruangan itu. Dan dia duduk di kursi lobby rumah sakit.

Dia hanya bisa menonton tayangan televisi yang ada di lobby rumah sakit ini. Dia melihat-lihat keadaan sekitar rumah sakit.

LOST ❌ syh {Song Yunhyeong} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang