BAB 16
Kebohongan yang tertutupi~Ruang Kedisiplinan Siswa
"Ibu gak percaya sebanyak ini bisa menyebabkan masalah? Masalah apa lagi sampai melibatkan banyak orang seperti ini?" Tanya bu Aulia bingung sekaligus kecewa karena para siswa-siswi bisa menyebabkan keributan seperti ini.
"Aku bersalah bu, kami gak akan mengulangi lagi." Ucap beberapa orang.
Dika segera menyenggol Ghali yang berada disebelahnya. "Lo gak mau urusannya cepat selesai?"
"Apa sih?" Bisik Ghali.
"Jangan melamun makanya!"
Bu Aulia mulai merasa gerah dan merasa kebingungan. Dari siswa populer, siswa pintar kesukaannya, sampai siswa yang suka buat masalah semuanya terlibat dalam sebuah perkelahian.
"Siapa yang berkelahi, angkat tangannya?" Tanya Bu Aulia berusaha menahan amarahnya.
Semua siswa pria yang berada dalam ruangan mengangkat tangan mereka. Kecuali Dika dan Anna.
"Dika angkat tangan lo." Ucap Alven.
"Gue gak berkelahi, gue melerai perkelahian." Balas Dika yang tak mau disalahkan.
"Kalau gitu kami berdua juga melerai mereka bu?" Jawab Alven dan Ghali segera menurunkan tangan mereka yang tadinya berada di udara.
Bu Aulia yang melihat Ghali menurunkan tangannya langsung kebingungan sesaat.
"Meskipun hanya melerai cepat angkat tangan!!" Rasa marah Bu Aulia mulai keluar.
Dika dengan perlahan dan ragu mengangkat tangannya.
Nyesel gue melerai mereka, kalau ujung-ujungnya begini? Lebih baik kemarin nonton aja gue. Tapi kalau gue cuman nonton pasti disalahin gini : kenapa gak melerai mereka? Padahal kan kamu jago taekwondo."Haruskah ibu memanggil orang tua kalian?" Tanya Bu Aulia geram.
Anna segera bangkit dari duduknya dan duduk di lantai menatap Bu Aulia. Semua orang yang berada dalam ruangan tersebut langsung tercengang terlebih lagi Alex dan Herdi.
"Apa yang dilakukan Anna, apa yang dipikirkannya?" Tanya Dika pada dirinya sendiri dengan pelan.
"Berdoa aja semoga dia dapat menyelamatkan kita dari sini." Jawab Ghali mendengar ucapan Dika.
"Jangan memanggil orang tua saya bu, mereka pasti bakal kecewa. Apalagi karena peringkat saya turun, dan hal ini. Saya mau jadi anak yang membanggakan orang tua saya." Ucap Anna sambil menangis.
"Apa yang akan kamu lakukan jika ibu tidak memanggil orang tua kalian?"
"Saya akan membersikan toilet, saya akan pulang terlambat dan membersihkan kelas selama 1 bulan, saya akan rajin datang setiap sore untuk membersikan halaman depan."
"Selama 1 bulan, kamu yakin akan melakukan itu?" Tanya Bu Aulia lagi.
Anna mengangguk mantab.
Bukankah itu terlalu berlebihan. Aku melihat bagaimana dia begitu cari perhatian, itu mengesalkan. Batin Dika.
Anna lo kenapa harus berlutut dan memohon gitu? Batin Alex.
Apa yang dipikirannya, dia tidak waras? Batin Herdi.
"Ghali apa yang akan kamu lakukan agar tidak dapat surat panggilan?"
"Tidak ada, panggil saja orangtua aku dan berikan hukuman untuk orang yang telah melerai orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For No Title✏ (COMPLETED)
Fiksi RemajaNana dan Anna adalah saudara tiri yang tidak pernah akur. Nana adalah gadis biasa saja, semenetara Anna adalah gadis sempurna. Akan tetapi, Anna sangat membenci Nana. Mereka berdua menyukai pria yang sama bernama Alex sang Kapten Basket Sekolah. ••...