Part 9

24 4 0
                                    

"kedatanganmu kutunggu, tawa candamu kunanti tapi kepergianmu kubenci."

*****

sepontan dia menoleh kearahku dengan wajah terkejutnya.

.

.

sekarang mata kita saling bertatapan. dia mentapku dalam dan sangat tajam.

dia mulai tersenyum seperti biasanya padaku.

"iya, ini kamu dan ini aku. Aku harap kamu selalu mengingatnya walau nanti aku pergi." Dia berkata dengan terus melihatku dan wajahnya mulai tampak sedih. 

aku mencoba mencerna ucapannya. aku mulai memahami ucapannya itu.

Ucapannya itu membuatku tercengang. 

Pergi? 

Dia bilang dia akan pergi? 

Belum sempat aku bertanya padanya dia sudah melanjutkan ucapannya. 

"orang tuaku datang padaku. mereka menemuiku. Ini pertama kalinya aku melihat mereka. Aku senang sekaligus sedih." Tambahnya. 

Aku merasa ikut senang karena akhirnya dia akan bisa hidup bahagia bersama orang tuanya. Tapi aku masih belum mengerti kenapa dia merasa sedih saat ini dan apa yang dia maksud dengan pergi. 

"bukankah harusnya kamu senang bertemu orang tuamu?" aku bertanya untuk memastikan. Dia hanya menatapku sambil tersenyum datar. 

"aku senang orang tuaku kembali. Tapi aku sedih karena mereka akan membawaku pergi bersama mereka ke korsel."  dia berkata sambil memalingkan wajahnya dari hadapanku. lalu menunduk.

Aku terdiam mencerna ucapannya. 

Jika orang tuanya mengajak dia ke korea selatan itu artinya dia akan meninggalkanku? 

Setelah memahami kata-kata itu rasanya aku ingin menangis. tapi aku menahannya. 

Aku tak ingin dia pergi. 

Hanya dia yang aku punya. 

Aku merasa kecewa dan aku mulai meninggalkannya sambil melemparkan kotak hadiah yang aku bawa ke punggungnya tanpa satu katapun, lalu aku berlari meninggalkan dia disana sendiri.

 ~Anak itu mengambil kotak itu lalu membukanya. Dia menutupnya kembali dan dia mulai memperhatikan wanita yang berlari itu.~

Aku terus berlari sambilmenangis. 

Aku tak bisa bayangkan kehidupanku yang sepi tanpa teman lagi. sepi seperti dulu.

Tapiaku juga tak bisa mencegah dia pergi karena dia baru akan mendapat kebahagiaanbersama keluarga barunya.

Aku tak tahu harus bagaimana aku tetap berlari tanpamelihat kebelakang. 

Tapi aku merasa tanganku ditarik dari belakang hinggamembuatku langsung terhenti dan berbalik. 

Pelukan hangat langsung aku dapatkan. 

Tangisanku makin menjadi didalam  pelukannya. aku berpikir ini akan menjadi pelukan terakhir yang aku dapatkan darinya sebelum dia pergi dariku dan entah kapan dia akan kembali. 

Akuberhenti menangis dan dia melepaskan pelukannya dariku. Aku menundukkankepalaku dan tak berani menatapnya

"kumohonjangan menangis, aku akan kembali. Kita akan bersama lagi seperti biasanya lagi.Tapi biarkan aku pergi sebentar saja. Aku berjanji akan kembali padamu. Tapikamu juga harus berjanji untuk tetap bahagia selama aku belum datang menemuimu.Bukankah takdir kita untuk bersama?" Dia berkata sambil terus menatapkudengan sayu.   

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang