part 13

7 3 0
                                    

"semua hal yang kau lakukan, selalu menjadi kejutan tersendiri dalam kehadiranmu"
                             ***
Dia sekarang berdiri tepat didepanku. Aku hanya memandangnya dengan tatapan yang tak percaya. Bagaimana mungkin pria ini tau aku ada disini tanpa kuberi tau?
"kau terkejut?" tanyanya sambil tersenyum puas.
Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"ah.. Bukankah mereka ini temanmu yang waktu itu?" tanyanya lagi sambil menunjuk ke arah yuna dan emma yg ada disampingku.
"iya benar" jawabku tersadar dan mengenalkan kedua temanku itu padanya.
Dia tersenyum dan memperkenalkan dirinya kembali pada kedua temanku itu.
"apa aku boleh membawa clara denganku sekarang?" tanya pria itu pada kedua temanku sambil menarik tanganku kearahnya, dan aku sekarang berdiri makin dekat dengannya.
"ah...haha tentu. Silahkan" jawab emma sambil mendorongku pelan membuatku semakin dekat dengan pria ini.
Tanpa menjawab pria itu hanya tersenyum lalu menarikku menuju ke mobilnya.
"kau mengajakku kemana?" tanyaku setelah masuk kedalam mobil miliknya.
"kemanapun." jawabnya sambil menatapku lalu tersenyum singkat dan segera menjalankan mobilnya.

~skip
.
.
Hari mulai gelap. Dia menghentikan mobilnya ditaman tempat kita bertemu sebelumnya.
"kenapa mengajakku kesini lagi?" tanyaku.
"karena tempat ini sakral. Yaaa kau tau dan akan tau yang akan terjadi nanti." jawabnya.
Aku kini hanya mengikuti permainannya.
"tapi aku penasaran. Bagaimana kamu tau kampusku?" tanyaku menyelidik.
"ah soal itu.. Haha itu.. Kejutan?" jawabnya sedikit bingung. Aku masih penasaran tapi sudahlah jika dia tidak ingin memberi tahuku sekarang mungkin lain kali, pikirku.
Kami keluar dari mobil, dia menggandengku berjalan ke arah pohon pinus yang biasa kami datangi
Sebelumnya. Tapi hari ini taman ini terlihat berbeda dari sebelumnya. Taman ini terlihat lebih sepi dari biasanya. Hampir tak ada orang atau bisa dibilang hanya kami berdua saat ini yang ada disini. Tapi malam ini taman ini terlihat lebih indah dengan hiasan lampu gantung yang terpasang rapi disepanjang jalan.
"sepi sekali?" ucapku sambil melihat sekeliling.
"kau takut?" tanyanya.
"tentu tidak. Kau meremehkanku?" ucapku kesal. Dia tidak menjawab dan terus berjalan di depanku. Aku hanya melihat punggungnya dari belang.
"iya. Lihatlah aku terus karena aku ini masa depanmu." godanya setelah melirik kearahku yang terus menatapnya.
"HEY!! jangan membuatku malu." bentakku sambil tersipu.
Dia tiba-tiba berhenti, aku ikut berhenti.
"aku melupakan sesuatu." ucapnya sambil membalikkan badan kearahku.
"apa?" tanyaku panik.
Dia merogoh saku celanya dan mengeluarkan sesuatu dari sana.
"ini.." ucapnya bangga dengan menunjukkan sapu tangan padaku.
"itu? Untuk apa?" tanyaku tidak mengerti.
Tapi dia tanpa menjawab hanya langsung menutup mataku dengan sapu tangan itu.
"Hey!! Apa yang kau lakukan?" ucapku sambil mencegahnya menetup mataku.
"tenanglah... Kamu cukup diam dan nikmati saja." ucapnya yang ambigu membuatku makin mencegahnya menutup mataku.
"jangan aneh-aneh ya! Aku peringatkan." teriakku
"haduuuhh diamlah aku tidak akan aneh-aneh. Janji!" ucapnya meyakinkanku.
Aku diam kembali dan menuruti dia yang mulai menuntunku berjalan menuju ke tempat yang aku sendiri tak tahu.
Tak lama dia berhenti menuntunku lalu melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku sempat bingung dan mencari tangannya disekitarku karena takut dia meninggalkanku sendiri ditempat aneh namun aku mulai tenang saat dia mulai melepas penutup mataku dan berbisik tepat ditelingaku "kejutaaan" ucapnya pelan.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang