Part 1

77 6 6
                                    

"senyuman misterius itu membawa banyak cerita baru dalam duniaku. Cerita tentang aku dan kamu yang terikat oleh takdir."

Aku seorang mahasiswa biasa dengan wajah biasa dan dengan kemampuan rata-rata. Ya, tak ada yang spesial dariku. Saat ini aku mahasiswi tahun ke 2 di salah satu universitas di Indonesia. Dulu sebelum menjadi mahasiswi aku adalah seorang anak yang kesepian dan penyendiri. Tapi selama 1 tahun terakhir ini aku sepertinya berhasil berubah, buktinya sekarang aku memiliki 2 teman baik dan bisa dibilang sangat dekat. Mereka adalah Yuna dan Emma. Oh ya namaku sendiri Clara. 

Hari ini akhir pekan dan tentu aku tak ada jam kuliah. Yuna dan Emma mengajakku keluar dari tempat ternyaman didunia bagi semua orang yaitu rumah. Walau hanya sekedar berkeliling ke sana ke mari tapi ini cukup untuk menghibur hati kami. kami memutuskan untuk pergi ke taman tengah kota untuk menghibur diri. Kapan lagi kita bisa bersenang-senang jika bukan saat libur begini. Kami berjalan menuju tempat yang sekiranya teduh untuk bersantai. 

Namun saat sedang mencari-cari tempat teduh, pandanganku teralih ke seorang pria seumuranku dengan tinggi kurang lebih 180cm dan kulit berwarna putih bersih. Dia memiliki hidung mancung dan mata yang bulat, dengan surai berponi lurus berwarna hitam ditambah dengan senyuman yang manis dari bibirnya. Entah kenapa aku merasa tak asing dengan wajah itu. 

Aku melihatnya dari kejauhan. Dia duduk diatas rumput sambil menatap langit yang kosong, dibawah pohon pinus besar dengan senyuman manis yang terlihat familiar. Seketika itu juga aku memberi tahukannya pada kedua temanku, tapi mereka malah tidak menanggapi serius perkataanku.

Aku merasa kesal. Tentu saja juga merasa semakin penasaran dengan pria itu. Aneh, tapi aku berjalan menghampirinya seperti terhipnotis dan tanpa memperhatikan kedua temanku yang sedari tadi heran dengan tingkahku. Tapi hatiku berkata aku harus menghampirinya. Aku terus berjalan kearahnya, dengan berbagai pertanyaan memenuhi kepalaku. Apa aku mengenalnya?
entah ada apa denganku. Aku sama sekali tidak bisa menghiraukan kedua temanku dan terus berjalan mendekati pria itu untuk memastikan. Aku mulai sadar bahwa sekarang aku berada tepat di sampingnya, seketika aku terkejut mendengar suara teriakan dari salah satu temanku

 "HEI RA!!! NGAPAIN KAU DISITU? BALIK SINI WOY!!!" 

mendengar terikan Yuna aku berniat pergi dari pria itu untuk kembali ke sana meninggalkan pria itu. Namun langkahku tertahan, aku mendengar pria itu birbisik pelan dari bibirnya.

  "apa kamu percaya takdir?" bukan percaya diri tapi aku merasa pria ini sedang bicara padaku. 

Seketika aku berbalik kearahnya dan kembali mengabaikan temanku disebrang sana. Ternyata dia saat ini menatapku. Tatapannya terasa menusuk hatiku, seakan ada kerinduan yang mendalam disana hingga rasanya aku ingin menangis hanya dengan tatapannya. Tapi sekilas aku malah melihatnya tersenyum setelah menatapku, senyuman yang hangat seperti bunga di musim semi, dengan senyumannya hatiku seakan kembali damai. Tapi tetap saja ini aneh. 'sadar clara! Dia orang asing' triak hatiku. Dan orang asing ini malah menanyakan takdir padamu?

 "HA???" malah kata itu yang keluar dari mulut bodoh ini. Mataku melotot dan mulutku menganga, ah bodohnya aku. Ini memalukan, bahkan pria itu menertawakan ekspresiku saat ini. Tapi, bukannya wajar jika aku terkejut? Dia yang aneh bertanya takdir pada orang asing. 

Melihatku yang ber-ekspresi seperti tadi dia malah berjalan ke arahku dengan senyuman itu lagi.
Berhenti. Dia berhenti tepat dihadapanku menyentuh pelan kedua pundakku dan mendekatkan bibirnya ketelingaku sambil berbisik

 "aku ingin jawabanmu segera. Jangan membuatku menunggumu lebih lama lagi.

Aku mendengar jelas dia berkata seperti itu dengan tertawa kecil. 'Ayolah, kapan aku membuatnya menunggu? Dia orang asing, kenapa dia seakan mengenalku?' berapa kali kupikirkan jawabanku tetap sama orang ini aneh. Tapi lebih anehnya lagi, knapa aku nyaman dengan sikapnya ini seakan aku juga mengenalnya. Setelah mengucapkan kata tadi dia pergi kearah yang berlwanan dengan arahku berdiri saat ini. Aku masih belum mengerti kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu. Dia seperti orang yang aku kenal, karena hati ini merasa nyaman dan hangat saat bersamanya. Seperti ada perasaan rindu yang lama terpendan kini menemukan obatnya. 

Tapi siapa dia? 

Aku belum mengerti. 

Jika aku mengenalnya, kenapa aku melupakannya?

Mengingat kembali pertanyaannya tentang takdir, membuatku teringat masa lalu.

Dulu jika pertanyaan itu diucapkan padaku mungkin aku akan menjawab sangat mempercayai takdir, tapi sekarang? Entahlah. aku tak yakin.

Lalu kenapa pria ini bertanya begitu padaku?

Untuk apa?

Aku ingin menjawab semua rasa penasaranku itu dengan memberanikan diri aku segera menjawab pertanya'annya sebelum dia pergi lebih jauh lagi.

  "haruskah aku percaya takdir?" kurasa kalimat ini sudah benar untukku pertanyakan walau dengan keraguan.

 Aku berbalik menghadap dirinya. Dia tidak melanjutkan langkahnya, sepertinya dia mendengar ucapanku.

"aku tahu kamu percaya, karena itulah kamu menghampiriku dan menemuiku di tempat ini. Sudah cukup lama aku menunggumu." 

Aku terkejut mendengar jawabannya.

 Aku masih tidak mengerti dengan yang dia maksud menungguku. 

Dia tidak berbalik, bahkan setelah mengucapkan itu dia tetap berdiri membelakangiku cukup lama. 

Aku melihat dia mulai memalingkan wajahnya kearahku. Aku melihat sebagian wajahnya dari belakang. Dengan samar aku melihat senyumansenang darinya. 

Apa ini? 

Apa yang dia pikirkan sekarang?

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang