Part 12

7 1 0
                                    

"Kini kita bersama. Semoga selamanya kita bahagia"
***
.
.
.
Kini kami telah sampai di depan rumahku. Dia menatap kearahku lekat-lekat, akupun sama. Hanya dengan melihatnya begini jantungku berdebar.
Perasaan apa ini?
Perasaan yang hanya datang saat dengannya.
"kamu tidak turun" ucapannya menyadarkanku yang masih duduk tenang didalam mobilnya.
"kamu benar. Aku harus turun. Haha" bahkan disaat seperti ini aku masih bersikap bodoh.
Aku segera membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
"terimakasih untuk hari ini." ucapku padanya setelah menutup pintu mobil itu.
Dia hanya tersenyum menanggapi ucapanku.
Dia segera menjalankan mobilnya dan pergi meninggalkanku. Aku juga segera masuk kedalam rumah mengingat hari yang mulai malam.
.
.
.
Keesokan harinya aku sudah berada di kampus dan disambut wajah penasaran dari kedua temanku ini.
Siapa lagi jika bukan Emma dan Yuna.
"jadi?" ucap Emma.
"hmm?jadi?" ucapku pura-pura bodoh.
"Clara! Cepatlah jelaskan kenapa wajahmu begitu senang hari ini!" ucap Yuna yang terdengar mulai putus asa.
Kadang membuat mereka berdua ini penasaran itu menyenangkan.
"baiklah teman kepoku. Hehe" jawabku sambil mencubit pipi kedua temanku itu. Dan aku mulai menceritakan kejadian kemarin kepada mereka berdua.
"waow. Jadi kalian teman lama?" ucap Yunna dengan matanya yang terbelalak.
"kamu tau? Itu sangat romantis Clara. Unch" ucap Emma sambil menepuk nepuk manja bahuku.
Walau aku sudah tau mereka akan ber-ekspresi seperti ini tapi ini tetap saja menyenangkan.
Tak lama dosen yang ditunggupun datang dan mulai menjelaskan mata kuliahnya. Namun aku sama sekali tidak fokus pada mata kuliah hari ini.
Entahlah, aku hanya masih tidak percaya anak laki-laki itu kembali dan menepati janjinya seperti mimpi.
Setelah detik demi detik yang terasa sangat lambat akhirnya mata kuliah hari ini berakhir dan waktu pulang tiba.
Aku, Emma dan Yunna keluar kampus bersamaan dengan mereka yang terus membicarakan pertemuanku dengan anak itu yang berhasil membuatku malu.
"eh, tumben itu pintu gerbang pada rame anak-anak cewek pada ngumpul disitu?"  ucap Yunna yang membuat aku dan Emma melihat ke arah gerbang yang ternyata memang dipenuhi anak cewek dari kampus kami.
Kami mulai penasaran dan berjalan mendekati pintu gerbang itu. Dan aku melihat seseorang yang tak asing dari kerumunan itu. Seseorang itu memalingkan pandangannya ke arahku.
Dia menatapku lembut lalu tersenyum lebar. Aku hanya membeku ditempatku berdiri saat ini.
Tanpa bisa berkata-kata aku hanya menatap laki-laki dihadapanku itu.
Diapun mulai berjalan keluar dari kerumunan itu dan menghampiriku.
Semua terasa tidak nyata. Pertanyaan pertama yang muncul di dalam otakku hanya 'bagaimana dia bisa disini?'

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang