part 14

7 1 0
                                    

"kuharap tuhan berbaik hati, dengan melambatkan waktu disaat ku ukir kenangan manis bersamamu."
                               ***
Perlahan penutup mata ini terlepas dari kedua mataku. Perlahan kubuka kedua bola mataku. Sayup-sayup aku melihat cahaya dihadapanku, sangat terang dan semakin terang. Kini semakin jelas aku dapat melihat kejutan yang disiapkannya untukku. Sebuah dekorasi sederhana yang terbuat dari kayu dan hiasan bunga disekitarnya juga terpasang lampu gantung disekitarnya. Ditata dua buah kursi dan satu buah meja berwanaputih ditengah dekorasi itu. Terlihat cantik juga indah.

"kau yang menyiapkan semua ini?" tanyaku padanya sambil berbalik ke arahnya berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau yang menyiapkan semua ini?" tanyaku padanya sambil berbalik ke arahnya berdiri. Dia hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaanku. Aku bisa melihat ketulusannya disini.
"sangat cantik." ucapku seraya menunjukkan senyum tanda terima kasihku padanya.
"kau jauh lebih cantik." ucapnya dengan senyum yang selalu menggetarkan hatiku.
Dia mulai menarik tanganku perlahan menuju bangku yang telah disiapkannya di tengah dekorasi tersebut.
"kau senang?" tanyanya setelah kami sampai di tengah dekorasi.
"iya... Aku sangat senang" jawabku dengan tak hentinya tersenyum.
"aku ada kejutan lagi untukmu." ucapnya sambil mencari sesuatu dalam saku celana kanannya. Aku hanya menatapnya penasaran, tak mengerti apa lagi yang akan dia lakukan. 'apa dia akan melamarku sekarang?' pikirku diikuti senyuman mengembang dibibirku.
"aku akan mengangkat telfon sebentar." ucapnya setelah mengeluarkan handphone dari dalam sakunya. Aku merasa sedikit kecewa, karena kupikir dia akan mengeluarkan cincin dari dalam sakunya untuk melamarku. Haha berharap apa aku?
Tak lama dia kembali padaku dan mempersilahkanku duduk di salah satu bangku disana.
"kau lapar?" tanyanya sambil menarik bangku disebelahku.
"sedikit." jawabku yang memang terasa lapar karena sejak tadi belum makan apapun.
"sebentar" dia kembali berdiri, lalu berlari kecil ketempat yang tak ku ketahui.

Aku sendiri disini sekarang tapi aku tidak merasa takut sama sekali karena berapa kalipun kulihat tempat ini sangat indah mengalahkan gelapnya malam. Tak lama dia sudah kembali dengan membawa dua delas es krim yang lumayan besar sambil tersenyum ke arahku dia mengangkat dua gelas es krim itu lebih tinggi sambil tersenyum bangga ke arahku. Seolah dia berkata dalam senyumnya 'lihatlah aku berhasil membawa makanan' Aku tersenyum melihat sikapnya yang menurutku lucu.

"es krim?" tanyaku heran.
"eum ma'af hanya ini yang bisa aku dapatkan didekat sini." jawabnya dengan memberikan salah satu gelas ke depanku. Aku hanya tersenyum dan segera meraih gelas itu kemudian menyuap es krim itu ke mulutku.
"manis" ucapku saat es krim itu masuk kedalam mulutku.
"kau jauh lebih manis." tiba-tiba dia berkata sambil menatap wajahku dengan senyuman yang selalu berhasil menggetarkan hatiku. Aku yang malu hanya menundukkan wajahku.
"haha jengan membuatku malu." ucapku sambil menepuk pelan bahunya.
"hah baiklah. Lagi pula aku hanya mengatakan kebenaran. Kenapa harus malu?" godanya dengan mengedipkan salah satu matanya. Dan dia berhasil membuatku salah tingkah dengan ucapannya. Aku segera melahap es krim itu lagi untuk mendinginkan wajahku yang mungkin sekarang panas karena merasa malu. Suasana menjadi diam. Aku diam diapun diam. Aku mencoba mencari topik pembicaraan di suasana ini.
"eum aku penasara bagaimana kehidupanmu selama di seoul?" tanyaku disela suapan es krim yang hampir habis.
"haaahhh tak ada yang spesial." jawabnya sambil mengangkat kepalanya menghadap langit "lagipula disana hariku habis hanya untuk merindukanmu." singgahnya sambil mengalihkan pandangannya ke arahku.
"kenapa?" ini pertanyaan bodoh yang pernah aku ucapkan. Walau aku tau jawabannya namun aku tetap merasa penasaran.
"karena kamu cinta pertamaku. Ah bukan. Kamu cinta pertama dan terakhir untukku." jawabnya dengan tetap menatapku dan kami saling bertatapan.
"eum apa kamu tak pernah berkencan dengan gadis-gadis disana?" tanyaku sambil memalingkan tatapanku darinya.
"pernah."
Aku menatapnya sekali lagi dengan wajah terkejut.
"benarkah?"
"ya"
"oh" jawabku singkat dan kembali fokus pada gelas es krim di depanku.
"hanya oh?" ucapnya tak percaya.
"ya, itu wajar kan?" jawabku seadanya.
"kau.. Kau sendiri apa pernah berkencan dengan pria lain huh?" ucapnya dengan nada sedikit kesal.
"tidak" jawabku.
"kenapa?"
"aku takut ditinggalkan. Lagi pula tak ada pria yang menginginkan gadis pemurung sepertiku. Dan siapa yang menginginkan gadis dengan berbagai masalah sepertiku? Bahkan keluargaku berantakan. Dan aku sendiri tak bisa bicara didepan banyak orang. Aku bodoh dan terlalu kekanakan." jelasku panjang lebar dengan terus menyuapkan es krim pada mulutku.
"aku menginginkanmu. Selama ini aku hanya menginginkanmu. Walau aku pernah berkencan dengan gadis lain. Tapi itu tak pernah merubah perasaanku terhadapmu. Semua tetap sama seperti saat aku pergi malam itu. Ditempat ini."
Aku hanya tersenyum kearahnya.
"aku ingin kamu jadi milikku, Clara."
"benarkah?"
"tunggu sebentar." dia mencari sesuatu didalam saku celana kirinya lalu bangkit sambil mengulurkan tangannya padaku bermaksud mengajakku berdiri bersamanya.
Aku menurutinya dan kami berjalan ke samping dekorasi. Dia berhenti disusul denganku yang sedari tadi berjalan di sampingnya sambil bergandeng tangan. Aku menatap dia yang sedang memejamkan mata dan berulang kali mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya. Setelah membuka matanya dia berbalik ke arahku dan melepas genggaman tangannya dari tanganku.
"kau kenapa?" tanyaku cemas.
Tidak menjawab dia hanya menundukkan kepalanya lalu berdiri dengan salah satu lututnya dan mengarahkan sebuah kotak merah kecil berisikan cincin dikotak itu. Aku tak tau harus bersikap seperti apa sekarang seakan tubuhku membeku disini.
Dia mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk itu kearahku. Dengan senyuman yakin dia berkata "will you merry me?"
'deg' jantungku berdetak makin kencang setelah mendengar ucapannya. Aku merasa senang hingga tak bisa berkata-kata. Yang kulakukan hanya menganggukkan kepalaku perlahan.
"jjinja?" matanya membulat dan senyuman mengembang dibibirnya.

"jjinja?" matanya membulat dan senyuman mengembang dibibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba muncul kembang api yang entah dari mana asalnya. Aku terkejut, diapun berdiri dan langsung menarikku kedalam pelukannya.
"terima kasih. Aku akan membahagiakanmu mulai sekarang." ucapnya dengan terus tersenyum tulus.
"selamaaatt" suara seseorang yang tak asing mengejutkanku. Sontak aku melepas pelukan itu.
"ayah? Ibu? Bagaimana kalian bisa disini?" ucapku bingung karena disana ada ayah, ibu dan dua orang lagi yang tak ku kenal. Aku melihat pria disampingku dan dia hanya tersenyum yang aku tak tahu apa maksud dari senyumnya.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang