Chapter 3

69 5 0
                                    

Pada pukul sembilan keesokan paginya, Sae Rin sudah bersiap-siap menunggu sang tamu. Apartemennya berkilau karena ia sudah bangun sejak jam enam untuk memastikan tidak ada debu yang menempel di sudut mana pun. Ia mengenakan setelan biru muda, blus putih, dan sepatu datar serta menyanggul rambut cokelatnya dengan gaya kuno, untuk memberikan kesan dewasa yang sangat dibutuhkannya. Sae Rin mengamati bayangannya dengan kening berkerut. Lalu, teringat kacamata yang pernah dipakainya ketika sekolah, mengeluarkannya dan menempatkannya di hidung. Ya, pikir Sae Rin puas, aku bisa dengan mudah dianggap sebagai wanita berusia tiga puluh tahun berpikir logis, bukan berarti ia akan berbohong kalau ditanya, tetapi kemungkinan besar ia tidak akan ditanya.

"Pria paling baik yang pernah kutemui," Sae Rin terus mengulang kata-kata itu kepada diri sendiri untuk meredakan ketegangan. Kalau mendapat sedikit kesempatan, ia bisa melancarkan argumentasi untuk membuatnya berada di posisi menguntungkan. Ayah Min Jae tidak akan perlu mempertahankan apertemen mahal ini demi mereka, biaya hidup Sae Rin dan Min Jae juga tidak akan seberapa dibandingkan biaya hidup Hye Rin yang selangit. Kalau pria itu bersedia menjadikan Sae Rin sebagai wali Min Jae yang sah, Sae Rin akan membuatnya menghemat banyak uang dengan berbagai cara! Please, please, please, Sae Rin berdoa, menautkan jemari sambil berjalan mondar-mandir.

Lalu ia tersadar dan bertanya-tanya bagaimana ayah Min Jae bisa berkata bahwa ia tidak akan muncul kalau ada orang lain di apartemen itu. Getaran ketakutan yang datang terlambat menjalari tulang punggung Sae Rin yang tegang. Satu-satunya cara pria itu bisa mengucapkan peringatan itu adalah kalau dia sudah mengintai apartemen ini sebelum kedatangannya dan itu gagasan yang sangat menakutkan! Sadar dirinya tidak menyukai teman-teman pria Hye Rin yang pernah ditemuinya, Sae Rin tiba-tiba merasa mual karena cemas. Min Jae memang manis tetapi ayahnya bisa saja orang yang mengerikan atau kriminal, atau keduanya!

Bel pintu berbunyi. Sambil menarik napas gemetar, Sae Rin membuka pintu. Ia mundur ketika tiga pria yang mengenakan setelan dan memiliki tubuh seperti tank berderap masuk ke ruang depan. Mengabaikan Sae Rin sama sekali, mereka terus berderap ke setiap ruangan di apartemen itu, tampaknya memeriksa apakah Sae Rin dan Min Jae memang hanya berdua. Setelah berlari seperti induk ayam yang panik ke ruang duduk tempat Min Jae berbaring tidur di sofa, Sae Rin berdiri di dekatnya sambil bergumam, "Kumohon pergilah... kumohon jangan bangunkan dia... dia akan ketakutan... aku ketakutan!"

Salah seorang dari ketiga pria itu berbicara di ponsel dan ketiganya kembali berkumpul bersama di ruang depan, sambil masih bersikap seolah-olah Sae Rin tidak terlihat. Dengan tubuh gemetar seperti daun, Sae Rin melipat tangan dan mendengar lift tiba dengan bunyi berdenting di koridor di luar pintu depan yang masih terbuka: suasananya memang sehening itu. Sae Rin mendengar bunyi langkah kaki, suara-suara pria yang berbicara, lalu seorang pria muncul di ambang pintu ruang duduk.

Pria itu tidak tampak seperti pria paling baik yang mungkin akan Sae Rin temui, tetapi Sae Rin terus menatapnya seperti orang idiot karena pria itu sangat tampan dan membuat Sae Rin benar-benar terkejut. Sae Rin tidak tahu harapan seperti apa yang dimilikinya, tetapi yang pasti ia mengira pria itu lebih tua. Bukan pria yang terlihat seolah akan bergulat sebelum sarapan, berlari maraton sebelum makan siang, mengendalikan kerajaan bisnis sepanjang sore.

"Anda Nona Shin? Tanya si pria asing sambil menatap Sae Rin dengan mata gelap berkilau dan dalam yang membuat jantung pria itu berdebar kencang seakan baru mendengar alarm kebakaran.

Sae Rin mengangguk dengan gerakan lambat. Tetapan Sae Rin beralih ke rambut hitam pria itu, struktur tulangnya yang luar biasa, warna kulit putih, hidung yang tidak terlalu mancung, mulutnya yang amat sangat indah. Pria itu benar-benar memesona, dia sangat fantastis, dan Sae Rin pasti jatuh cinta setengah mati kepadanya. Seperti yang pasti juga akan dirasakan wanita lain, pikir Sae Rin pusing, sampai ia teringat bahwa pria itu sudah menikah dan berjuang dengan malu untuk mengatasi pemikiran-pemikiran yang tidak pantas dan pribadi itu.

The Heirs Wife (Serial Sister Brides Book#1) [Complete] ✅Where stories live. Discover now