SAE RIN tersadar dengan kepala pusing. Ia terbaring di tempat tidur dalam kesejukan kamar mereka yang ber-AC dan Jimin menunduk menatapnya, raut wajah pria itu yang tirus dan gelap tampak tegang karena cemas.
Jimin menggenggam tangan Sae Rin, "Dokter pribadi ayahku, Dr. Lee, menunggu di luar."
"Tapi aku tidak perlu diperiksa dokter," gumam Sae Rin malu. "Aku bersikap bodoh. Aku berlari-lari dalam cuaca sepanas itu_"
"Mengambilkan air minum untuk orang keras kepala, yang seharusnya lebih tahu apa yang harus dilakukannya," kata Jimin dengan nada tanpa belas kasihan yang jelas. "Ayahku sama cemasnya denganku dalam hal memastikan kau menerima pemeriksaan medis yang layak. Kau mungkin demam."
Sementara Sae Rin berjuang dengan kepala pusing memikirkan apa hubungan Tn. Park dengan air minum yang dibawakannya kepada pria tua di taman, Jimin membuka pintu kepada pria yang jauh lebih tua. Jimin sepertinya ingin tetap di sana, tetapi Sae Rin mengangkat alis dan pria itu menerti isyarat tersebut lalu meninggalkan kamar. Ia bisa melihat bahwa Jimin sangat mencemaskannya dan Sae Rin merasa terharu, tetapi ia terkejut karena kegemparan yang timbul.
Dr. Lee orang yang hati-hati. Setelah menjawab sederet pertanyaan dan membiarkan dirinya diperiksa sedikit, Sae Rin melihat pria itu menuliskan catatan dengan cermat. Dr. Lee begitu tua, begitu bungkuk karena usia lanjut, sampai Sae Rin yakin ia bisa mendengar tulang-tulang jari Dr. Lee berderak.
"Tidak ada yang salah denganku... bukan?" desak Sae Rin.
"Tidak, tidak ada yang salah." Dokter itu mendongak sambil tersenyum menenangkan. "Anda sedang dalam tahap awal kehamilan. Saya merasa tersanjung melakukan diagnosa itu dan menjadi orang pertama yang menyampaikan berita tersebut."
Bibir lembut Sae Rin terbuka lalu perlahan tertutup lagi. Aku akan punya bayi? Pikir Sae Rin dalam hati. Ya, kemungkinan itu sudah terpikirkan olehnya, tapi tidak dengan cara yang serius, lebih seperti lamunan tentang masa depan. Tetapi anak mereka sudah selangkah lebih maju dan tumbuh dalam dirinya. Seulas senyum senang menghiasi bibirnya.
Dr. Lee berdehem. "Setelah anda menemui ginekolog, dia tentu akan memberi saran kepada anda, tapi karena sekarang anda pasien saya, saya akan, meminta anda untuk sangat berhati-hati. Hindari olahraga dan apa pun yang bisa membuat anda lelah. Anda hanya boleh minum air botol dan makan makanan segar. Hindari kegiatan malam hari dan tidur terlalu malam, lalu istirahat pada pagi serta siang hari..."
Sementara banjir instruksi Dr. Lee berlanjut dan sampai pada saran bahwa semua kegiatan suami istri di tempat tidur harus dihentikan, Sae Rin menatap dokter itu dengan rasa tidak percaya yang semakin besar. Sae Rin wanita sehat yang bahkan jarang terkena flu dan dokter itu mendapati dirinya berharap bahwa peraturan dokter itu akan terbukti ketinggalan zaman.
"Anda harus sangat berhati-hati karena anda mengandung calon ahli waris keluarga Park," Dr. Lee mengingatkan dengan wajah sangat serius. "Tapi karena saya yakin anda ingin kenyataan ini dirahasiakan untuk sementara waktu, yakinlah bahwa saya tidak akan mengatakan apa-apa."
Kegembiraan Sae Rin atas kehamilan itu agak berkurang karena kemungkinan malam-malam tanpa seks dan kegiatan selama delapan bulan ke depan, tetapi ia memarahi diri sendiri karena meragukan nasihat dokter. Bagaimanapun, pikirnya murung, Hye Rin tidak menjalani kehamilan yang mudah. Sepupunya terus mengalami mual-mual. Sae Rin menekan kenangan buruk itu dan memilih untuk berkonsentrasi pada bayangan bayi kecil manis yang memiliki rambut dan senyum indah Jimin..
Jimin pasti akan sangat senang ketika Sae Rin memberitahynya, tetapi ia mendapati dirinya enggan berbagi kabar tentang kehamilannya. Ia akan menemui ginekolog sebelum mengambil risiko dengan mengatakan kepada Jimin bahwa ia tidak bisa disentuh selama beberapa saat. Sae Rin yakin Jimin akan menuruti semua nasihat itu karena kata-kata Dr. Lee yang serius itu menegaskan bahwa makhluk kecil yang ada dalam rahimnya kemungkinan akan menjadi seorang pemimpin Park Enterprise suatu hari nanti. Tetapi semakin memikirkan peraturan sanga dokter, ia semakin takut bahwa si dokter sudah mengetahui sesuatu dari pemeriksaannya yang menyatakan Sae Rin mungkin berisiko mengalami keguguran.
YOU ARE READING
The Heirs Wife (Serial Sister Brides Book#1) [Complete] ✅
RomanceSINOPSIS : Setelah kematian sepupunya, Sae Rin memutuskan menjadi wali asuh Min Jae, anak sepupunya. Bagaimanapun, Sae Rin sangat menyayangi Min Jae dan sudah menjaga anak itu sejak dia lahir. Namun hati Sae Rin hancur ketika Jimin, paman Min Jae...