Jam delapan keesokan paginya, Jimin turun dari mobil dengan keponakan yang menempel padanya seperti kerang yang menempel di batu.
"Sae in?" desak Min Jae gelisah untuk keseratus kalinya sejak terbangun, "Min Jae mau Sae in."
"Sae Rin..." Jimin mengoreksi untuk paling tidak kelima puluh kalinya. "Dia ada di sini."
Staf pengasuh anak sudah berusaha mencari apa yang Min Jae maksud dengan 'Sae in', jadi apa pun bisa dicari untuk menenangkan Min Jae. Tetapi tentu saja mereka menemui jalan buntu dalam usaha untuk mengidentifikasi apa yang mereka asumsikan sebagai mainan favorit Min Jae. Tentu saja, kalau keponakannya ini terus-menerus mencari sang ibu, tidak ada kesalahpahaman semacam itu, tetapi tidak ada kata-kata seperti itu keluar dari Min Jae sejak tiba.
"Sae in..." bibir bawah Min Jae gemetar, mata cokelat besarnya digenangi air mata kekecewaan, kurangnya rasa percaya bahwa orang yang diinginkannya akan muncul terlihat jelas.
Wajah Jimin mengeras ketika teringat rasa percaya diri keponakannya yang lugu dan mudah percaya pada orang lain hampir 48 jam lalu di Inggris serta kerusakan jelas akibat pemindahan tiba-tiba dirinya dari lingkungan yang dia kenal, pelukan lengan Jimin di sekeliling tubuh anak kakaknya semakin erat. Hari yang sama di Inggris, Jimin langsung tahu begitu melihat Min Jae tersenyum kepadanya, tanpa keraguan sedikit pun, anak itu merupakan anggota keluarga Park, karena ketika Min Jae tersenyum, itu senyuman Jung Soo.
Sae Rin tidak mendengar bunyi mobil karena ketebalan dinding-dinding rumah Jimin. Setelah tertidur di sofa pada saat fajar sementara menunggu kepulangan Jimin dan berita tentang Min Jae, ia hanya meminum secangkir teh dari napan sarapan yang diantarkan kepadanya. Sambil mondar-mandir di lantai berubin mosaik itu, ia bertanya-tanya dengan cemas kenapa Jimin pergi semalaman. Apakah pria itu akan kembali?
Dengan wajah pucat dan lelah, ia melirik ke arah pintu ketika mendengar bunyi langkah kaki bergema di koridor luas di balik ruangan itu. Lalu Jimin muncul di ambang pintu. Wajahnya yang terlihat tirus dan kuat terlihat kaku, matanya yang hitam menatap Sae Rin dengan sorot mata yang sangat menusuk. Hanya ketika ia mengalihkan pandangan dari tatapan muram yang menghakimi itu dan mendapati dirinya menginginkan pria itu, barulah ia punya ruang untuk menyadari anak kecil yang diturunkan Jimin ke lantai.
Tenggorokan Sae Rin seakan tebakar dan ia tidak bisa bernapas. Untuk sesaat ia membeku di tempat karena sebelumnya merasa yakin bahwa setelah Jimin tahu siapa dirinya, pria itu tidak akan berusaha mempertemukannya dengan Min Jae.
"Sae in...?" rengek Min Jae di balik isakan ragu.
Dan Sae Rin berlari, melewati jarak enam meter dalam beberapa detik, lalu berlutut, dan menggendong serta mendekap Min Jae erat-erat. Ia nyaris tidak bisa menjaga suaranya tetap tenang ketika membisikkan kata-kata tidak jelas dengan penuh semangat untuk menghibur anak itu. Jemari kecil Min Jae mencengkeram Sae Rin erat-erat. Tubuhnya yang gemuk gemetar di tubuh Sae Rin. Sae Rin mencium dan mendekap lagi dan lagi, menjauhkannya sedikit dengan mata berkaca-kaca hanya untuk menatap anak itu. Ia bahkan bisa tersenyum di balik air matanya demi Min Jae. Ketika Min Jae mengeliat untuk mendekap Sae Rin lebih dekat, Sae Rin menatap dari atas kepala Min Jae yang berambut lurus, wajahnya basah dengan air mata lega.
"Aku tidak akan pernah bisa membalas kebaikanmu... Aku benar-benar berterima kasih. Aku tahu aku tidak pantas mendapatkan ini, tapi demi dirinya, terima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam," kata Sae Rin pada Jimin dengan gemetar.
"Aku tidak menginginkan rasa terima kasihmu," desis Jimin, tatapannya yang muram dan segelap malam itu membuat pipi Sae Rin merona. "Keponakanku di sini hanya karena dia membutuhkanmu."
YOU ARE READING
The Heirs Wife (Serial Sister Brides Book#1) [Complete] ✅
RomantizmSINOPSIS : Setelah kematian sepupunya, Sae Rin memutuskan menjadi wali asuh Min Jae, anak sepupunya. Bagaimanapun, Sae Rin sangat menyayangi Min Jae dan sudah menjaga anak itu sejak dia lahir. Namun hati Sae Rin hancur ketika Jimin, paman Min Jae...