alaska; 12

435K 30.7K 784
                                    

"ALANA!"

Para cowok yang sedang bermain basket itu langsung berhambur menghampiri Alana yang berada di pinggir lapangan dengan kondisi mengenaskan. Cewek itu tidak pingsan hanya jatuh tersungkur yang berpotensi membuat dirinya malu di tengah lapangan.

Dengan gerakan spontan Alaska membantu cewek itu berdiri. Membuat Chandra, Virgo juga Alfret yang baru saja datang dari mengambil bola bersiul menggoda. Tidak berlangsung lama, Renata dan Viona datang menghampiri mereka.

"Lo apain lagi sahabat gue?"

"Ya elah, cuma kena bola itu," jawab Chandra.

"Diem lo! gue nanya ke Alaska bukan ke lo, urus aja rambut lo itu."

"Sialan! Gue cukur rambut mampus lo, pada kemakan pesona gue."

Renata dan Viona merespon dengan gaya ingin muntah begitu pun dengan teman-teman Alaska yang lain yang berada di belakang Chandra. Bahkan, Regan dengan secara terang-terangan mengatakan 'ngayal'  kepada cowok itu.

Alana ingin tertawa saat itu tetapi, ia harus menahan akting menahan sakit di kepalanya itu agar Alaska sedikit berbagi perhatian kepadanya. Tetapi, ditolong seperti tadi saja rasanya Alana ingin lari keliling lapangan.

"Ganti rugi nih, masa iya temen gue diginiin gak terima yah gue."

"Gue juga!" timpal Renata.

"Sok pada lu, Alana aja biasa-biasa aja tuh," ujar Virgo.

"Pala lu yang biasa-biasa aja, nih kepala temen gue sakit tauk sakit. Ya kan, Lan?" tanya Renata kepada Alana dengan kedipan mata yang cepat nyaris seperti kedipan mata yang tak disengaja.

"Eh-ah ia nih gue puyeng dikit."

"Nah, kan gue bilang juga apa."

Regan ingin angkat bicara namun, Pia, ketua kelasnya datang membawa sebuah surat putih kepada mereka. Cewek dengan rambut diikat rapi itu melihat sebentar isi suratnya.

"Lo berenam dapet surat dari wali kelas lagi."

Alfret dan Virgo mendesah kesal, padahal baru saja mereka bebas dari skors dan sekarang dapat surat lagi.

"Alaska Tahta Wardana, Alfret Antonio Dirgantara, Chandra Mahardika, Putra Surya Bangsawan, Stevan Regan Orlando, Virgo Gardapati. Nih, surat kalian." Pia menyerahkan surat itu setelah mencocokan nama mereka ke tangan Alfret yang sudah menyodorkan dua tangannya.

"Bagus-bagus ya namanya tapi sayang bangsat semua," pengujaran Viona membuat Tora menjitak kepala cewek jadi-jadian itu.

"Gue anggap tadi pujian," ucap Regan kepada Viona.

Pia meninggalkan mereka semua karena malas bergabung dengan orang-orang aneh itu. Sepeninggalan Pia, Pak Agus selaku wali kelas IPA 1 memanggil keenam muridnya itu.

"Ettss jangan pergi dulu kalian, beresin masalah ini dulu baru boleh pergi, mau gue aduin sama wali kelas lo pada supaya dihukum lagi?"

Tora menyenggol bahu Alaska, memberi kode kepada cowok yang sedari tadi diam itu. "Terus mau lo apa?" tanya Alaska.

Dengan melipat kedua tangannya di depan dada Viona berkata songong, "ya lo bawa ke UKS kek, anterin pulang kek."

"Terserah, pulang gue tunggu." setelah itu Alaska pergi meninggalkan mereka memilih menemui wali kelasnya itu begitu pun dengan teman-temannya yang lain, mengikuti langkah Alaska.

"Puas lo?" tanya Virgo sebelum benar-benar pergi.

"Ya puas lah," jawab Viona bangga.

-oOo-

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang