alaska; 14

496K 31.2K 1.7K
                                    

ES teh milik Alaska telah tandas begitu saja di atas meja kantin yang sedang ia tempati bersama teman-temannya. Cairan manis tadi telah dihabiskan oleh Tora yang kelelahan setelah menjalani hukuman dari Bu Asi. Cowok dengan seragam yang sengaja dikeluarkan itu tak memarahi apalagi memukul Tora yang telah menghabiskan minuman yang baru saja ia beli. Percuma saja Alaska marah kalau minumannya itu telah sampai di dalam perut Tora.

Walaupun sedang fokus membaca pesan dari ayahnya, Alaska masih bisa mendengar bahwa Adrian menyuruh Alfret agar menyebar di grub tentang undangan pernikahan mantan ketua gengnya itu. "Mana-mana undangannya sini gue foto biar mereka pada percaya," Adrian memberikan undangan hitam dengan corak berwarna emas itu. Terdapat nama Batalyon sebagai nama tamu undagannya.

"Bilang ke mereka, yang gak dateng teraktir semua anak Batalyon di restoran depan sekolah. Oh ya, jangan lupa juga suruh mereka pake jas rapi gue gak mau yah anggota gue datangnya kayak gembel di sana. Oh satu lagi, jangan datang sendirian yah kentara amat jomblonya. Kalau bisa Fret, awalannya lo tulis 'semua syarat wajib' terus jangan lupa pake capslock biar mereka baca." Alfret memutar bola matanya malas, kalau tau seperti itu yang ingin Adrian katakan, Alfret bisa mengirim voice note saja dari pada harus menulis sepanjang ini.

"Dasar labil lo, efek Si Stepi emang nular ke elo." Adrian menjitak kepala cowok itu.

"Kerjain aja nyet."

Chandra ikut menimpali jitakkan Adrian ke Alfret, cowok gondrong itu nyengir saat Alfret akan membalasnya. Yang namanya Chandra mah sangat susah untuk sehari saja tidak menjahili orang. Setelah mengganggu Alfret cowok itu kini beralih ke Alaska, mengambil ponsel cowok itu yang kini tengah menampilkan game di layarnya, untung saja cowok itu mangambil ponsel Alaska saat cowok itu telah selesai membalas pesan ayahnya coba kalau tidak? Mungkin saja rambut gondrong Chandra sudah tidak merekat di kepalanya.

"Lo ngapain sih?"

"Like foto gue kek sekali-sekali, comment juga." Alaska mendengus mendengar penuturan Chandra.

"Sialan! Lo gak follow gue? Anjeng, lo gak follow satu orang pun?"

"Sok ngartis dia mah," Gandhi berseru dari ujung meja.

"Si Alaska udah kayak Sehun Exo aja, gak follow siapa-siapa tapi followers-nya bejibun njirr."

"Serius lo gak follow emak lu? Atau siapa pun keluarga lo?" Lagi, kelebayan Chandra membuat Alaska mendengus. Sudah tau ia tidak mengikuti siapapun di ignya. Namun kenapa cowok itu masih bertanya lagi?

"Gue aja yang bukan siapa-siapanya emak lu nge-follow dia keless. Nah elo. Ckckck." decakan dramatis Chandra tidak hanya membuat Alaska yang memutar bola mata malas namun, hingga beberapa temannya pun malah ikut seperti itu. Alaska memang sengaja tak mengikuti Bundanya. Sebab, postingan-postingan wanita itu membuat Alaska ingin menyeret wajah di aspal. Sumpah di instagramnya itu Alaska tak pernah memosting foto wajahnya satu pun namun, di instagram Bundanya malah sebaliknya, kalau bukan foto dirinya yah foto kedua saudaranya.

"Jangan bajak ig gue buat nge-follow lo." Chandra menyengir mendengar itu, padahal ia sudah berniat seperti itu tadi dan hampir melakukannya.

"Eh Chan, itu rambut loh pangkas aja tuh, jangan dateng ke pesta kalo rambut masih kayak pel rumah," ujar Adrian tiba-tiba yang membuat Chandra melotot sebal.

"Iya, iya, liat aja nanti cewek-cewek pasti bakal langsung jatuh hati ke gue," Chandra berkata dengan bangganya, cowok itu kini menyandarkan sikunya di atas bahu Alaska yang tengah duduk di sampingnya. "Ska, gue saranin yah, cepet-cepet deh lo pacarin Alana sebelum tuh cewek malah berpindah hati ke gue."

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang