"Aimee, mianhae. Saranghae. Apa kau masih percaya jika aku mengucapkan ini dengan tulus?" Ucap namja di sebelah Aimee tanpa menatap yeoja di sampingnya. Menurutnya untuk saat ini Coffee di tangannya lebih menarik.
"Aku ingin percaya. Namun Aku tak sanggup mempercayai kata yang baru saja terlontar dari bibirmu itu. Kau datang ke hidupku dan pergi meninggalkanku. Aku seperti orang gila mengunci diriku di kamar dan tak makan berhari-hari. Aku di kucilkan saat di sekolah dan selalu mengingat mu agar dapat menyelamatkan ku seperti saat itu. Walau aku tahu kau tak akan datang. Kau tahu? aku begitu bodoh. Aku kira mencintaimu seperti mimpi indah. Namun, itu salah mencintaimu seperti mimpi buruk." Monolog Aimee setelah tak bicara saat bertemu dengan Jimin.
Ia mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini telah dipendam selama sekian tahun.
Jimin, namja itu menoleh rasa teriris benda tajam terasa di hatinya. Ia menyesal. Namun penyesalan selalu datang di akhir. Ia ingin selalu bersama yeoja itu dulu. Tapi Tak ada jalan lain selain menjauhinya.
"Apa kau membenciku?" Tanya Jimin masih betah menatap Coffee di tangannya.
"Ne." jawab aimee singkat.
"Walau begitu. Kau pasti masih mempunyai rasa untukku kan?"
"Ya. Ada aku sangat membenci mu." jawab aimee walaupun ia tahu bahwa sebenarnya lain rasa itu yang Jimin tanyakan.
Jimin kembali terhenyak. Sebegitukah yeoja yang dicintainya membencinya?
Jika Jimin bertanya seperti itu. Maka jawabannya adalah TIDAK!!! Aimee masih mencintainya walaupun hanya sedikit. Karena hatinya telah jatuh saat melihat pemuda bergigi kelinci saat bangun di pagi hari."Ya. Aku tahu kau sangat membenciku. Mianhae. Atas segala nya. Aku tak bisa selalu bersamamu agar kau tak terluka. Jadi aku pergi dari mu. Tapi kau harus tahu aku berbicara denganmu ini butuh keberanian." ucap namja tampan itu tetap menatap coffenya.
"Benarkah berapa lama?" Tanya aimee melihat ke arah namja di sampingnya.
"4 tahun." ucap jimin lirih seraya menatap Aimee yang juga menatapnya. "4 tahun. Aku mengawasimu agar mereka tak melukaimu. 4 tahun aku merindukanmu. Aku menyesal telah membuatmu menangis dan bersembunyi di belakang namja itu. Dan aku bahagia namja itu yang bersama mu. Dari dulu sampai sekarang dia mencintaimu dengan tulus." Ucap Jimin sedangkan Aimee mencoba mencari kebohongan di mata itu namun nihil Tak ada sedikitpun kebohongan di sana.
Aimee masih tak mengerti siapa mereka dan dia di ucapan cinta pertamanya itu.
"Mianhae." Ucap jimin pergi dari sana.
Sebenarnya dia tak ingin pergi. Tapi jika ia tak pergi. Dia takut Aimee berada di tempat yeoja itu sebagai...., tumbalnya.
Tak lama setelah Jimin pergi seorang pria datang kearah Aimee.
Jungkook membuka matanya perlahan. Kepalanya sangat pusing seperti di tusuk dengan ribuan jarum.
Kelopak matanya perlahan terbuka menampilkan bola kecil bewarna hitam pekat di sana.
"Aimee."
Nama itu yang pertama kali terucap di pikirannya saat membuka matanya.
Di liriknya jam di sampingnya 10:30 itu yang ditunjukkan oleh jam putih di sana.
Cepat-cepat ia bangkit dan menuruti undakan anak tangga. Langkah nya terhenti ketika melihat pria paruh baya yang lagi sarapan bersama istrinya di temani oleh pelayan rumah yang berdiri menemani majikannya makan. Ada yang mengganjal seorang pria muda juga ikut makan bersama mereka. Apa jungkook mengenalnya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Nochu [Lengkap]
Fanfictionwhen i lost him, I try to find him. And withot me knowing it, You are him. You never leave story present by_@mphi03 Sheyla tiara -Dont copy my story-