Prolog

4.2K 120 17
                                    

Sinai menari-narikan sepuluh jarinya di atas tuts piano, Menciptakan denting yang syahdu di dengar. Menyayat hati para penonton yang mendengarnya.

Rigi----- kakaknya melihatnya dengan penuh pandangan bangga. Adiknya yang begitu sangat ia sayangi mampu mencapai cita-citanya semenjak dulu.

Gadis kecil yang sekarang sudah menjelma menginjak dewasa, sepertinya. Dulunya yang masih cengeng minta dibeliin ini,itu sekarang sudah jarang. Menjadi gadis mandiri.

Di atas panggung sana Sinai memakai gaun putih dengan lengan sebahu, membuat Sinai semakin memancarkan aura cantiknya.

Tatapan matanya terlihat jelas sendu, sangat terbawa intuisi yang diciptakan sendiri.

Tatapan sedih, kelu, kecewa, bahagia semuanya bisa terlihat jelas oleh Rigi. Yang mengingatkan dirinya akan luka masalalu mereka.

Suara tepukan tangan, menyeret kembali Rigi ke depan panggung. Sinai memberinya senyum tulus. Tentu saja, naluri saudara di dalam dirinya langsung menghampirinya.

Kini kedua saudara tersebut berhambur ke dalam pelukan hangat. Yang membuat para penonton lain terharu, iri melihatnya secara bersamaan.

-----------------------------------

Welcom to Azalea.

 Sinaillaya Jani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinaillaya Jani

 Sinaillaya Jani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rigi Jani.

Enjoy
Maafkan aku yang sangat labil ini, post ulang.
Tinggalkan jejak ya👌🏻 Tungguin kelanjutannyaaaa

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang