10

7.6K 138 6
                                    

Willo mengerjapkan matanya. Menyesuaikan dengan cahaya matahari yang masuk di kamarnya.

"Hhh it's saturday."

Lirihnya sambil matanya terus menatap langit-langit putih kamarnya yang di tempeli bintang-bintang glow in the dark. Udara di sekitarnya ia tarik banyak-banyak sampai memenuhi rongga dadanya.

Banyak hal yang ia pikirkan belakangan ini. Tapi, pagi ini hal-hal itu hilang. Ia bahkan tidak tau apa yang akan dia lakukan setelah bangun dari tempat tidurnya.

Ting!

Dia melirik ponsel yang berada di nakas samping tempat tidurnya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Kenop pintu diputar dari luar dan pintu terbuka lalu menampilkan seorang yang membuat pupil matanya melebar.

"Selamat pagi Willo."

Wanita itu diam saja dengan wajah bingung luar biasa. Orang yang menyapanya itu berjalan mendekati ranjang Willo dengan senyum yang mengembang dan nampan berisi roti panggang dan segelas susu.

"Untuk apa kau kemari?"

"Tentu saja untukmu."

"Letakkan makananya di meja, lalu keluarlah."

"Aku tidak mau."

"Aku harap kau tidak keberatan kalau aku memanggil petugas rumah sakit jiwa kesini."

"Astaga. Itu sungguh kekanakkan, Willo."

Tangannya mengambil ponsel yang ada di samping tempat tidurnya lalu dengan cepat Raymond merampasnya.

"Tidak ada rumah sakit jiwa. Tidak ada acaman. Tidak ada telfon."

Willo hanya menyipitkan matanya menatap pria yang menyebalkan dihadapannya itu.

"Cepat bangun dan mandi. Aku mau mengajakmu ke suatu tempat."

Willo tidak bergeming. Wajahnya tetap menatap Raymond dengan ekspresi bingung.

"Aku tau aku tampan nona Willo. Aku menyuruhmu mandi, bukan memperhatikanku dengan mata bulatmu itu."

"Hey! Apa dia baru saja menyuruhku? Astaga! Bahkan Dady saja tidak pernah berani melakukannya." Willo yang jengah mendengarnya hanya memutar bola matanya kesal. Demi Tuhan dia sangat menyebalkan!

"Ayo cepat mandi!"

Akhirnya Willo menuruti permintaan pria itu dengan setengah hati. Hari ini hari Sabtu. Ayolah, harusnya dia bersantai di atas tempat tidurnya, menonton film atau baca novel erotis romantis kesukaannya atau apapun asal di dalam kamar.

Willo turun dari tempat tidurnya lalu berjalan gontai menuju kamar mandi. Sementara itu Raymond menelusuri seisi kamar Willo yang di dominasi warna putih dan hitam dengan tempat tidur king size dan foto Willo di atas tempat tidurnya dengan ukuran yang lumayan besar B&W.

Raymond berjalan ke deretan bingkai yang diletakan tidak beraturan di atas meja. Banyak sekali foto yang ada disana. Mulai dari Willo bayi hingga sekarang dengan ekspresi datar walapun ia yakin itu adalah hari bahagianya.

Raymond menemukan satu foto Willo dengan eskpresi yang berbeda. Di foto itu ada seorang laki-laki yang merangkul bahu Willo mesra dan mencium keningnya sayang. Di dalam foto itu wajah Willo sangat ceria memamerkan gigi putihnya melihat kamera.

MASOCHISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang