14

3.2K 63 6
                                    

Tok!
Tok!
Tok!

"Nona"

Willo yang masih mengantuk hanya bergumam, tapi percuma saja karna kamarnya yang besar dan pintunya yang jauh dari ranjangnya, orang yang ada di luar kamarnya tidak mendengar gumaman Willo tersebut. Jadi dia harus sedikit berteriak untuk menjawab ketukan pintu tersebut.

"Masuk." Teriaknya dengan suara khas orang bangun tidur.

Perempuan setengah baya itu masuk dengan takut-takut. Pasalnya dia takut mengganggu majikannya saat sedang tidur.

Willo masih memejamkan matanya. "ada apa Lucy?"

"Umm... Itu... Ada yang menunggu nona di bawah."

"Siapa?"

"Tuan Jeremy."

"Jam berapa sekarang?"

"07:30 pagi nona."

Willo menarik napasnya dalam-dalam saat mendengar nama laki-laki itu. Ya Tuhan! Ini hari minggu! Orang gila macam apa yang bertamu pada jam setengah delapan pagi pada hari minggu. Sinting!

"Setengah jam lagi aku akan turun."

"Baik nona."

Perempuan bernama Lucy itu langsung keluar dari kamar Willo. Sementara majikannya langsung bangkit dari tidurnya dan bergegas untuk mandi. Dengan berat hati Ia mandi di hari minggu dan setelah itu dia bersiap-siap untuk menemui tamunya.

Jeremy yang sedang asik bermain ponsel langsung menoleh ketika mendengar suara langkah kaki dari belakang tubuhnya. Dia melihat wanita yang dari tadi Ia tunggu.

"Hai." sapa Jeremy dengan senyum sumringah.

Willo hanya membalas dengan senyum seadanya. Dia kesal tapi bagaimanapun dia harus bersikap ramah pada Jeremy.

"Selamat pagi"

"Apa yang membawamu kemari pagi-pagi, Jeremy?"

"Um... Aku mau mengajakmu sarapan di luar. Kau mau?"

"Um..."

Belum sempat Willo menjawab, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Lucy langsung berjalan ke arah pintu tersebut dan membukanya.

Sosok laki-laki muncul dari balik pintu tersebut dan membuat Willo kaget. "Ada apa ini? Kenapa banyak sekali yang mengacaukan hari minggu-ku yang agung? Demi Tuhan! Ini sangat menyebalkan."

Melihat laki-laki itu masuk ke dalam rumah, dia punya ide untuk menolak ajakan Jeremy. Willo langsung mendekati laki-laki itu dan tersenyum ramah kepadanya.

"Hai. Kau sudah datang? Aku menunggumu dari tadi."

Laki-laki di depannya terkejut dengan sikap Willo yang tidak biasa. Lucy dan Jeremy yang melihat itu pun terkejut. Bagaimana bisa seorang Willo tersenyum ramah dengan orang lain seperti itu dan nadanya pun terdengar manja.

Gila! Ini sangat langka!

"Kita jadi pergi, kan?"

Laki-laki tersebut masih dalam kebingungannya. Ada apa sebenarnya? Apa yang membuat Willo seperti ini?

Dia pun mengalihkan pandangannya dari Willo dan menangkap laki-laki yang sedang mematung melihat mereka berdua.

'Ah... Ternyata ini yang membuat Willo seperti ini.' laki-laki tersebut menyadari situasinya dan langsung mengerti apa yang harus dia lakukan.

Laki-laki itu langsung menarik pinggang Willo untuk mendekat ke arahnya. Lalu mencium bibirnya.

Willo yang mendapat serangan tiba-tiba itu pun terkejut dan sangat tidak lucu kalau dia menolak karna dia yang lebih dulu memulai drama ini.

Dia pun langsung membalas ciuman laki-laki itu singkat.

"Raymond, tamuku sedang ada disini." Ucap Willo lembut dan membuat laki-laki yang di panggil "Raymond" itu terkejut. Sebab, baru pertama kali Ia melihat Willo seperti ini.

"Ah... Maaf aku tidak lihat ada orang disini. Kita jadi kan fitting baju pernikahan kita hari ini?" ucap Raymond dengan tersenyum.

Jeremy hanya mematung menyaksikan adegan yang barusan. Dia pun terkejut luar biasa dengan apa yang baru dilihatnya dan di dengarnya. 'Willo akan menikah? God!' pikirnya.

Wilo membelalakan matanya terkejut.  Ingin rasanya menampar laki-laki di hadapannya kini karna telah berbicara yang tidak-tidak.

Lucy pun sama terkejutnya dengan Jeremy dan Willo. Sebab, yang dia tau majikannya itu bukan orang yang mau memikirkan hal semacam itu. Menikah? No!

Willo tersenyum getir. Ludahnya sulit sekali dia telan seperti ada balok raksasa di tenggorokannya.

"Ah... Iya. Aku lupa. Hari ini ya? Ha ha ha. Hahahahhaaha" Willo merutuki dirinya sendiri. Pasalnya dia sangat bodoh untuk urusan yang seperti ini. 'sialan kau Raymond!'

"Pasti kau terlalu banyak memikirkan aku, ya?" ucap Raymond dengan senyum kemenangan.

Willo hanya tersenyum mendengar kalimat yang terlontar dari mulut laki-laki dihadapannya. 'iya. Aku memikirkan untuk membunuhmu, keparat sialan!'

"Dia...?"

"Ah... Dia Jeremy. Anaknya teman Daddy." Willo memperkenalkan.

Raymond mengulurkan tanganya untuk bersalaman dengan Jeremy. Dengan seeikit kesal, Jeremy menjabat tangan laki-laki di depannya.

"Raymond, calon suami Willo." Willo menarik napasnya dalam-dalam supaya tidak menampar manusia keparat yang memprkenalkan dirinya sebagai calon suaminya.

Haii readers!!! Mon maap yaa karna jarang update. Sibug banget mikirin kelanjutannya. Tp gak bakal di gantungin koo. Serius deh. Luv u all ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Oiya. Aku juga mau tau dong knp kalian suka banget sama cerita ini?

MASOCHISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang