"Selamat pagi Willo."Willo menyipitkan matanya lalu membelalak kaget melihat objek pertama saat dia membuka mata.
"Kau?!"
"Bagaimana tidurmu?"
"Kenapa kau masih disini?"
"Aku sudah bilang, kan. Aku akan bertanggung jawab."
"Ya, kau akan bertanggung jawab kalau aku hamil. Aku bahkan tidak tau bagaiamana kedepannya."
"Tetap saja. Aku akan memastikan kau baik-baik saja Willo."
"Astaga! Kau tidak perlu repot begitu Raymond."
"Kamar pribadi yang ada di dalam tempat kerjamu, lumayan."
Willo hanya diam saat kedua bola mata Raymond mengelilingi ruangan pribadinya.
"Dan seperangkat alat BDSM itu..."
"You know who am I."
"Ya... Ya... Ya. Aku masih tidak percaya kau seorang masokis."
Willo hanya memutar bola matanya. Lalu melilitkan selimut ke tubuhnya yang telanjang.
"Aku mandi duluan." ucapnya sambil berjalan menahan sakit di kemaluannya.
"Biar aku bantu."
Raymond mengangkat tubuh Willo tanpa persetujannya dan membuat Willo terkejut bukan main.
***
"July, tolong bawakan pakaian pria keruanganku."
"Iya nona. Apa ada lagi?"
"Ah, tolong siapkan sarapan juga untuk 2 orang."
Willo menutup telfonnya dan terkejut saat tangan yang kekar itu memeluknya dari belakang.
"Jauhkan tanganmu dariku, tuan."
"Wow... Wow... Wow... Kita baru saja melewatkan malam yang panjang bersama. Kau ingat Willo? Atau mau kuingatkan lagi?"
"Aku harus memeriksa dokumen dulu. Kau disini saja sampai bajumu datang." ucapnya tanpa ekspresi sambil mengancingkan blazernya.
"Tidak usah repot. Aku akan pulang kerumah setelah ini."
"Aku tidak terima penolakan."
Raymond memutar bola matanya dan mendesah "well... Aku akan disini."
"Kau boleh pergi kalau kau sudah sarapan."
"Astaga. Iya! Aku akan pergi setelah mendapat persetujuan darimu. Kau puas nona Willo?"
"Good man."
"Ah... Bilang saja kalau kau masih mau lebih lama denganku."
Willo langsung meninggalkan ruangan itu lalu tinggalah Raymond di kamar. Sendirian. Dengan hanya celana dalam dan bertelanjang dada. Menatap langit-langit kamar dan menghirup aroma Willo dalam-dalam.
Baru saja dia ingin memejamkan matanya, namanya dipanggil. Itu Willo.
"Ini bajumu."
Raymond langsung bangkit dari tempat tidur lalu mengambil baju yang ada ditangan Willo.
Jas hitam, kemeja maroon, dasi hitam, celana bahan hitam panjang, sepatu hitam mengkilat dan sekotak celana dalam. Astaga!
'Wow! Apa wanita ini gila? Dia membelikanku celana dalam juga dan ini merk ternama!'
KAMU SEDANG MEMBACA
MASOCHIST
Losowe"Kau berdarah... Dan aku suka." bisik Willo tepat di telinga pria itu dan pria itu hanya bisa meringis sambil mencengkram tangannya sendiri yang terikat.