"Semoga pertemuan kita hanya sebatas berpapasan saja, karna kesan pada awal kita jumpa sudah membuatku muak terhadapmu."
- Jinny -
"Awal jumpa denganmu adalah hari tersialku, namun ada hal lain yang terkesan indah. Sialku hanya untuk ucapan darimu, sedangkan hal yang terindah adalah pertemuan kita yang selanjutnya."
- Jai -
Selamat membaca 😍😍...
__________________
Flashback...Sebelum tragedi hati dimulai.
Hari ini adalah hari pertama Jinny masuk di sekolah barunya dan juga hari pertama diadakannya Masa Orientasi Siswa atau yang biasa disingkat menjadi MOS. Jinny buru-buru melangkah karna jika terlambat ia bisa terkena hukuman dari para seniornya.
Saat sudah memasuki sekolah, Jinny kembali memeriksa peralatan MOS-nya takut jika nanti tak lengkap.
Semuanya ada, batinnya.
Jinny mengedarkan pandangannya, para siswa baru tengah berkumpul di lapangan. Ia bergegas melangkah, namun tanpa sadar seseorang yang juga sedang terburu-buru bertabrakan dengannya, jadilah Jinny tersungkur di tanah.
"Lo gak papa kan? Gue minta maaf ya," ucap pria yang menabraknya tadi seraya menyodorkan tangannya pada Jinny.
Jinny mendengus sebal seraya menepis tangan pria itu, ia menatap nanar seragamnya yang habis kotor terkena tanah yang agak sedikit becek. Setelah itu ia mendongak dan menatap lelaki di hadapannya itu, sengit.
"Lo kalo jalan pake mata dong!" ucap Jinny, kasar.
"Jalan pake kaki kali bukan pake mata. lagian ya, gue udah minta maaf sama lo," jawab pria di depannya.
"Lo enak tinggal minta maaf, lo liat nih baju gue, kotor kayak gini," ucap Jinny yang mulai geram.
"Ya, itukan masalah lo. Lo nya aja tadi yang jatuh gak liat-liat," ucap pria itu tak acuh. Entah sengaja atau tidak, yang jelas kini ia mulai memancing emosi seekor macan.
Jinny mulai mengepalkan tangannya, "Lo nyolot ya jadi orang!" sentaknya seraya menunjuk wajah pria itu.
"Ganteng kali maksud lo," ucap pria itu seraya tersenyum manis. Ia berusaha tetap tenang walaupun kini wanita di depannya terlihat sangat garang.
"Cih, muka kayak pantat badak gitu lo bilang ganteng, jijik tau gak!" sentak Jinny lagi.
Pria didepannya mulai tersulut emosi. "Cih, sok ngehina kayak lo cantik aja!"
"Gue gak sok ya, dan satu hal lagi, gue emang CANTIK!" tegas Jinny, seraya menekankan kata 'Cantik'.
"Jadi cewek gak usah kepedean deh!" ucap pria itu seraya memutar kedua bola matanya. Dalam hati ia memgakuinya, perempuan didepannya ini memang cantik, muka naturalnya bisa membuat siapapun jatuh cinta.
"Gue ngomong apa adanya tuh!"
"Kalo mimpi gak usah ketinggian mbak, kalo jatuh sakit tau gak!"
"Makanya kalo punya mata tuh dirawat baik-baik, biar bisa lihat cewek cantik kek gue,"
"Apa perlu gue siram pake air comberan? biar lo sadar, muka pas-pasan ini," cibir lelaki itu.
Jinny semakin tersulut emosi, tak henti-hentinya ia membalas ucapan dari laki-laki asing itu. Dan begitulah mereka terus berdebat tentang hal yang sama sekali tak penting tanpa memperdulikan waktu yang habis terbuang percuma.
"Hentikan!!!"
Seorang senior yang dari tadi menatap mereka jengah, akhirnya angkat bicara.
Mereka terdiam.
"Kalian berdua silahkan maju kedepan," perintah senior tadi.
Mereka pun menurut dan maju ke depan panggung disertai pandangan memuja dari para siswa dan siswi. Jelas saja, si wanita cantiknya membahana sedangkan si pria sangat mempesona, perpaduan yang cocok untuk membuat seluruh siswa terkagum-kagum.
"Sudah terlambat, membuat keributan lagi. Silahkan sebutkan nama kalian," perintah senior itu, ia berlagak sok galak, namun matanya tak lepas dari wajah Jinny.
Mereka mengangguk dan mulai memperkenalkan diri mereka masing-masing.
"Nama saya, Hijai Alvin Firmansyah," ucap pria yang akrab disapa Jai itu.
Gue bakal catet nama lo sebagai list cowok yang paling menyebalkan. Selamanya gue bakal benci sama lo.
"Nama saya, Jinny Salsabila Givana." susul Jinny.
Jadi nama lo Jinny. oke, gue bakal catet dan simpen itu dipikiran gue. Dan satu hal lagi, gue gak bakal berhenti gangguin hidup lo, selamanya.
***
😊 : semoga bagus aja deh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinjai Couple (Tamat)
Teen Fiction[Tamat] ________________________ "Dia wanitaku, dan dia adalah cinta pertamaku." Jinny salsabila givana, mengira hidupnya akan baik baik saja saat masuk SMA nanti, namun pemikirannya tentang kedamaian terhempas sangat jauh saat ia dipertemukan d...