2. Hukuman Bersama

3K 273 13
                                    

Sekalinya pembawa sial, tetep aja pembawa sial.

- Jinny -

***

Jinny berjalan ke kelasnya dengan langkah yang lesu. Dia sangat tak mood hari ini, semalaman ia begadang untuk menonton film drakor kesukaannya, tapi ending yang tak diharapkan terjadi. Sang tokoh utama yang notabenenya adalah fans-nya pada akhir episode malah meninggal, sungguh menyebalkan. Bahkan niatnya untuk balas dendam pada Jai lenyap sudah karna mood-nya yang buruk.

Jinny masuk ke kelas dan langsung mendudukkan pantatnya di bangku.

"Lo kenapa Jinn?" tanya Sasya kala mendapati sahabatnya yang menekuk kini tengag mukanya, sampai tak enak dipandang.

Jinny menggeleng pelan, bahkan untuk mengeluarkan suaranya saja ia malas. Sasya hanya mengangguk mengerti, jika sudah begini pasti Jinny tak ingin di ganggu, ia paham betul.

"Adawww!!" Jinny menjerit saat sebuah penghapus menimpuk kepalanya.

Jai si pelaku tertawa sangat keras.

Jai sialan! umpat Jinny dalam hati.

Jinny berdiri dari bangkunya dan hendak membalas Jai, namun Jai sudah duluan berlari ke luar kelas.

"Woy Jailani jangan kabur lo kampret!" umpat Jinny.

Dan akhirnya Jinny berlari mengejar Jai. Terjadilah aksi kejar-kejaran yang sering muncul di sinetron yang sering Jinny lihat. Jai terus berlari tanpa berhenti. Jinny mulai kehabisan napasnya, namun karna sudah terlanjur jengkel ia tak akan memaafkan Jai.

Jai pasrah, kini dihadapannya tinggal tersisa tembok pagar yang tinggi, entah apalah nanti balasan yang akan diterimanya dari Jinny, ia pasrah saja.

"Nah mampus lo!" ucap Jinny.

Jai menghela napasnya kasar. Jinny bergerak maju lalu menjewer telinga Jai. Sedangkan Jai, hanya mengadul dan mengikuti saja kemana Jinny akan pergi.

Jinny berjalan ke arah kantin, masih dengan menjewer telinga Jai. Kini keduanya menjadi pusat perhatian siswa dan siswi yang tengah berada di kantin karna jam kosong. Apa peduli Jinny, yang penting Jai mendapat balasannya.

"Sakit elah!" desis Jai.

"Emang gue pikirin," balas Jinny ketus.

"Berenti napa, telinga gue bisa copot nih. Kagak ganteng lagi nanti mah,"

"Masalah buat gue?" Jinny tersenyum sinis.

Jai diam, ia pasrah sudah, salah siapa ia menganggu macan yang sedang tidur.

"Tuh sana, lo pesenin gue minum. Yang dingin, gak pake lama," perintah Jinny.

Jai hanya mengangguk. Sedangkan Jinny duduk dengan santai di bangkunya. Namun ketika tersadar, ia memukul jidatnya pelan, ia bolos jam pertama, dan itu adalah jam pelajaran Pak Rudi, guru terdisiplin di sekolah ini, mati sudah, nasibnya tak akan baik lagi hari ini.

Jai datang membawa pesanan Jinny lalu menyerahkannya kasar.

"Tuh minuman lo!" ucapnya ketus. Setelah mengatakannya, Jai duduk di hadapan Jinny, ia membuka penutup botol lalu mulai meneguk minumannya sendiri.

"Kemarin lo ditembak cewek ya?"

"Uhuk.. uhukk..."

Jai tersedak, semua orang pun tau jika kemarin ia habis ditembak oleh adik kelas yang cantik, namun ia kaget karna Jinny yang menanyakan itu langsung kepadanya, padahal biasanya ia ogah-ogahan membahas sesuatu jika itu menyangkut Jai.

Jinjai Couple (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang