Perlahan namun pasti.
-JinJai-
***
Jai menyusuri koridor kelas X dengan perasaan gembira, sesekali ia bersenandung ria. Suaranya itu cukup bagus, untuk ukuran seorang Jinny, namun untuk para siswi lain, suara Jai itu memukau, menusuk hingga kerelung hati terdalam, sungguh sangat lebay.
"Pagi kak," sapa salah satu siswi yang berpapasan dengan Jai di koridor.
"Pagi juga.." balas Jai seraya tersenyum manis.
"Ya ampun, sapaan gue dibales,"
"Lo liat kan tadi? Senyumnya manis banget,"
"Gila! pagi-pagi udah sarapan yang manis-manis,"
"Bisa kena diabetes akut tuh,"
"Gue sih bukan lagi diabetes, udah kena pelet akut!"
"Yakali, emang ada ya yang namanya pelet akut?"
"Ada tuh, kena pelet senyum manisnya kak Jai,"
"Unch unch kak Jai,"
"Senyumnya bikin gue meleleh,"
Jai yang mendengar beberapa pujaan dari para adik kelasnya hanya tertawa renyah. Digoda adik kelas, sudah biasa. Wajar saja jika seperti itu, mengingat akan fans-nya yang sudah beranak pinak bahkan sudah memiliki club sendiri.
"Kak Jai.."
Jai menghentikan langkahnya, ia sudah tahu siapa yang tengah menyapanya itu, namun ia seakan enggan untuk membalikkan badannya.
Mawar kini berjalan memdekati Jai dan lamgsung memeluk lengan lengannya, manja.
"Kak Jai kenapa sih ngehindarin mawar terus ?" tanya Mawar, sok manja.
Jai berdecih pelan lalu menarik kasar tangannya, kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Mawar sendiri.
Mawar tak berenti sampai disitu ia terus berusaha mengejar dan menggandeng tangan Jai, walaupun sudah dihempaskan beberapa kali.
"Kak Jai ke kantin yuk," ajak Mawar seraya menarik paksa tangan Jai.
Pandangan Jai tak sengaja menangkap sosok Jinny, buru-buru ia melepaskan tangannya yang di pegang oleh Mawar dan melangkah pergi menyusul Jinny.
Mawar yang ditinggal pergi hanya memberengut, kesal akan kelakuan Jai.
"Gue gak akan nyerah kak, ini baru permulaan," gumamnya.
Sementara, Jai kini sudah mensejajarkan langkahnya dengan Jinny, ia tau bahwa perempuan di sampingnya ini merasa risih dan tak suka, namun mau bagaimana lagi, Jai hanya mengikuti kemauan hatinya.
"Hai kecebong.." sapa Jai.
Jinny mendengus pelan.
"Masih pagi, gak usah mulai cari gara-gara deh," ujar Jinny, agak sedikit kasar. Itu karna untuk hari ini saja, ia sedang tak mau berurusan dengan Jai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinjai Couple (Tamat)
Teen Fiction[Tamat] ________________________ "Dia wanitaku, dan dia adalah cinta pertamaku." Jinny salsabila givana, mengira hidupnya akan baik baik saja saat masuk SMA nanti, namun pemikirannya tentang kedamaian terhempas sangat jauh saat ia dipertemukan d...