Gue usil, gue nakal. Itu semua karna di mata gue lo itu beda.
- Jai -
***
Jinny tengah asik memakan bekalnya di kelas, nasi goreng spesial buatan Mamanya yang tersayang. Sendok demi sendok ia suapkan ke mulutnya, ia tak ingin buru-buru. menurutnya, salah satu kasih sayang seorang Ibu dapat ia rasakan melalui masakan yang dibuat oleh Mamanya.
"Wih enak tuh, bagi dong," Jai mengambil tempat duduk di samping Jinny dan segera merampas bekal Jinny lalu melahapnya hingga habis.
Jinny yang dari tadi diam pun akhirnya tersadar, ia merampas kemabali kotak bekalnya lalu melihat isinya. Kosong, dengan hati yang panas Jinny menatap Jai.
"Lo apa-apaan sih!" ucap Jinny jengkel.
"Gue laper," balas Jai, santai kayak di pantai.
"Trus, harus gitu lo ambil bekal gue?" tanya Jinny ketus. Jelas, baru saja setengah dari bekal itu yang Jinny makan, tapi si monyet kampret di sampingnya ini merebut dengan seenaknya, memang dasar manusia tidak punya perasaan.
"Masakan mama lo enak, gue suka,"
jawab Jai, setelah itu ia melenggang menuju tempat duduknya tanpa merasa berasalah sedikitpun.Jinny mengepalkan tangannya.
Jai sialan. Umpatnya dalam hati.
Dari arah lain, Sasya memasuki kelasnya dengan terburu-buru, ia mendekati Jinny lalu mulai mengatur napasnya, setelah merasa lebih baik ia membuka suaranya.
"Lo dipanggil sama Pak Teo," ucap Sasya.
"Kenapa?" tanya Jinny.
Sasya mengangkat bahunya. "Mana gue tau, buruan sana," ucap Sasya. Lalu setelah itu ia mulai menduduki bangkunya.
Jinny mengangguk mengerti dan segera pergi menemui guru pembinanya itu.
Sasya menepuk jidatnya pelan, ia melupakan satu hal lagi.
"Woy, Jailangkung !" panggilnya namun yang di panggil tak menoleh sama sekali.
"Woy, Hijai budeg!" lanjut Sasya, ia merasa sangat kesal karna Jai yang seolah bersikap tak acuh.
Jai menoleh, ia mengangkat satu alisnya.
"Lo juga dipanggil tu sama Pak Teo, buruan!" ucap Sasya.
Jai hanya membalasnya dengan anggukan lalu ia berjalan menyusul Jinny.
Dari tempatnya berjalan, Jai dapat melihat Jinny yang tak jauh di depannya, sebuah ide jahil terlintas di otaknya. Jai menambah kecepatan jalannya, lalu dengan sengaja menjegal kaki Jinny. Saat Jinny akan terjartuh, dengan sigap Jai menangkap tangannya.
"Kalo jalan pake mata dong," ucap Jai.
Jinny mendengus kesal lalu menghempaskan tangan Jai.
"Bilang aja kalo Lo mau modus sama gue!" ucap Jinny seraya tersenyum sinis.
"Najis! ngapain gue modus-modusan sama cewek yang modelnya kayak lo? Mustahil!" ucap Jai seraya berjalan mendahului Jinny.
Jinny menghentakkan kakinya di latai, ia sangat kesal demgan Jai. Dengan cepat Jinny menyusul langkah Jai lalu balas menjegal kakinya, namun kali ini ia tak menangkap tangan Jai, sehingga Jai pun tersungkur di lantai.
"Mamam tu lantai," ejek Jinny, setelah itu ia berlari ke ruangan Pak Teo sambil tertawa.
Jai yang masih berada dilantai pun tertawa hambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jinjai Couple (Tamat)
Teen Fiction[Tamat] ________________________ "Dia wanitaku, dan dia adalah cinta pertamaku." Jinny salsabila givana, mengira hidupnya akan baik baik saja saat masuk SMA nanti, namun pemikirannya tentang kedamaian terhempas sangat jauh saat ia dipertemukan d...